Properti

5 Rumah Adat di Indonesia Paling Historikal, Kamu Wajib Tahu

rumah adat di Indonesia

Ajaib.co.id – Kemegahan Istana Basa Pagaruyung yang ditampilkan dalam pembukaan National Geographic Channel–Gordon Ramsay: Uncharted mengingatkan publik akan keunikan arsitektur rumah adat di Indonesia. Bangunan lawas itu memiliki ciri khas yang tak dapat dijumpai di daerah lain. Bentuknya juga selalu punya makna khusus dan bukan hanya sekedar masalah fungsi saja.

Dalam acara yang tayang di kanal interasional itu, Ramsey diajak makan bersama di acara Bajama di istana tersebut. Sudut pengambilan kameranya tampak atas, menampilkan kemegawan rumah tradisional kebangaan warga masyarakat Padang itu.

Bermaterialkan kayu dan bentuk atap yang berbeda dari yang lain seakan menunjukkan kekayaan budaya masyarakatnya. Istana Basa Pagaruyung memang adalah bentuk terbaik dari rumah gadang, rumah tradisional dengan bentuk panggung ini.

Shoot tersebut langsung viral di media sosial. Banyak netizen langsung ikut bangga dengan kekayaan budaya indonesia termasuk berbagai rumah adatnya. Namun sebenarnya Rumah Gadang bukan satu-satunya rumah adat di Indonesia yang bisa kamu banggakan. Ada banyak lainnya, apa saja itu?

Rumah Adat di Indonesia Paling Kaya Sejarah, Punya Karakteristik Masing-Masing

Jika kamu mendengar sebutan rumah adat di Indonesia, pastilah kamu berpikir mengenai ragam sejarah dan histori kekayaan budaya Indonesia masa lampau. Pasalnya rumah Adat muncul sebagai saksi bisu dalam peristiwa-peristiwa sejarah kerajaan dari seluruh penjuru Indonesia.

Dari ragam suku dan etnik di Indonesia banyak rumah adat yang tercipta dengan bentuk, ornamen, interior dan eksterior yang khas mencerminkan budaya adat masing-masing daerah. Rumah adat pada zaman dahulu digunakan untuk tempat tinggal, namun seiring zaman berubah rumah adat di Indonesia tetap dilestarikan. Sayangnya, warga yang menggunakan rumah adat sudah mulai berkurang.

Namun demikin beberapa daerah masih menggunakan bentuk rumah adat, walaupun desainnya tidak sama persis dengan yang seharusnya karena perubahan jaman. Pada jaman dahulu kala rumah adat dengan ukuran mewah dan warna mencolok identik dengan rumah raja, ketua adat atau sultan yang memerintah saat itu.

Pemilihan bahan bakunya juga masih bergantung dari sumber daya alam seperti kayu dan rotan yang dibuat dengan cara tradisional. Berbeda dengan jaman sekarang yang menggunakan peralatan canggih dan konstruksi modern.

Jika kamu perhatikan beberapa masyarakat juga masih menggunakan rumah adat yang umumnya disebut saat ini rumah panggung, walau jarang namun warisan arsitektur ini masih digunakan, misalkan saja rumah Gadang di Padang Sumatera Barat.

Jika kamu masih bertanya-tanya rumah adat di Indonesia yang masih dipertahankan oleh penduduk daerah, simak uraian berikut :

Gadang

Bangunan tradisional dari Sumatera Barat ini merupakan salah satu bukti histori yang masih dipertahankan di daerah Minangkabau hingga sekarang. Istilah masyarakat setempat dalam membangun rumah adat adalah dengan bentuk atap yang khas atau Rumah Bagonjong dengan kedua ujung atas berbentuk runcing dan di tengahnya melengkung.

Istilah masyarakat setempat dalam membangun rumah adat adalah dengan bentuk atap yang khas atau Rumah Bagonjong dengan kedua ujung atas berbentuk runcing dan di tengahnya melengkung. Bentuknya yang khas menyerupai tanduk kerbau masih banyak ditempati oleh warga setempat.

Rumah adata di Indonesia ini memiliki kesan yang mewah dengan model bangunan yang tinggi. Setidaknya lantainya ditopang dengan tiang setinggi 2 meter. Selain itu, rumah ini hanya memiliki satu tangga kayu saja sebagai pintu masuk.

Keberadaan satu tangga pada rumah adat Padang ini pun memiliki filosofi yang terkait Ketuhanan. Makna dari satu tangga menuju dalam rumah menandakan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Suku Minangkabau memang dikenal sebagai pemeluk agama Islam yang taat sejak dulu.

Joglo

Jika kamu pernah berkunjung ke Pulau Jawa atau kamu merupakan orang yang bermukim di jawa, rumah Joglo pastinya tidak asing bagi kamu. Rumah adat di Indonesia ini terbagi menjadi dua bagian, yakni rumah induk dan rumah tambahan.

Rumah Joglo saat ini juga masih digunakan oleh masyarakat setempat untuk tempat tinggal, hanya saja sedikit modifikasi dari struktur bangunannya yang lebih kokoh. Ciri khas utama dari rumah ini adalah keberadaan 4 tiang yang menunjukkan saka guru.

Kemudian dilengkapi dengan ruang tamu dan teras luas serta jendela yang lebar. Beberapa bentuk rumah Joglo yang bisa kamu lihat langsung di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Umumnya setiap daerah punya sentuhan tersendiri. Misalnya saja Rumah Joglo Situbondo dengan bentuk limas yang berbeda dari daerah pesisir.

