Milenial

Batu Akik Go Global Lagi di 2020 Berkat Inovasi Ukiran Kujang

Sumber: Detik

Ajaib.co.id – Kerajinan batu akik adalah salah satu seni kerajinan tertua Indonesia. Sejak kapan masyarakat Indonesia mulai terpesona oleh keindahannya, juga tak ada data pastinya. Namun mirip dengan seni kerajinan antik lainnya seperti batik, keris, dan wayang, nasibnya sering hampir terlupakan oleh Milenial seperti kamu.

Para penggiat seni tanah air sering mencoba untuk membantu meremajakan lagi pesona bebatuan sepuh yang awalnya akrab dengan dunia klenik ini. Caranya lewat menggagas beragam tren baru, dari fashion hingga kesehatan, agar lebih relevan dengan kebutuhan dan minat Milenial dan dunia.

Dunia? Kalau di dalam negeri saja popularitas batu akik timbul tenggelam, mungkinkah bisa hype di luar negeri? Telusuri artikel Ajaib ini untuk mengetahui lebih lanjut ya.

Batu akik Go International Lagi

Awalnya, batu akik kecubung, bacan, topaz dan ratusan keluarga akik lainnya dicintai karena keindahan warna, corak dan kisah cerita legenda yang menyertainya. Cerita-cerita itu begitu misterius sehingga membius calon pembeli (yang mungkin memang sudah terpesona keindahannya) untuk segera membelinya.

Setelah sempat booming besar-besaran di 2010-2014, seni kerajinan ini meredup selama hampir 5-6 tahun lamanya. Namun, seperti dilansir oleh Luthfiana Awaluddin di finance.detik.com pada 23 Januari 2020 lalu, di tangan dingin pengrajin akik berusia 42 tahun – Kijang Natandang, nilai seni batu alam ini melakukan lagi come back-nya dengan go global hingga ke Eropa, Amerika dan seputaran Asia.

Tak lagi cuma mengandalkan pesona keindahan alamiah yang disempurnakan lewat teknik pemolesan, ataupun rangkaian kisah cerita misterius yang mulai terasa agak basi, kunci sukses come back go global akik kali ini adalah inovasi kreativitas Kijang, seorang seniman akik yang mengukir batu kesayangannya menjadi miniatur Kujang – keris tradisional Jawa Barat.

Kisah sukses Kijang ber-akik miniatur Kujang bermula saat seorang atase KBRI mengumumkan sayembara mencari karya seni tradisi dan benda unik yang akan dipamerkan di Sudut Seni Budaya Sunda dan sejumlah pameran di London, Inggris.

Memutuskan untuk mencoba keberuntungannya dengan mengikuti sayembara itu, Kijang pun mengirimkan sample karya miniatur akik Kujangnya. Inovasi kreatifitas yang unik dan segar itu membuat karya akik Kijang lolos seleksi, dan terpilih untuk dipamerkan di kota asal Big Ben itu.

Begitu dinyatakan lolos seleksi, Kijang diberi waktu 1 minggu untuk membuat beberapa miniatur akik Kujang. Saat deadline, Kijang berhasil merampungkan 9 karya terbaiknya, yang tak lupa disertainya juga dengan beberapa lembar kartu nama.

Semuanya langsung ‘terbang’ go global, berkeliling dari Westminster London hingga Oxford. Hasilnya, dari 9 miniatur akik Kujang hanya laris 2 unit, dan tersisa 7 buah. Meski tak spektakuler, Kijang tetap merasa bersyukur dan puas.

Tak disangka, selang beberapa hari kemudian ia dikontak oleh seorang pembeli dari Arizona, Amerika, yang tertarik pada miniatur akik Kujang buatannya, berikut dengan sejarah dan filosofinya. Hal itu membuat Kijang tersadar tentang betapa dunia Barat sangat menghargai keindahan seni yang diperkaya nilai budaya asli berbagai bangsa di dunia.

Akik miniatur karya Kijang sejak itu mulai diminati warga asing, dan sejumlah pesanan dari luar negeri berdatangan. Selain Amerika, hasil karya Kijang bahkan sukses menembus pasar Singapura, Perancis, Argentina hingga Jepang.

