Saham

Ramai Dibicarakan, Apa Manfaat Saham Blue Chip?

Ramai Dibicarakan, Apa Manfaat Saham Blue Chip?

Ajaib.co.id – Dalam dunia investasi saham, saham blue chips adalah salah satu yang paling banyak dibicarakan dan diperebutkan. Namun sebagai investor pemula yang baru saja mulai belajar soal pasar modal, mungkin kamu bertanya-tanya apa manfaat dari saham blue chip itu sebenarnya?

Jawabannya hanya satu yakni memiliki saham blue chip berarti peluang keuntungan yang lebih besar. Tak ada investor yang tidak ingin meraup keuntungan sehingga semua pasti berkeinginan untuk membelinya. Hanya saja memang saham unggulan ini relatif mahal dibandingkan jenis saham lainnya.

Dengan demikian, kamu butuh modal lebih besar untuk berinvestasi dan membeli saham blue chip ini. Harga saham blue chip sendiri tidak selalu naik, ada kalanya harganya turun sebagai bagian dari fluktuasi pasar. Namun hal ini dianggap wajar karena kinerja perusahaan sendiri masih terbilang positif.

Biasanya saham unggulan ini dimiliki oleh perusahaan besar dengan kinerja yang stabil dan terkenal di pasaran. Banyak yang merekomendasikan untuk membeli emiten ini untuk menjadi saham pertamamu karena memang tingkat risikonya lebih rendah.

Keuntungannya mungkin tidak terlalu menjanjikan jika kamu menilai dari sudut pandang trading saham. Hanya saja sebagai investasi dengan jangka waktu panjang maka jenis saham ini adalah sebuah pertaruhan yang bagus karena perusahaan tersebut memiliki keuntungan yang besar dan stabil. Dengan demikian, dividen yang kamu terima selaku investor juga cukup menjanjikan.

Kamu bisa mengetahui daftar saham blue chip di BEI (Bursa Efek Indonesia) dari berbagai sumber. Meski demikian, biasanya anggota daftar ini tidak berubah terlalu signifikan. Umumnya yang kerap masuk dalam daftar emiten unggulan ini adalah saham perusahaan BUMN atau konsumsi dengan nama besar yang sudah sangat dikenal publik. Beberapa diantaranya yakni BCA, Jasa Marga, Waskita, dan Unilever.

Apa itu Saham Blue Chip?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai saham blue chip, apakah kamu sudah memahami apa itu aham blue chip? Ini adalah sebutan yang diberikan kepada saham biasa (common stock) perusahaan yang memiliki beberapa karakteristik kuantitatif dan kualitatif. Istilah “blue chip” berasal dari permainan kartu Poker di mana warna chip permainan tertinggi dan paling berharga adalah warna biru.

Tidak ada kesepakatan universal tentang apa, tepatnya, yang merupakan saham blue chip, tetapi secara umum saham atau perusahaan blue chip memiliki beberapa karakteristik berikut.

Saham blue chip memiliki catatan kuat tentang penghasilan yang stabil selama beberapa dekade. Selain itu, saham ini juga memiliki catatan panjang yang sama tentang pembayaran dividen (pembagian hasil) tanpa gangguan kepada pemegang saham biasa. 

Saham ini memberikan dividen yang selalu tumbuh jumlahnya kepada para pemegang saham pada tingkat yang sama, yang secara substansial, lebih dari tingkat inflasi. Dengan begitu pendapatan pemilik meningkat setidaknya setiap dua belas bulan bahkan jika dia tidak pernah membeli saham lain.

Pemegang saham blue chip menikmati pengembalian modal yang tinggi, terutama yang diukur dengan laba atas ekuitas. Perusahaan ini juga memiliki laporan keuangan yang sangat baik, terutama jika diukur dengan hal-hal seperti rasio cakupan bunga dan keragaman dari lini produk perusahaan. 

Perusahaan blue chip juga secara teratur melakukan pembelian kembali saham ketika harga saham relatif menarik dibandingkan dengan pendapatan pemilik.

Sesungguhnya, perusahaan blue chip lebih besar daripada perusahaan biasa, yang sering kali diukur dengan nilai kapitalisasi pasar saham dan nilai perusahaan. Perusahaan blue chip juga memiliki semacam keunggulan kompetitif utama yang membuatnya sangat sulit untuk menggeser pangsa pasar dari mereka.

