Milenial saat ini bagaikan berlomba-lomba menjadi seorang enterprenur yang sukses dengan membangun berbagai usaha. Berbagai seminar dan buku panduan soal bisnis terbukti sangat diminati untuk mendapatkan ilmu menjadi pengusaha yang sukses. Namun sebenarnya ada kesalahan umum pengusaha baru yang kerap dilakukan orang tanpa disadari.
Membangun bisnis jelas bukan hal yang mudah dan butuh waktu untuk mengembangkan menjadi hal yang sukses. Perlu kombinasi yang tepat dari kreativitas pemilik bisnis, modal yang cukup, sumber daya yang memadai dan keberuntungan untuk memiliki usaha yang sukses. Semuanya sama penting untuk bisnis yang menguntungkan dan berumur panjang.
Namun memang tidak ada yang benar-benar bisa merumuskan panduan untuk memahami cara menjadi pengusaha yang sukses. Bahkan pengusaha kelas kakap pun masih terus melakukan kesalahan dan menderita kerugian sewaktu-waktu. Namun paling tidak berkaca dari pengalaman sejumlah orang, ada sejumlah kesalahan umum pengusaha baru yang bisa kita hindari sebaik mungkin.
Mau Bisnis Cepat Sukses? Hindari Kesalahan Umum Pengusaha Baru Berikut Ini
Dalam memulai usaha, ada kesalahan umum pengusaha baru yang harus dihindari untuk hasil yang lebih optimal. Bagian besar dari memulai bisnis adalah memiliki rencana kemudian memiliki disiplin yang kuat saat menjalaninya. Menjadi bagian dari sebuah startup tidak selalu glamor, dan seringkali mengharuskan kamu untuk mengikuti proses-proses di mana ada guncangan kecil di setiap jalan menuju kesuksesan.
Mengambil langkah untuk menghindari kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha baru adalah bagian dari proses ini. Untuk itu, redaksi Ajaib menghimpun lima kesalahan umum pengusaha baru dalam ulasan ini. Berikut lima kesalahan yang harus kamu hindari saat memulai bisnis baru antara lain:
1. Tidak Menghabiskan Cukup Uang atau Menghabiskan Terlalu Banyak Uang
Sebagai wirausahawan baru, uang kemungkinan menjadi salah satu masalah terbesar kamu. Aliran uang cenderung mendekati nol, sehingga menghasilkan dan menyimpan uang biasanya akan diprioritaskan daripada yang lainnya.
Ada dua pola pikir yang cenderung digunakan di antara para wirausahawan baru: Baik “kamu harus mengeluarkan uang untuk menghasilkan uang” atau “saya akan menghabiskan jumlah minimum sampai saya memiliki arus kas yang layak.”
Kedua sikap ini, jika dianggap ekstrem, bisa berbahaya. Habiskan uang startup kamu dengan bijak, tetapi jangan takut untuk berinvestasi pada orang-orang baik dan produk-produk berkualitas. Ini akan menjadi pertanda baik bagi kamu dalam jangka panjang.
Hati-hati pula untuk tidak terlena dengan keuntungan pertama yang kamu dapatkan. Karena merasa sudah sukses, kamu kemudian lalai mengelola uang yang didapat dan berakhir dengan kehabisan modal. Hindari memiliki kartu kredit di fase ini agar bisa teliti menahan pos pengeluaran yang tidak perlu.
2. Berpikir Tidak Memiliki Kompetitor
Kegembiraan tentang produk atau bisnis baru seringkali dapat membuat para wirausahawan baru berpikir bahwa mereka benar-benar tidak memiliki persaingan langsung, atau bahwa produk mereka sangat menonjol dibandingkan pesaing mereka sehingga mereka berada dalam kategori sendiri.
Pada kenyataannya, sangat jarang tidak memiliki pesaing langsung. Kecuali jika kamu telah menciptakan produk yang sangat ‘sangat’ baru, akan ada seseorang yang sudah memiliki pangsa pasar di pasar yang kamu tuju. Lakukan uji pasar untuk mengetahui apa perusahaan-perusahaan ini dan bagaimana kamu dapat membedakan bisnis kamu dengan bisnis-bisnis serupa lainnya.
3. Tidak Menetapkan Tujuan untuk Dicapai
Pengusaha baru bisa begitu terpesona oleh “ide besar” mereka, mereka bekerja tanpa rencana yang solid. Tetapi kenyataannya adalah kamu harus menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai untuk berhasil. Buat titik penetapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan pastikan mereka spesifik.
Jangan hanya mengatakan, “Saya ingin menghasilkan milyaran rupiah tahun ini.” Tetapkan tujuan yang masuk akal, dan kemudian tentukan langkah spesifik apa yang perlu kamu ambil untuk mencapainya.
4. Tidak Memikirkan Pemasaran
“Jika kamu membangunnya, mereka akan datang.” Ini adalah kepercayaan umum (kadang-kadang sadar, kadang tidak) di antara pengusaha baru. Mereka berpikir bahwa produk mereka sangat revolusioner sehingga mereka hanya bisa mengandalkan promosi gratis atau promosi mulut ke mulut.
Pada kenyataannya, sebagian besar startup akan perlu berinvestasi dalam pemasaran. Ini mungkin termasuk SEO, pemasaran konten, PR, dan iklan berbayar. Lihatlah di mana pesaing kamu menghabiskan uang pemasaran mereka, dan tanyakan pada diri sendiri, bagaimana kamu dapat bersaing dan membedakan diri dari yang lainnya
5. Berpikir Bisa Melakukan Sendirian
Pada awalnya, sudah umum untuk berpikir bahwa tidak ada yang bisa melakukan pekerjaan sebaik kamu. Kamu tahu produk milikmu secara luar dan dalam, dan satu-satunya yang benar-benar memiliki hasrat untuk membuat bisnis sukses.
Tapi ini bukan hanya jalan menuju untuk kelelahan, tetapi sebenarnya dapat secara signifikan menghambat kesuksesan kamu. Memiliki konsultan atau mentor yang berpengetahuan luas dan berpengalaman dapat memberi kamu perspektif objektif yang sangat dibutuhkan tentang bisnis dan pasar kamu.
Mengenali ketakutan umum adalah langkah awal yang baik, karena itu meyakinkan kamu bahwa orang lain pernah berada di tempat kamu sekarang. Tidak mudah menjadi wirausaha baru dan kesalahan akan menjadi bagian yang tak terhindarkan dari proses tersebut. Tapi itu tidak berarti kamu harus mengulang semuanya. Semangat!
Bacaan menarik lainnya:
Kotler, P. & K.L. Keller. (2009). Marketing Management, Edisi 13. London: Pearson
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.