Sampai sekarang Kijang sibuk melayani pesanan rutin dari luar negeri, termasuk yang berupa ukiran batu akik berbagai bentuk, bukan hanya miniatur Kujang. Kijang pun bahkan diminta untuk memenuhi pesanan kerajinan batu akik berbentuk kalung Hokage, seperti yang diberikan Tsunade kepada Naruto, yang dipesan oleh para penggemar film Naruto. 

Peranan Program UMKM Juara dari Provinsi Jawa Barat tak dapat dipisahkan dari kesuksesan terobosan inovatif seni kerajinan batu akik Kijang. Ia mengakui telah mendapat banyak pendampingan dan pencerahan selama 6 bulan mengikuti pelatihan di sana.

Masukan yang diterimanya meliputi strategi produktivitas, inovasi dan ekspansi pasar. Memadukan semua itu, suksesnya pemasaran go global kerajinan akik Kijang adalah hasil dari kegigihan mempertahankan potensi komersil batu akik, yang disertainya dengan nilai tambah inovasi seni ukir batu yang jadi keahliannya.

Di saat pengrajin akik lain putus asa di tengah meredupnya pamor, Kijang malah memaksa dirinya untuk berpikir kreatif dalam menggunakan keterampilan seninya. Mengamati adanya kejenuhan pasar lokal dan global terhadap kerajinan cincin batu akik ala pelawak Tesi dan para pejabat ini, ia berkeyakinan bahwa ide menjadikan batu itu sebagai karya ukiran berbagai bentuk akan mampu mengembalikan popularitas pesonanya.

Asal Mula Pesona Batu Akik

Hampir seluruh masyarakat Indonesia kenal batu ini. Batu yang digolongkan sebagai jenis batu mulia (gemstone) atau batu setengah mulia (precious stone) ini sering dibicarakan dan mudah ditemui di mana-mana.

Sumber penambangannya berlimpah hampir di seluruh wilayah Nusantara, begitu pun keterampilan seni kerajinan perhiasan dan batu cincinnya. Seperti dilansir oleh jabar.tribunnews.com, Kemala Wijayanti – ahli teknik geologi

menjelaskan bahwa batu akik sebetulnya mineral yang terwujud dari proses pembentukan magma. Warna dan coraknya yang beragam disebabkan oleh perbedaan ikatan kimia, tempat pembentukan, kedalaman tanah, dan suhu pembekuannya.

Setelah puluhan tahun cuma dianggap sebagai properti pejuang klenik, kegemaran masyarakat mengoleksi dan menggosok batu ini pernah mendadak mewabah lagi hingga bertahun-tahun setelah Presiden SBY menghadiahi Presiden Obama dengan cincin batu akik Belacan Hijau di tahun 2010.

Peristiwa ini berhasil mengangkat nilai jual kerajinan ini secara signifikan. Tak sedikit masyarakat Indonesia yang setelah peristiwa itu jadi demam membeli dan mengoleksinya hingga bernilai ratusan juta bahkan lebih, seperti para selebriti, pejabat dan ahli spiritual.

Setelah Thanos pun nggak begitu sukses mengangkat popularitas cincin akik lewat aksi antagonis epiknya, perlu ide-ide segar untuk mempopulerkan keindahan batu ini kembali.

Jika pengrajin batu akik lainnya segera menyusul Kijang dalam hal kreativitas dan inovasi, rasanya batu akik akan mudah kembali come back dan merebut hati kamu serta pecinta akik sedunia. Lebih dari sekedar barang jajaan penuh dongeng di sepanjang trotoar jalan.

Kalau kamu tergolong pecinta seni kerajinan dan budaya, menjadikan akik miniatur Kujang bisa jadi salah satu instrumen investasi jangka panjang yang bagus, asalkan kamu tetap mengembangkan kinerja portfoliomu dengan platform investasi yang berintegritas seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum.

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena terdaftar resmi dan diawasi oleh OJK juga IDX, serta mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintech News Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Sumber: Kijang Bikin Batu Akik Tembus Amerika hingga Eropa dan Sejarah Asal Mula Batu Akik, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait