Saham

Utang Menumpuk, Harga Saham BUMI Makin Terpuruk

harga saham bumi

Ajaib.co.id – Di tengah isu virus Corona yang memporak-porandakan ekonomi global, masih belum ada kabar baik dari harga saham BUMI. PT Bumi Resources TBK (BUMI) tetap terseok-seok dengan harga saham BUMI yang jatuh ke level terendah, yakni Rp50 per lembar saham.

Awal tahun yang lalu, harga saham BUMI terjerembab ke level terendah, yakni Rp50 per lembar saham. Kalau dipikir-pikir, harga saham BUMI ini sendiri harusnya mesti bersyukur hanya jatuh ke angka Rp50. Pasalnya, memang harga Rp50 per lembar itu adalah aturan batas terendah untuk pasar reguler pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jika tidak adanya aturan batas ini, bukan tidak mungkin harga saham BUMI akan makin merosot. Sampai artikel ini ditulis pada tanggal 5 April 2020, belum ada tanda-tanda saham ini akan rebound. Sudah sebulan ini, memang harga saham BUMI masih betah ada di level terendah tersebut.

Mengenal Lebih Dekat PT Bumi Resources TBK

Sebelum membahas lebih jauh mengenai saham perusahaan batu bara ini, ada baiknya kita berkenalan lebih jauh dengan PT Bumi Resources TBK. Didirikan pada 26 Juni 1973, Bumi Resources TBK (BUMI) mulai beroperasi secara komersial pada akhir Desember 1979. Untuk lokasinya sendiri, kamu bisa menemukan PT Bumi Resources TBK di Gedung Bakrie Tower lantai 12 yang berada di jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Awal didirikan, sebenarnya bumi bergerak di sektor pariwisata dan perhotelan. Setelahnya, pada tahun 1998, BUMI mulai menggeser bidang usahanya menjadi industri minyak, gas alam, hingga pertambangan batubara bumi. Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bumi Resources TBK memiliki anak usaha bernama PT Bumi Resources Mineral (BMRS).

Di tahun 2017, BUMI sudah menyelesaikan Penerbitan Saham Baru yang didasari nilai ekuitas aset bersih senilai 4,6miliar dolar Amerika. Pada waktu itu, harga konversinya sendiri akhirnya ditetapkan senilai Rp926.16 per lembar dengan kurs tukar pada masa itu yaitu Rp13.235. Ketika itu, seluruh saham diambil oleh pembeli siaga dan pembeli saham.

Harga Batubara Terus Menurun

Situasi memang tidak mendukung kinerja penjualan BUMI dari tahun 2019 hingga tahun ini. Pasalnya, harga batubara berjangka dari Ice Newcastle memang menurun dari awal tahun 2019. Harga komoditas ini di Januari 2019 mencapai 99 dolar Amerika per ton. Di akhir tahun 2019 harga turun lagi menjadi 66 dolar per ton. Meskipun di Januari 2020 harga batubara sempat naik 75 dolar perton, namun di Maret kemarin, harga ini turun kembali senilai 66 dolar perton. Hal ini lalu diperburuk dari kebijakan China yang membatasi impor batubara.

Utang BUMI yang Semakin Menumpuk

Meski harga Batubara memang mempengaruhi, tetapi utang BUMI inilah yang paling membuat harga saham BUMI terpuruk. Di tahun 2007, posisi total pinjaman PT Bumi Resources berada di angka 7,9 miliar dolar Amerika dengan obligasi wajib konversi senilai 168.7 juta dolar Amerika. Pada September 2009, BUMI mendapat pinjaman dari China Investment Corporation (CIC) melalui anak usahanya Country Forest sebesar 1.9 miliar dolar Amerika.

Setelahnya, utang bumi terus meningkat. Dari tahun 2008 di mana angka hutan 1.08 miliar dolar Amerika dengan obligasi konversi 101 juta dolar Amerika, lalu di tahun 2010 makin meningkat hingga 3.6 miliar dolar Amerika.

Tercatat, BUMI sudah membayar utangnya dengan cara menambah saham baru melalui obligasi wajib konversi pada Mei 2018 hingga Februari 2020. Pada waktu itu, total saham hasil konversi obligasi mencapai 1.808.314.856 lembar saham.

Hal ini yang membuat harga saham BUMI terperosok hingga Rp51. Tidak berhenti di sana, 18 Februari kemarin, BUMI melanjutkan konversi sebanyak 136.961.665 lembar saham yang membuat saham BUMI berada di level terendah harga saham yakni Rp50.

Dengan aksi yang dilakukan PT Bumi Resource TBK tersebut, apakah kamu tertarik untuk berinvestasi saham di perusahaan batubara ini? Jangan terkecoh, meskipun saham BUMI ada di level terendah dan nilainya tidak akan turun lagi, tetapi dengan kegiatan obligasi wajib konversi ini, saham BUMI juga akan sulit naik lho.

Jika menurut kamu investasi saham BUMI masih begitu berisiko, kamu juga bisa lho memulai investasi dengan instrumen lainnya yang lebih rendah resiko, salah satunya adalah investasi reksa dana. Bisa dibilang, reksa dana adalah salah satu instrumen investasi berisiko rendah dengan keuntungan yang cukup besar.

Karena itu, untuk investor pemula, ada baiknya kamu mencoba produk investasi reksa dana. Kini, investasi reksa dana juga lebih praktis karena hanya dengan bermodal smartphone saja, kamu sudah bisa memulainya. Untuk lebih simpel dan anti ribet, kamu bisa gunakan aplikasi Ajaib untuk memulai investasi reksa dana. Yuk dicoba!

Bacaan menarik lainnya:

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (Edisi Pertama ed.). Yogyakarta: Kanisius.

Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait