Ajaib.co.id – Obligasi adalah surat berharga atau surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah. Pemerintah Indonesia dan banyak perusahaan di Indonesia bahkan di seluruh dunia menerbitkan obligasi setiap tahunnya. Salah satu cara untuk membedakan satu obligasi dan obligasi lainnya adalah dengan menggunakan rating obligasi.
Dengan adanya rating obligasi investor dapat menentukan apakah suatu perusahaan atau negara bisa mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi atau tidak, kemudian berapa besar kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Selain itu perubahan rating, terutama rating suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi.
Apa Itu Rating Obligasi?
Rating Obligasi merupakan penilaian yang memiliki standar yang mengevaluasi kemampuan pemerintah atau suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran utang-utangnya. Rating dalam obligasi biasanya akan dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang telah mendapatkan izin legalitas dan resmi dari pemerintah. Lembaga pemeringkat hanya akan melakukan pemeringkatan sesuai dengan izin wilayah beroperasi.
Di Indonesia, perusahaan yang mendapat izin serta menjadi market leader dalam pemberian rating adalah PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Selain itu, terdapat terdapat juga perusahaan baru yang memiliki bidang usaha serupa yaitu Fitch Rating Indonesia dan ICRA (Indonesia Credit Rating Agency). Informasi perusahaan pemeringkat tersebut bisa anda baca di icraindonesia.com dan new.pefindo.com.
Umumnya perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah Indonesia hanya memeringkat perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Sementara rating terhadap kemampuan membayar utang suatu negara dilakukan oleh perusahaan pemeringkat yang mendapat pengakuan internasional.
Jenis-Jenis Rating dalam Obligasi
Rating atau peringkat obligasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu Rating dan Outlook. Rating adalah kemampuan membayar utang, sedangkan outlook adalah pandangan dari perusahaan pemeringkat apakah rating akan naik, turun atau tetap pada periode penilaian berikutnya.
Rating sendiri terdiri dari 2 yaitu 3 huruf yang disertai dengan tanda atau angka tergantung perusahaan pemeringkat. Sebagai contoh urutan dari yang paling tinggi hingga paling rendah secara umum adalah sebagai berikut:
1. Investment Grade
- AAA atau Aaa
- AA+, AA dan AA- atau Aa1, Aa2 dan Aa3
- A+, A, dan A- atau A1, A2 dan A3
- BBB+, BBB dan BBB- atau Baa1, Baa2 dan Baa3
Investment Grade adalah kategori bahwa perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya, sehingga bagi investor yang mencari investasi yang aman, umumnya mereka memilih rating Investment Grade.
2. Non Investment Grade (junk bond) dengan rating di bawah BBB atau Baa
- BB+, BB dan BB- atau Ba1, Ba2, dan Ba3
- B+, B dan B- atau B1, B2 dan B3
- CCC+, CCC dan CCC- atau Caa1, Caa2, dan Caa3
- CC+, CC dan CC- atau Ca11, Ca2 dan Ca3
- C+, C dan C- atau C1, C2 dan C3
- Default
Non Investment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang meragukan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang masuk kategori ini biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan.
Agar berhasil mendapatkan pendanaan, umumnya perusahaan dengan rating ini akan memberikan kupon atau imbal hasil yang tinggi sehingga disebut juga dengan High Yield Bond. Investor yang memilih jenis obligasi ini biasanya cenderung memiliki sifat spekulatif. Sebab jika ternyata perusahaan berkomitmen melunasi seluruh kewajibannya, imbal hasil yang diterima bisa sangat tinggi.
Pada prinsipnya, semakin rendah rating, berarti semakin tinggi risiko gagal bayar dan berarti semakin besar pula imbal hasil (return) yang diharapkan oleh investor. Jadi ini menjadi alasan mengapa bunga deposito yang berbasis dolar seperti mata uang Singapura (AAA) bisa jauh lebih rendah dibandingkan bunga deposito Indonesia (BB) dan orang tetap mau menempatkan dana pada deposito tersebut.
Kesalahan Umum dalam Membaca Rating
Dalam membaca rating umumnya salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menyamakan tanda + dengan Outlook. Sebetulnya tanda Plus, Minus atau 1,2, 3 dalam rating merupakan tingkatan. AA+ atau Aa1 lebih besar dari AA atau Aa2 dan AA atau Aa2 lebih besar dari AA- atau Aa3.
Jadi ketika membaca BB+ orang berpikir ratingnya BB dengan peluang dinaikkan. Padahal dinaikkan atau tidak tergantung pada Outlook. Jika Outlooknya Positif artinya berpeluang dinaikkan pada periode rating mendatang stabil artinya akan tetap dan Negatif artinya berpeluang diturunkan pada periode rating berikutnya.
Perlu diingat Outlook bukan vonis, meskipun positif bisa saja rating tetap atau turun di masa mendatang karena kondisi bisa berubah dengan cepat.
Rating dan Implikasinya Terhadap Investasi
Rating dalam hal ini Rating terhadap Negara Indonesia memiliki implikasi yang signifikan terhadap investasi di Indonesia. Saat ini rating Indonesia berada pada BB+ atau 1 tingkat lagi supaya bisa mencapai BBB-.
Jika Indonesia berhasilkan mendapatkan kenaikan rating tersebut pada tahun 2012 nanti, maka perkiraan saya akan ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan seperti:
- Investor luar akan menganggap negara Indonesia menjadi negara yang layak investasi (Investment Grade) dibandingkan negara yang hanya menjadi tujuan spekulasi saja.
- Dengan masuknya investasi, maka dana yang masuk tidak melulu hanya dana hot money yang bisa keluar setiap saat akan tetapi bisa jadi merupakan dana investasi yang sifatnya lebih jangka panjang.
- Masuknya dana asing diharapkan dapat mendongkrak harga saham dan obligasi sehingga pada akhirnya juga meningkatkan tingkat pengembalian instrumen reksa dana.
Disclaimer: Investasi Obligasi mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi Anda. harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi Anda. Ajaib Sekuritas membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek termasuk Obligasi. Harga Obligasi dapat berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi, serta mempelajari risiko dan informasi produk Obligasi sebagaimana tercantum dalam setiap dokumen publikasi terkait produk tersebut.