Ajaib.co.id – Salah satu instrumen investasi yang bisa dilirik pasar selain saham atau deposito adalah obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Risiko investasi di SBN sendiri terbilang menengah, karena pergerakannya tidak sevolatil saham tetapi juga risikonya tidak seminimal deposito.
SBN sendiri memiliki tenor 1 tahun yang biasa dibeli oleh perusahaan aset manajemen yang memiliki produk reksa dana pasar uang, hingga 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun yang biasanya ditransaksikan oleh perusahaan aset manajemen untuk portofolio produk reksa dana pendapatan tetap atau campuran.
Pada dasarnya, imbal hasil atau yield SBN akan berbeda-beda berdasarkan pada tenornya. Semakin singkat tenggat waktu jatuh temponya, maka semakin kecil yield yang didapatkan.
Salah satu indikator yang banyak digunakan investor untuk mengukur kemakmuran suatu negara adalah imbal hasil obligasi negara 10 tahun. Umumnya, semakin besar imbal hasil obligasi negara yang ditawarkan maka semakin tinggi risiko default atau gagal bayar utang jika melihat dari kondisi ekonomi negaranya.
Hal ini kemudian dipertegas lagi oleh rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Standar & Poor (S&P) Global, Fitch dan lain sebagainya.
Nah, tanpa berlama-lama lagi berikut adalah daftar delapan negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun tertinggi di dunia dikutip dari worldgovernmentsbonds:
1. Argentina
Argentina menduduki peringkat pertama daftar negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun sebesar 80,52 persen. Tingginya tingkat imbal hasil ini dibarengi dengan rating risiko yang tinggi yang diberikan oleh S&P Global yakni CCC+.
Kondisi ekonomi Argentina saat ini memang terpuruk dikarenakan kebijakan pemerintah yang disebut-sebut tidak efektif dijalankan saat situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Rencana restrukturisasi utang Argentina sebesar USD65 miliar pada awal tahun ini juga terkendala. Meskipun begitu, kegiatan ekonomi utama yang mulai digalakkan beberapa minggu terakhir memberikan sinyal bahwa Argentina berusaha bangkit dari keterpurukannya.
2. Venezuela
Venezuela menduduki peringkat kedua daftar negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun sebesar 46,582 persen dengan rating selective default atau SD oleh S&P Global. Sejauh ini, tingkat suku bunga Venezuela adalah yang paling tinggi di antara beberapa negara di dunia lainnya yakni 38,76 persen.
Pertumbuhan ekonomi Venezuela memang tertekan selama beberapa tahun terakhir karena ketidakmampuannya mengolah kekayaan minyak yang melimpah.
Kejatuhan ekonomi Venezuela bersinggungan erat dengan aksi korupsi dan kronisme yang dilakukan oleh pemerintah yang berkuasa.
3. Zambia
Sama seperti Venezuela, Zambia juga diberikan rating selective default oleh S&P Global karena kondisi ekonomi negaranya yang karut marut. Imbal hasil obligasi negara 10 tahun Zambia saat ini mencapai 33,75 persen.
Salah satu negara termiskin di Afrika tersebut pernah mengajukan penundaan utang yang mana utang negaranya sendiri setara dengan nilai produk domestik bruto (PDB).
4. Ukraina
Imbal hasil obligasi negara 10 tahun Ukraina juga termasuk dalam daftar negara yang memberikan yield tertinggi yakni 16,72 persen. S&P Global memberikan rating B mengingat kondisi ekonomi negara tersebut yang juga tak terlalu baik.
Pertumbuhan ekonomi yang anjlok di negara tersebut berhubungan erat dengan konflik mematikan di Ukraina Timur dan kasus korupsi petinggi negaranya.
5. Uganda
Sama seperti Ukraina, Uganda juga termasuk dalam daftar negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun tertinggi mencapai 16,26 persen dan juga diberikan rating B oleh S&P Global.
Negara di Afrika Timur tersebut memang terkenal memiliki banyak penduduk miskin dan tertinggal. Belum lagi masalah korupsi dan konflik wilayah yang berkepanjangan di negara tersebut.
6. Mesir
Mesir termasuk salah satu daftar negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun tertinggi di dunia yang mencapai 14,88 persen dengan rating B yang diberikan oleh S&P Global.
Perekonomian negara Mesir memang didominasi oleh perusahaan militer, sehingga membuat kemiskinan menjadi semakin banyak di negara tersebut.
7. Turki
Imbal hasil obligasi negara 10 tahun negara Turki juga termasuk tinggi yakni 12,46 persen dengan rating B+ yang diberikan oleh S&P Global. Di sisi lain, suku bunga di negara tersebut juga cukup tinggi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini yakni 10,25 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup terkontraksi selama pandemi diakibatkan tingginya dana yang digelontorkan pemerintahnya untuk memberikan stimulus kepada warga yang terdampak. Sementara, bantuan stimulus tersebut tak mampu menahan inflasi yang naik hingga 12 persen.
8. Kenya
Negara di Afrika ini juga termasuk dalam daftar negara dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun tertinggi yakni 11,815 persen dan mendapatkan rating B+ oleh S&P Global. Ekonomi Kenya terpantau mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 12 tahun sebesar 5,7 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi melambat yang dialami oleh negara dengan tingkat perekonomian terbesar ketiga di Afrika tersebut disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi pada layanan utama seperti makanan, pendidikan, pajak, transportasi dan lain sebagainya.
Nah, di atas adalah delapan negara dengan tingkal imbal hasil obligasi 10 tahun negara tertinggi. Hingga saat ini, Indonesia sendiri masih berada di peringkat ke 14 dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun sebesar 6,39 persen, suku bunga bank sentral yang masih terjaga di level 4 persen, dan mendapatkan peringkat BBB dari S&P Global.
Tingkat yield tersebut dipengaruhi oleh sentimen positif seperti vaksin Covid-19 buatan perusahaan Pfizer yang dianggap menjadi katalis positif bagi perekonomian dunia. Di sisi lain, meningkatnya angka kasus Covid-19 di dunia terkhususnya Amerika Serikat membuat pelaku pasar pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Nah, kamu juga bisa menjadi pahlawan negara dengan membeli reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang yang berbasis obligasi negara. Kamu hanya perlu mengunduh aplikasi investasi Ajaib dan pilihlah produk reksa dana unggulan yang tersedia. Yuk, investasi sembari membantu negara!