Bisnis & Kerja Sampingan

Baru Bangun Usaha? Ini Cara Menghitung Biaya Produksi

cara-menghitung-biaya-produksi

Ajaib.co.id – Memulai usaha baru tentunya bukan hal yang mudah dan sederhana. Perlu persiapan dan pemahaman khusus dalam memulai bisnis. Salah satunya dengan memahami bagaimana cara menghitung biaya produksi.

Mengapa ini penting untuk dipahami? Karena untuk pelaku usaha, memerhatikan segala aspek yang berkaitan dengan proses produksi itu sangat penting dan mendasar. Dengan tujuan supaya proses produksi berjalan baik dengan menghindari hambatan. Ini sebagai upaya untuk membuat bisnis bisa berkelanjutan.

Sebagai informasi biaya produksi ini diperlukan dalam setiap bisnis yang sedang dijalankan. Khususnya bagi perusahaan yang bisnisnya memproduksi barang atau memberikan layanan (service).

Biaya produksi ini sebaiknya memang direncanakan sebelum sebuah proses produksi dilakukan. Sehingga bisa menghitung sejumlah biaya produksi yang dibutuhkan termasuk memperkirakan kebutuhan atau unsur yang ada di dalamnya.

Memahami Biaya Produksi

Bagi sebuah perusahaan melakukan kegiatan produksi baik produksi barang maupun jasa untuk kemudian dijual kembali dan menghasilkan keuntungan. Dalam menjalankan kegiatan ini agar tercapai tujuan tersebut memerlukan biaya produksi yang sebijak mungkin bisa ditekan. Dengan harapan agar bisa mencapai tujuan bisnis yang sudah ditentukan.

Biaya produksi ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada proses produksi perusahaan tersebut. Pada umumnya biaya tersebut berupa bahan baku, overhead pabrik hingga biaya tenaga kerja atau pekerja. Ketiga hal tersebut merupakan unsur yang penting dalam proses produksi sebuah bisnis.

1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Bahan baku langsung merupakan bahan yang berbentuk fisik. Untuk kemudian diproses menjadi bagian barang jadi. Bahan baku juga bisa dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara sederhana dan ekonomis.

2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

Tenaga kerja adalah orang yang mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Tenaga kerja juga bisa menggabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi barang tersebut.

3. Overhead Pabrik (Factory Overhead)

Hal ini berkaitan dengan unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran. Pada laporan keuangan, overhead pabrik biasanya dimasukkan ke dalam biaya manufaktur. Hal tersebut tanpa menggabungkan dengan unsur bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dalam proses produksi.

Adapun banyaknya biaya overhead pabrik akan memengaruhi biaya yang akan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Di antaranya berupa adanya biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan mesin dan reparasi.

Kemudian ada biaya amortisasi dan depresiasi, biaya air dan listrik pabrik, asuransi pabrik, hingga biaya operasi.

Jenis-Jenis Biaya Produksi

Mengelompokkan biaya produksi sebelum melakukan perhitungannya sangat penting dilakukan oleh perusahaan. Sehingga bisa mengetahui jenis pengeluaran yang dibutuhkan selama proses produksi sebuah barang atau produk.

1.   Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan pengeluaran yang jumlahnya tetap artinya tidak akan mengalami perubahan. Walaupun adanya peningkatan atau penurunan volume produksi barang. Karena sifatnya yang pasti, maka bisa dianggarkan secara tepat pada tiap produksinya.

Biaya tetap memiliki jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksi. Selain itu, biaya tetap ini tidak akan mengalami peningkatan yang melonjak meskipun proses produksi tengah padat. Alhasil bisa meningkatkan output dari proses produksi.

2.      Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel ini besarnya sangat bergantung pada output produksi. Saat produksi barang tengah tinggi, maka di saat yang bersamaan biaya variabel juga mengalami peningkatan.

Adapun biaya variabel ini diperlukan hanya pada saat proses produksi berlangsung. Sehingga menjadi dasar untuk pengeluaran per unit yang akan dilaporkan oleh perusahaan. Contoh jenis biaya variabel yang dibutuhkan pada proses produksi ialah pembelian bahan baku.

3.      Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata ini adalah biaya per unit yang diperoleh dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya ini diperlukan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi di kemudian hari.

Pasalnya, untuk mengetahui biaya produksi per unit bisa diketahui melalui memperhitungkan biaya rata-rata ini. Sehingga perusahaan bisa menentukan besaran laba atau keuntungan bisnis yang ingin diperoleh dari biaya rata-rata tersebut.

4.      Biaya Marjinal

Biaya marjinal adalah pengeluaran tambahan yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi oleh perusahaan. Perusahaan pun bisa mengetahui jumlah output maksimal yang sekiranya mampu diperoleh selama proses produksi dengan cara menambahkan biaya marjinal ini.

Untuk menghitung biaya marjinal caranya menambahkan biaya variabel pada saat proses produksi. Selain itu, perusahaan juga bisa mengaitkan biaya tetap dengan biaya marjinal saat memproduksi output tambahan.

5.      Biaya Total

Biaya total didapatkan dengan penggabungan biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total ini sebagai informasi mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama sebuah proses produksi dilakukan.

Kemudian, biaya total ini bisa diperhitungkan saat perusahaan sudah mempunyai output. Misalnya, output tersebut berupa pakaian jadi yang siap untuk dijual. Menghitung biaya total ini harus dilaksanakan pada setiap periode produksi selesai agar bisa segera dilaporkan.

Cara Perhitungan Biaya untuk Produksi

Di bawah ini rumus perhitungan production cost yang biasa digunakan:

material biaya bersifat langsung + biaya untuk tenaga kerja langsung + overhead pabrik + biaya tenaga kerja tak langsung

Berikut adalah bagaimana cara dalam menghitung biaya produksi sebuah perusahaan.

Misalnya saja perusahaan Sentosa Jaya bergerak di bidang fashion tepatnya pakaian jadi, dalam kurun waktu satu bulan perusahaan bisa memproduksi sebanyak 10.000 produk pakaian jadi. Pengusaha pun memasarkan produknya melalui dua toko besar dan e-commerce secara online.

Pada proses produksi 10.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:

Rp160.000.000 dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku

Rp60.000.000 untuk gaji karyawan

Rp40.000.000 untuk endorsement

Rp30.000.000 untuk launching produk yang mengundang media

Rp24.000.000 digunakan untuk fasilitas kuota internet

Rp12.000.000 untuk biaya transportasi produk ke dua toko besar tersebut

Rp20.000.000 pengemasan (packaging) produk.

Rp6.000.000 digunakan sebagai pengeluaran di gudang penyimpanan.

Kemudian, usai ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp352.000.000 dan dibagi dengan 10.000 unit. Dengan hasilnya biaya rata-rata produksi atau average cost per satu buah barang sebesar Rp35.200.

Artikel Terkait