Rumah Adat Kebaya

Rumah Kebaya adalah rumah adat khas suku Betawi dengan bentuk atap yang unik berbentuk pelana. Namanya rumah kebaya karena memiliki bentuk yang khas yang jika kamu amati dari samping rumah berupa lipatan yang menyerupai lipatan kebaya.

Kebaya sendiri merupakan pakaian tradisional Betawi yang masih kerap dikenakan sampai saat ini. Rumah unik betawi memiliki pendopo yang tergolong luas. Berdasarkan nilai filosofis, luasnya pendopo orang betawi adalah simbol bahwa mereka sangat terbuka untuk tamu yang ingin berkunjung.

Walaupun terbuka, mereka memiliki batas tertentu dari hal-hal yang dianggap negatif oleh mereka yang utama yang berdasarkan pertimbangan nilai-nilai agama. Berbagai desain ruangannya juga menunjukkan ciri khas karakter masyarakat Betawi sehingga bisa dengan mudah kamu kenali.

Di Jakarta rumah ini masih banyak dijumpai di berbagai lokasi, bahkan di lokasi paling modern sekalipun sebagai bentuk warisan budaya Betawi. Mungkin kamu juga pernah mendapatinya dalam tayangan sintetron atau televisi dengan latar belakang suku ini.

Tongkonan

Rumah adat Tongkonan merupakan rumah adat dari masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah Tongkonan juga memiliki bentuk atap yang unik berbentuk perahu, dimana sesuai dengan arti Tongkonan sendiri yakni duduk bersama.

Dengan model atap demikian, maka rumah adat tongkonan memiliki makna sebuah tempat bermukim yang ditinggalai bersama. Dulunya rumah ini kerap dijadikan lokasi pertemuan antara raja dan para pemuka agama setempat.

Keunikan lainnya ialah posisi rumah ini yang pasti menghadap ke arah utara. Hal ini merujuk pada lokasi di mana Puang Matua atau Yang Mahakuasa berada, yaitu di arah utara dunia. Secara umum, ada dua tipe rumah Tongkonan yang dibangun oleh masyarakat Tana Toraja: Banua Tongkonan dan Banua Barung-barung.

Banua Tongkonan merupakan bangunan yang difungsikan khusus untuk rumah adat dan kegiatan adat lainnya. Sedangkan Banua Barung-barung merupakan rumah pribadi atau rumah biasa. Tipe rumah ini yang paling banyak ditemui di Tana Toraja.

Zaman dahulu rumah adat tongkongan menggunakan model atap dari bambu. Namun, saat ini sudah dimodifikasi lebih modern tanpa meninggalkan unsur-unsur historikal. Namun kalau ingin tahu bentuk rumah ini seharusnya bisa mengunjungi salah satu rumah yang usianya sudah mencapai 700 tahun.

Rumah Adat Limas

Berada di pulau Sumatera, bangunan Limas merupakan rumah adat masyarakat Sumatera Selatan. Jika rumah umumnya berbentuk persegi maka rumah adat masyarakat Palembang ini sengaja di rakit limas.

Rumah adat ini berbentuk limas dengan bangunan yang bertingkat dengan filosofinya tersendiri. Umumnya rumah limas memiliki lima tingkat yang menunjukkan simbol dan jenjang kehidupan masyarakat dari segi usia, kemampuan, pangkat dan martabatnya.

Rumah ini berbentuk panggung, karena sebagian daerah di Palembang adalah rawa-rawa dan sungai. Untuk menghindari air masuk ke dalam rumah, maka dibentuklah seperti panggung.

Rumah limas memiliki tiang penyangga rumah dengan tinggi 1, 5 meter sampai 2 meter dari permukaan tanah. Pondasi rumah limas terbuat dari kayu ulen, pemilihannya pun bukan tanpa sebab karena, kayu memiliki struktur yang kuat dan tahan air.

Sementara bagian rumah yang lain seperti, pintu, pagar, dan lantai terbuat dari kayu trambesi tanpa menggunakan satu pun paku. Keunikan lainnya adalah bentuk atap rumah ini. Desain atap dari rumah adat limas ini sangat menonjol karena dihias menggunakan ornamen bentuk simbar.

Simbar berfungsi sebagai penangkal petir juga dekorasi rumah adat Palembang ini. Masing-masin grumah limas memiliki simbar yang berbeda. Dua simbar melambangkan Adam dan Hawa sedangkan tiga simbar menggambarkan matahari – bulan – dan bintang. Empat simbar melambangkan sahabat nabi, sedangkan lima simbar melambangkan rukun islam.

Karena nilai budayanya, nilai adat juga memiliki nilai wisata dan bisa menjadi sumber pemasukan pariwisata setempat lho. Misalnya saja menyediakan tur wisata ke berbagai kekayaan daerah. Kini tidak banyak masyarakat yang mengenal kekayaan daerahnya sendiri sehingga pasti tur seperti ini akan diminati.

Tidak hanya itu, bagi kamu yang memang pintar menjadi peluang, rumah adat di Indonesia bisa menjadi bisnis. Contohnya saja, gantungan kunci berbentuk rumah adat untuk oleh-oleh. Atau, kamu bisa menjadi pemandu wisatanya berbekal pengetahuanmu selama ini. Menarik bukan?

Artikel Terkait