Saham

3 Tokoh Dunia saham yang Jarang Diketahui

Sumber: Fortune

Ajaib.co.idHigh risk high return adalah istilah yang sering kita dengarkan dalam berinvestasi saham. Istilah ini menggambarkan bahwa bila kamu ingin mendapatkan imbal hasil yang tinggi, maka kamu juga harus siap dengan risiko kerugian yang tinggi juga.

Istilah high risk high return memang terkesan sederhana, dan kebanyakan investor tidak menyadari atau mengabaikannya. Investor pemula sering kali lupa akan kenyataan istilah ini. Alhasil, banyak yang mengalami kerugian akibat cut loss atau saham ‘nyangkut’. Namun, ada beberapa tokoh dunia saham yang benar-benar merasakan high gain dari investasi saham hingga menjadi miliarder, lho

Tentu saja mereka sudah terlebih dahulu mengatasi high risk dalam investasi saham dengan beberapa strategi investasi mereka. Biasanya sosok yang paling dikenal adalah Warren Buffet. Namun, ternyata ada juga tokoh dunia saham yang jarang disorot media dan sukses menjadi miliarder lewat investasi saham. Siapa saja mereka? Yuk, simak artikel berikut ini:

1. Carl Icahn

Pria bernama lengkap Carl Celian Icahn lahir tanggal 16 Februari 1936 merupakan salah satu investor yang cukup terkenal dan dihormati di Amerika Serikat. Dirinya berperan dalam berbagai industri pasar saham. Dikutip dari Forbes, Selasa (02/2/2021), saat ini kekayaannya mencapai US$15,7 miliar atau sekitar Rp 219,8 triliun (kurs Rp 14.000) sekaligus menempatkannya pada posisi orang terkaya nomor 39 di Paman Sam.

Bila kamu berpikir bahwa Carl Icahn adalah lulusan universitas ternama, maka kamu salah. Ia sempat kuliah di Universitas Princeton dan Universitas New York. Namun, ia drop out (DO) dari kedua universitas tersebut.

Awal karirnya dalam dunia saham adalah ketika ia memutuskan untuk berkarir di Wall Street pada tahun 1961. Kemudian, tahun 1968, Icahn membentuk perusahaan asuransi yang berhubungan dengan saham bernama Icahn & Co. Perusahaan ini yang kemudian mengantarkannya menjadi miliarder.

Pria berusia 84 tahun ini menjadi kaya raya karena strategi dalam investasinya yang memiliki risiko tinggi. Carl sering memborong saham perusahaan-perusahaan yang menurutnya dikelola dengan buruk, kemudian memaksa perusahaan tersebut untuk mereformasi manajemen agar nilai investasinya meningkat. Namun, akibat hal itu, ia mendapatkan reputasi buruk karena dianggap sering melakukan pengambilalihan secara paksa paksa.

Pada tahun 1978, Carl Icahn mengembangkan dan memperkuat bisnisnya dengan mengambil alih beberapa perusahaan saham perseorangan. Saham-saham tersebut adalah perusahaan penerbangan TWA (Trans World Airways), Texaco (perusahaan yang bergerak di bidang energi yang sempat merger dengan Chevron), Achor Hocking (manufaktur), Federal Mogul (penjualan komponen otomotif), dan perusahaan lainnya.

Namun, apakah Carl selalu mendapatkan keuntungan dari strategi investasi sahamnya? Ternyata tidak. Carl Icahn pernah membeli saham dengan nilai yang besar milik Michael Milken. Kontrak tersebut memiliki kerumitan dan risiko yang tinggi. Alhasil, Carl mengalami kerugian besar dan bisnisnya nyaris di bangkrut pada awal tahun 1990-an.

Namun, kegagalan tersebut tidak membuatnya patah semangat dan terus berusaha. Usahanya tidak sia-sia. Saat ini, Dia memiliki posisi mayoritas atau pengendali di beberapa perusahaan, termasuk, Texaco, Phillips Petroleum, Western Union, Gulf & Western, Revlon, Fairmont Hotels bahkan Marvel Comics.

