Ajaib.co.id – Apa pun pekerjaan atau profesinya semua orang berkesempatan untuk berinvestasi. Tidak harus memiliki pendapatan besar, bahkan bagi para pekerja harian seperti Gojek driver. Kuncinya ada di bagaimana mengelola keuangan dengan baik dan benar.
Pengemudi ojek online bukan lah suatu pekerjaan idaman, namun kebanyakan orang memilih menjadi driver ojek online sebagai pekerjaan sampingan atau sementara sambil mencari pekerjaan yang lebih baik. Bagi seorang pengemudi ojol, tidak mudah bekerja di jalanan yang penuh dengan risiko.
Kecelakaan lalu lintas hingga pembegalan atau perampokan jadi risiko yang harus dilalui. Belum lagi menghadapi penumpang terkadang menuntut lebih dan dengan mudahnya memberikan rating rendah untuk beberapa pengemudi yang bersikap kurang mengenakkan.
Pilihan Investasi bagi Driver Ojek Online
Namun, dengan risiko sebesar itu rasanya tidak sepadan dengan pendapatan yang diterima setiap harinya. Rata-rata pemasukan Gojek driver dalam sehari bisa mencapai Rp100.000-Rp250.000 tergantung dari kondisi dan jumlah jam pengemudi.
Pendapatan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, hanya akan habis untuk konsumsi sehari-hari saja. Maka dari itu, supaya penghasilan tersebut tidak sia-sia, ada baiknya diinvestasikan terlebih dahulu sedikit demi sedikit mengingat jumlahnya yang tidak menentu.
Lalu bagaimana menyisihkan penghasilan yang per harinya hanya sebesar Rp100.000-250.000 untuk berinvestasi bagi para Gojek driver?
Jawabannya tentu bisa, asalkan punya komitmen kuat dan disiplin dalam menjalaninya. Salah satu jenis investasi yang dapat dijadikan opsi bagi driver ojek online adalah reksa dana. Alasannya karena variasi produknya sangat beragam dan minimal investasinya pun relatif terjangkau, mulai dari Rp10.000 sudah bisa mulai investasi reksa dana.
Biar lebih jelas, mari kita lihat gambaran skema investasi reksa dana seorang Gojek driver dari menyisihkan penghasilannya tiap bulan.
Misalnya, seorang driver ojek online memiliki modal awal sebesar Rp100.000 dan hanya bisa menyisihkan per harinya Rp10.000. Maka dalam sebulan ia bisa mengumpulkan Rp300.000. Lalu secara rutin membeli reksa dana setiap bulan selama tiga tahun terakhir (2018-2021).
Apabila dari dana investasi awal Rp100.000 tersebut diinvestasikan ke dalam reksa dana campuran, Danakita Investasi Fleksibel yang dikelola oleh PT Danakita Investama, maka hasilnya dapat dilihat seperti di bawah ini.
Dari modal awal investasi yang sudah dikumpulkan selama tiga tahun mencapai Rp10.800.000. Namun, uang tersebut tidak akan berhenti sampai di situ saja karena ada nilai pertumbuhan sebesar 23,5%, sehingga hasil investasi reksa dana selama tiga tahun mencapai sekitar Rp12.130.029.
Nilai tersebut jadi passive income yang bisa digunakan untuk membeli motor baru, tabungan pendidikan anak, atau sebagai modal usaha jika sudah tidak ingin menjadi Gojek driver lagi.
Dari simulasi di atas bisa jadi gambaran seorang driver ojek online yang hanya memiliki pendapatan harian tetap bisa memperoleh nilai tambah dengan berinvestasi di reksa dana. Jika diperhatikan, imbal hasil yang diterima pun jauh lebih besar dibandingkan menabung di bank.
Kenapa Bisa Begitu?
Reksa dana merupakan wadah untuk mengumpulkan atau menghimpun dana dari masyarakat sebagai pemodal (investor). Dana yang terkumpul itu selanjutnya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi, mulai dari obligasi, saham, ataupun deposito.
Reksa dana juga bisa jadi salah satu alternatif investasi menarik bagi pemodal, khususnya investor yang punya modal minim dan tidak punya banyak waktu serta keahlian menghitung sendiri risiko dari investasinya.
Reksa dana ini sangat cocok untuk para Gojek driver yang ingin menyisihkan uangnya untuk menabung dalam bentuk investasi. Daripada uangnya hanya di tabung di bank saja, lebih baik diputar lagi untuk menghasilkan nilai tambah.
Meski begitu, untuk mendapatkan kenyamanan dalam berinvestasi, pastikan terlebih dulu apa tujuan keuangan kamu di masa depan dan bagaimana profil risiko kamu.
Tips Mengelola Keuangan Bagi Gojek Driver
Umumnya hambatan utama seseorang dalam berinvestasi adalah pengelolaan keuangan. Bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap mungkin tidak terasa sulit mengatur keuangan untuk dialokasikan antara kebutuhan sehari-hari dan tabungan. Dengan penghasilan yang pasti, tentu akan sangat mudah membagi porsi kebutuhan yang stabil.
Akan tetapi bagi para pekerja harian, seperti Gojek driver dan pengemudi ojek online lainnya mengatur keuangan jadi hal yang sulit. Bagaimana agar gaji harian dapat dikontrol dengan baik adalah membuat strategi tersendiri dan menerapkan mindset positif.
Karena tidak sedikit para driver ojek online ini yang punya mindset salah, yakni kalau besok bisa dapat duit lagi, uang yang didapat sekarang bisa dihabiskan. Nah, pola pikir ini yang harus diubah bahwa meski penghasilan yang didapat setiap hari, tetap harus dipisah-pisahkan sesuai posnya masing-masing. Uang tersebut bisa disisihkan untuk tabungan, dana darurat, investasi, dan lain-lain.
Apabila para Gojek driver ini tahu seberapa besar pengeluaran mereka setiap bulannya, maka mereka bisa menentukan target penghasilan yang harus dicapai secara harian. Jika sudah mengetahui pos-pos pengeluaran, akan membantu mengontrol besaran uang yang harus dikeluarkan di tiap-tiap pos tersebut.
Hal lainnya yang tak kalah penting yaitu memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan agar tahu pengeluaran apa saja yang harus didahulukan. Kita harus tahu kebutuhan primer atau pokok yang musti dipenuhi apa saja terutama yang sifatnya wajib, seperti bayar kontrakan, cicilan motor, asuransi, dan lain sebagainya.
Setelah seluruh pengeluaran bisa di-breakdown, maka kita bisa tahu berapa penghasilan yang harus didapatkan dalam waktu 1 bulan. Pada intinya pekerjaan sebagai driver ojek online sekalipun bisa untuk berinvestasi dengan penuh komitmen dan mendisiplinkan diri.