Keunggulan ini bisa jadi dalam bentuk keunggulan biaya yang dicapai melalui skala ekonomi (economies of scale), nilai waralaba di benak konsumen, atau kepemilikan aset yang secara strategis penting seperti ladang minyak dan lainnya.

Obligasi perusahaan ini juga dinilai memiliki peringkat investasi dengan peringkat terbaik dari yang terbaik yaitu peringkat Triple-A atau AAA. Umumnya saham perusahaan juga masuk dalam daftar LQ45.

Karakteristik Saham Blue Chip

Bagi kamu yang masih bingung mengenali saham blue chip, di bawah ini adalah beberapa karakteristik saham yang bisa kamu temui di dalam perusahaan berstatus saham blue chip.

1. Memiliki kapitalisasi besar

Saham blue chip merupakan saham dari perusahaan besar dengan laba yang stabil. Di mana, besar dan kestabilan ini harus bisa dibuktikan juga dengan modal dan asetnya, serta kapitalisasi pasarnya atau harga perusahaan jika dijual secara utuh.

Kapitalisasi bisa dihitung dengan cara mengalikan harga saham dengan jumlah lembar saham yang beredar di pasaran. Perusahaan dengan kapitalisasi besar biasanya ketika kapitalisasinya mencapai Rp10 triliun ke atas. Sedangkan, jika kapitalisasinya antara Rp500 miliar hingga Rp10 triliun, maka sahamnya dikategorikan sebagai saham lapis dua, dan untuk kapitalisasi di bawah Rp500 miliar akan masuk lapis tiga.

2. Telah eksis lama di bursa

Lamanya sebuah saham di bursa tidak menjadikan saham tersebut tiba-tiba jadi blue chip. Namun, jika perusahaan sudah masuk di bursa saham telah lama dan mengalami peningkatan laba dan perkembangan yang signifikan, maka saham ini bisa jadi saham blue chip.

3. Ramai diperdagangkan

Ramai diperdagangkan bisa disebut juga “likuid”. Sehingga, banyak investor perorangan atau lembaga yang memiliki dan memperdagangkan saham ini. Saham-saham kategori blue chip juga selalu masuk ke daftar teraktif di bursa.

Jika kamu pernah mendengar istilah LQ45, nah ini adalah indeks saham likuid, dan rata-rata ada saham blue chip yang masuk ke dalam indeks tersebut.

4. Saham dari perusahaan yang jadi market leader

Tolak ukur ini bisa jadi cara mudah menentukan sebuah saham itu bisa dikatakan blue chip atau tidak. Misalnya saja Astra (ASII), atau PT Telkom (TLKM). Keduanya adalah perusahaan yang jadi market leader di sektornya. Produk-produk mereka kerap digunakan masyarakat.

5. Membagikan Dividen dengan Konsisten

Karakteristik lainnya adalah selalu memberikan dividen konsisten. Dividen sendiri adalah laba yang dihasilkan perusahaan tersebut, kemudian diberikan kepada pemegang saham dalam kurun waktu 10 tahun secara konsisten. Tiap tahunnya perusahaan tersebut memberikan laba sebagai bentuk apresiasi atas dukungan pemegang saham. Hal inilah yang membuat saham perusahaan tersebut layak dikategorikan sebagai saham blue chip.

Manfaat Saham Blue Chip Bagi Investor Pemula

Manfaat saham blue chip tidak hanya bisa dirasakan oleh para investor kelas kakap. Kamu yang saat ini baru mengambil langkah awal dalam dunia saham juga bisa merasakan manisnya keuntungan saham unggulan ini. Ada berbagai keunggulan memiliki saham ini dalam portofolio saham milikmu.

Investor yang memilih berinvestasi dalam saham blue chip dikenal memiliki reputasi sebagai orang yang membosankan, lamban, dan bahkan mungkin sedikit ketinggalan zaman. Hal ini bukan tanpa alasan, jenis saham ini memang sangat disukai oleh investor kaya dan lembaga keuangan yang solid. Sebagian besar investor, menginginkan saham dalam bisnis yang tidak hanya mereka pahami. Tetapi juga yang memiliki catatan profitabilitas terbaik selama beberapa generasi, dan blue chip tentu saja sesuai dengan deskripsi tersebut.

Diukur dalam periode yang panjang, saham blue chip telah mencetak uang yang cukup signifikan bagi investor yang gigih bertahan melalui banyak kondisi, baik maupun buruk seperti inflasi dan deflasi. Saham-saham blue chip sering kali diabaikan oleh investor yang lebih kecil, padahal jenis saham ini telah lama berada dalam portofolio investasi pensiunan, yayasan nirlaba, serta kaum 1% teratas dan kelas kapitalis.