2. Herbie Wertheim

Pria yang lahir pada 23 Mei 1939 awalnya adalah seorang yang optometri yang membuka praktek perawatan berbagai macam kondisi mata dan membantu mengurangi masalah penglihatan di Florida Selatan. Kemudian, pada tahun 1969 dia berhasil menemukan kacamata warna untuk lensa plastik yang dapat menyaring dan menyerap sinar UV untuk membantu mencegah katarak.

Dikutip dari Forbes, Selasa (02/2/2021), saat ini kekayaannya mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp51,8 triliun (kurs Rp 14.000).

Herbie Wertheim dapat dikatakan salah satu investor individu terbesar. The Power of Compounding dalam investasi saham adalah bukti keberhasilannya saat ini.

Dalam membeli saham, Herbie Wertheim menerapkan strategi yang bisa dikatakan sebagai campuran antara strategi Warren Buffett dan Peter Lynch. Strategi investasi Wertheim adalah membeli saham perusahaan industri dan teknologi serta dividend payers company.

Bagi Herbie Wertheim, dividen adalah faktor penting karena berguna untuk meringankan kerugian dari saham yang sedang turun atau bergerak sideways. Selain dividen, saham yang dibeli harus ditahan dan tidak dijual dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan Wertheim memilih saham Microsoft. Saham yang telah dipegangnya sejak IPO pada tahun 1986. Saham Microsoft yang dibelinya sekarang bernilai lebih dari $160 juta. 

Tentu dalam memilih perusahaan, Wertheim mencari perusahaan berbasis teknologi yang memiliki fundamental yang kuat. 

Namun, tidak semua pilihan Herbie Wertheim bisa dikatakan memberikan keuntungan, lho. Dia pernah membeli saham Blackberry. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa Blackberry tidak dapat bertahan dan mengakibatkan Herbie mengalami kerugian. Tetapi, Herbie sudah siap dengan risiko dan berani melakukan cut loss terhadap investasi sahamnya.

3. Peter Lynch

Peter Lynch lahir di Massachusetts, Amerika Serikat pada tahun 1944. Awal mula terjun dalam dunia saham adalah ketika Peter Lynch bekerja di Fidelity Investments, Inc. sebagai analis investasi. 

Peter Lynch juga dikenal sebagai penulis buku best seller “One Up On Wall Street” (1989) dan “Beating The Street” (1993) yang dianggap sebagai buku wajib para investor saham.

Dalam bukunya “Beating The Street“, Lynch mengungkap bahwa banyak keuntungan yang didapatkannya berasal dari saham-saham Fannie Mae, Ford, Philip Morris, MCI, Volvo, General Electric, General Public Utilities, Student Loan Marketing, Kemper, dan Lowe’s.

Peter Lynch memiliki strategi trading invest in what you know yang artinya berinvestasilah pada yang kamu pahami. Menurutnya, mereka terjun ke pasar saham sebagai investor individu, sebaiknya mereka memilih saham-saham yang berhubungan dengan profesi atau pekerjaannya, sehingga mengetahui apakah saham tersebut sudah terlalu mahal (overvalued) atau masih terlalu murah (undervalued).

Lynch selalu melakukan survey dan analisa fundamental pada perusahaan yang sahamnya sedang diincar dengan pendekatan bottom-up. Peter Lynch juga dikenal selalu menahan saham yang dibelinya untuk jangka menengah atau jangka panjang, dan tidak melakukan trading jangka pendek.

Nah, itulah para tokoh dunia saham dengan strategi investasi yang berbeda-beda. Namun, sebenarnya ada kesamaan dari ketiganya, lho. Semuanya sepakat bahwa fundamental adalah hal dasar yang dilihat dalam memilih saham sebuah perusahaan. 

Dalam melakukan analisa saham, tentu dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan agar bisa optimal untuk mendapatkan keuntungan. Kamu ingin berinvestasi di saham tapi tidak mau pusing? Gampang banget! Kamu dapat menggunakan aplikasi investasi Ajaib, lho. Dalam Aplikasi Investasi Ajaib, dan kamu akan dikelola oleh Manajer Investasi terbaik. Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya. 

Sumber: Dunia Juga Punya Miliarder Saham Selain Warren Buffet, Siapakah Dia?, Kalkulator Nilai Masa Lalu, 10 Investor Legendaris Paling Sukses di Dunia, dan 7 Investor Saham Paling Terkenal di Dunia dan Strategi Mereka, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait