Analisis Saham

Bedah Saham AVIA, Produsen Cat Paling Top di Indonesia

saham-avia

Ajaib.co.id – Cat Avian, produk cat dekoratif paling top di Indonesia, baru saja menggelar IPO pada awal Desember 2021. Bagaimana prospek saham cat terkemuka asal Jawa Timur ini? Mari kita bedah fundamental saham Avian bersama-sama.

Profil Emiten AVIA

Berdiri sejak 1978, PT Avia Avian bergerak dalam bidang industri dan perdagangan cat. Perusahaan kini memiliki dua pabrik cat yang beroperasi aktif dengan kapasitas total 200 juta kilogram per tahun.

Portofolio produk Avian terbagi menjadi lima, yakni cat dinding, cat kayu dan besi, cat antiair, produk perawatan kayu, serta solusi arsitektur lain (cat atap, semen instan, pelapis dll). Merek terpopulernya antara lain Avian Cat Kayu dan Besi, Avitex Cat Tembok, dan No Drop – Cat Pelapis Anti Bocor.

Merek Avian merupakan market leader dalam industri cat dan pelapis dekoratif di Indonesia, dengan total pangsa pasar sekitar 20% per tahun 2020. Dua pemain besar lain dalam industri yang sama adalah Nippon Paint asal Jepang dan AkzoNobel asal Belanda.

PT Avia Avian juga memiliki 5 entitas anak dan penyertaan lain secara langsung maupun tak langsung. Kelimanya yaitu PT Solusi Rumah Praktis (SRP), PT Tirtakencana Tatawarna (TKTW), PT Tirtakencana Batamindo (TKB), PT Multipro Paint Indonesia (MPI), PT Bangun Bersama Solusindo (BBS).

PT Avia Avian melaksanakan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 Desember 2021 dengan kode saham AVIA. Harga penawaran perdana senilai Rp 930 per saham.

Harga saham AVIA langsung anjlok pasca-IPO. Pergerakan harga saham kemudian beranjak lagi, tetapi saat artikel ini ditulis (22 Desember 2021) masih tertahan pada Rp910 per lembar. AVIA memiliki market cap sebesar Rp56,38 triliun.

PT Avia Avian Tbk merupakan salah satu bisnis milik keluarga taipan Tanoko (grup Tancorp). Kepemilikan sahamnya terbagi diantara PT Tancorp Surya Sentosa (39,69%), PT Wahana Lancar Rejeki (35,23%), Archipelago Investment Private Limited (9,00%), Robert Christian Tanoko (2,43%), Rony Tanoko (1,82%), Rudi Tanoko (1,82%), dan masyarakat (10,01%).

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

Laporan keuangan AVIA per 31 Desember 2020 menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dengan baik dan memiliki rasio utang yang kecil.

Berikut ini rangkuman kinerja laba dan komponen laporan keuangan utama lainnya selama 2018-2020 (dalam miliar rupiah):

 IV/2020IV/2019IV/2018
Total Aset5.870,894.947,435.052,60
Total Liabilitas1.186,25728,31642,48
Total Ekuitas4.684,634.219,114.410,11
Penjualan Neto5.731,265.669,735.122,17
Beban Pokok-3.205,89-3.324,24-2.926,42
Laba Bruto2.525,372.345,492.195,75
Laba Usaha1.447,761.284,291.301,83

Dari rangkuman tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa AVIA menghasilkan penjualan dan laba yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Fluktuasinya cenderung minim meski di tengah krisis pandemi.

Kita juga dapat pula menyimpulkan lima rasio utama sebagai berikut:

–      Net Profit Margin (NPM): 19,82%

–      Return on Equity (ROE): 24,25%

–      Return on Asset (RoA): 19,35%

–      Debt Equity Ratio (DER): 2,32%

–      Current Ratio: 383,49%

Data-datanya terbilang cemerlang. Apalagi perusahaan ini telah eksis selama lebih dari empat dekade. Dapat disimpulkan bahwa AVIA memiliki fundamental keuangan yang mantap.

Prospek Bisnis AVIA

Manajemen AVIA meyakini prospek industri cat akan sangat baik. Permintaan atas berbagai produknya mengalami kenaikan sebesar 15% selama tahun 2021, meskipun berhadapan dengan pandemi yang berkepanjangan.

Manajemen pun menargetkan pertumbuhan double digit untuk pendapatan dan laba bersih tahun 2022. Ekspektasinya, kebutuhan cat bakal meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.

Untuk mencapai target, manajemen AVIA mencanangkan beberapa strategi:

–      Pembangunan pabrik ketiga AVIA di Cirebon akan menambah kapasitas produksi sebesar 100 ribu-200 ribu metrik ton per tahun.

–      Memaksimalkan layanan penjualan ke lebih dari 52.625 toko rekanan, selain juga via PT Tirtakencana Tatawarna yang telah memiliki 101 pusat distribusi di seluruh Indonesia.

Belanja modal untuk pendirian pabrik ketiga juga termuat sebagai salah satu tujuan alokasi dana hasil IPO AVIA.

Kesimpulan tentang Saham AVIA

IPO AVIA mencetak rekor impresif. Jumlah penawaran mencapai Rp10,95 triliun, sehingga pendaftaran saham ini merupakan IPO sektor cat terbesar nomor satu se-Asia dan nomor dua sedunia. Di Indonesia, AVIA juga menjadi IPO ketiga terbesar pada tahun 2021 setelah Bukalapak.com (BUKA) dan Mitratel (MTEL).

Dengan antusiasme yang sedemikian tinggi pada penawaran perdana, mengapa harga saham AVIA justru anjlok setelah IPO? Beberapa faktor ikut andil dalam hal ini.

Pertama, valuasi saham AVIA pada harga IPO tergolong mahal (PBV sekitar 4x). Kedua, perusahaan cat Avian tidak bergerak dalam bidang teknologi yang sedang booming, melainkan industri yang lebih “tradisional”. Selain itu, kondisi pasar dan makro yang masih kurang kondusif akibat pandemi juga turut berpengaruh.

Terlepas dari faktor-faktor tersebut, saham AVIA layak masuk ke dalam watchlist untuk investasi jangka panjang. Alasannya:

–      AVIA memiliki fundamental dan kinerja yang sudah terbukti tangguh selama berpuluh-puluh tahun.

–      AVIA berstatus sebagai pemain besar di bidangnya.

–      AVIA sudah mampu menghasilkan laba secara konsisten.

–      AVIA memiliki rasio utang yang rendah.

–      AVIA memiliki jaringan yang luas dan pangsa pasar yang potensial bertumbuh.

Mungkin terlalu terburu-buru untuk membeli saham AVIA saat baru saja IPO. Namun, kamu dapat menunggu hingga pergerakan harga kelak mencapai momentum yang tepat untuk mengoleksinya dalam portofolio.

Artikel Terkait