Alasan Saham Blue Chip Populer di Kalangan Investor Kaya

Salah satu alasannya adalah karena saham ini cenderung bertambah dengan tingkat pengembalian yang dapat diterima. Biasanya antara 8 persen dan 12 persen rata-rata per tahun secara historis dengan dividen diinvestasikan kembali, dekade demi dekade.

Alasan lainnya adalah karena mereka menawarkan pelabuhan yang relatif aman selama bencana ekonomi. Investor yang kurang berpengalaman atau investor dengan dana terbatas biasanya tidak terlalu memikirkan hal ini karena mereka hampir selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan cara yang instan.

Cara seperti ini jarang berakhir dengan baik. Pasar akan runtuh. Kamu akan melihat kepemilikan saham kamu turun dalam jumlah besar, apa pun jenisnya.

Alasan lain yang mendukung saham blue chip relatif aman adalah bahwa saham yang membayar dividen cenderung turun lebih sedikit saat pasar jatuh. Selain itu, blue chip yang menguntungkan kadang-kadang mendapat manfaat dalam jangka panjang dari masalah ekonomi karena mereka dapat membeli pesaing mereka dengan harga yang menarik.

Terakhir, investor kaya, profesional dan sukses cenderung menyukai saham blue chip karena stabilitas dan kekuatan laporan keuangannya, yang berarti bahwa pendapatan pasif hampir tidak pernah dalam bahaya, terutama jika ada diversifikasi yang luas dalam portofolio.

Membeli Saham Blue Chip Dengan Dana Terbatas

Setelah membaca uraian di atas, kamu mungkin merasa tidak yakin untuk membeli saham blue chip karena merasa itu bukan wilayah yang tepat buatmu. Hal ini salah satunya karena keterbatasan modal yang dimiliki sampai potensi keuntungannya yang lambat.

Kamu tentunya ingin segera merasakan manisnya dunia saham tanpa harus menunggu waktu terlalu lama. Jika memang demikian kondisinya maka kamu bisa mempertimbangkan untuk memiliki reksa dana saham. Dengan mekanisme yang sedikit berbeda kamu bisa tetap bergabung dalam pasar modal jika berinvestasi lewat reksa dana.

Danamu akan dikumpulkan secara kolektof oleh manajer investasi untuk kemudian dibelikan ke saham tertentu. Kamu bisa melakukan pembelian produk reksa dana saham lewat Ajaib, platform investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada sejumlah pilihan reksa dana saham dengan kategori blus chip yang bisa kamu miliki.

Kamu tinggal memiliki satu yang paling sesuai dengan kebutuhanmu dan merasakan manfaat saham blue chip meskipun saat ini masih baru dalam dunia investasi.

Banyak investor menganggap saham blue chip sebagai investasi yang aman. Investor jangka panjang melakukan investasi dalam saham blue chip dengan harapan saham itu tumbuh dengan mantap dari waktu ke waktu dan secara teratur menerima pembayaran dividen. Bagaimana dengan kamu?

Saham Blue Chip di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Di BEI sendiri, saham ini merupakan saham dari perusahaan yang bisa menggerakkan IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan. Di mana, saham perusahaan yang masuk kategori ini memiliki nilai fundamental yang sangat kuat dari segi finansial dan manajemen, sehingga secara teratur perusahaan tersebut akan membagikan dividen dengan nilai yang cukup memuaskan.

Ada 45 perusahaan yang bisa dikatakan memiliki saham Blue Chips yang ada di BEI yang selanjutnya dikenal dengan istilah index LQ45. Di mana, perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut akan dievaluasi secara berkala tiap enam bulan sekali. Setelah itu, perusahaan tersebut akan diberi peringkat atau benchmark.

Jadi, apa saja contoh saham blue chip yang ada di BEI? Di bawah ini adalah beberapa saham yang masuk ke dalam kategori saham blue chip 2022 yang sudah diperbarui oleh IDX atau Bursa Efek Indonesia dan berlaku hingga bulan Juli 2022.

  1. Saham ADRO dari Adaro Energy.
  2. Saham AMRT dari Sumber Alfaria Trijaya.
  3. Saham ANTM dari Aneka Tambang.
  4. Saham ASII dari Astra International.
  5. Saham BBCA dari Bank Central Asia atau BCA.
  6. Saham BBNI dari Bank Negara Indonesia atau BNI.
  7. Saham BBRI dari Bank Rakyat Indonesia atau BRI.
  8. Saham BBTN dari Bank Tabungan Negara atau BTM.
  9. Saham BFIN dari BFI Finance Indonesia atau BFI.
  10. Saham BMRI dari Bank Mandiri.
  11. Saham BRPT dari Barito Pacific.
  12. Saham BUKA dari Bukalapak.com.
  13. Saham CPIN dari Charoen Pokphand Indonesia. 
  14. Saham EMTK dari Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK.
  15. Saham ERAA dari Erajaya Swasembada.
  16. Saham EXCL dari XL Axiata.
  17. Saham GGRM dari Gudang Garam.
  18. Saham HMSP dari H.M Sampoerna.
  19. Saham HRUM dari Harum Energy.
  20. Saham ICBP dari Indofood CBP Sukses Makmur.
  21. Saham INCO dari Vale Indonesia.
  22. Saham INDF dari Indofood Sukses Makmur.
  23. Saham INKP dari Indah Kiat Pulp & Paper.
  24. Saham INTP dari Indocement Tunggal Prakarsa.
  25. Saham ITMG dari Indo Tambangraya Megah.
  26. Saham JPFA dari Japfa Comfeed Indonesia.
  27. Saham KLBF dari Kalbe Farma.
  28. Saham MDKA dari Merdeka Copper Gold.
  29. Saham MEDC dari Medco Energi Internasional.
  30. Saham MIKA dari Mitra Keluarga Karyasehat.
  31. Saham MNCN dari Media Nusantara Citra atau MNC.
  32. Saham PGAS dari Perusahaan Gas Negara atau PGN.
  33. Saham PTBA dari Bukit Asam.
  34. Saham PTPP dari PT PP.
  35. Saham SMGR dari Semen Indonesia.
  36. Saham TBIG dari Tower Bersama Infrastructure.
  37. Saham TINS dari PT Timah.
  38. Saham TKIM dari Pabrik Kertas Tjiwi Kimia.
  39. Saham TLKM dari Telkom Indonesia. 
  40. Saham TOWR dari Sarana Menara Nusantara.
  41. Saham TPIA dari Chandra Asri Petrochemical.
  42. Saham UNTR dari United Tractors.
  43. Saham UNVR dari Unilever Indonesia.
  44. Saham WIKA dari Wijaya Karya.
  45. Saham WSKT dari Waskita Karya.

Jika kamu melihat grafik harga dari emiten tersebut dan menemukan pergerakan harga yang tidak selalu naik. Jangan khawatir, karena hal tersebut wajar, karena kenaikan dan penurunan harga adalah bagian dari fluktuasi pasar.

Bedanya, meski harga saham terbilang fluktuatif, namun fundamental perusahaan dan kinerja keuangan dari emiten blue chip biasanya akan tetap bagus. Walaupun begitu, patut diperhatikan bahwa kapitalisasi pasar suatu emiten tidak bersifat permanen, sehingga statusnya tidak baku.

Kapan Waktu Tepat Membeli Saham Blue Chip?

Sebelum kamu berinvestasi, kamu harus tentukan terlebih dulu tujuan investasimu, berapa lama kamu akan berinvestasi, dan sebagainya. Nah jika dilihat dari harga saham per lembar, saham satu ini bisa dibilang tidak murah, namun memiliki kestabilan yang baik.

Oleh karena itu, investasi saham unggulan ini cocok bagi kamu yang ingin investasi jangka panjang. Jika kamu tertarik buat berinvestasi jangka pendek, beli saja blue chip yang lapis dua dan gunakan rumus investasi beli saat turun jual saat naik.

Selain jangka panjang, investasi ini juga cocok bagi kamu yang baru mulai berinvestasi di dunia saham. Di mana, fluktuasi nilai saham jenis blue chip tidak terlalu tinggi, sehingga risikonya cukup rendah.

Itulah beberapa hal mengenai saham blue chip yang harus kamu ketahui. Nah, sudah memutuskan untuk berinvestasi saham blue chip yang mana? Apapun saham yang kamu pilih, pastikan kamu membelinya melalui aplikasi Ajaib!

Di Ajaib, kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah, cepat, dan aman. Hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu, kamu sudah bisa memulai investasi saham di Ajaib. Jadi tunggu apalagi? Download Ajaib dan buka rekening saham mu sekarang juga!

Artikel Terkait