Saham

Usai Stock Split, Saham BRPT Langsung Melejit

Barito Pasific (BRPT) memperdagangkan sahamnya pertama kali setelah melakukan pemecahan nilai saham atau yang disebut dengan stock split pada 6 Agustus lalu. Seperti yang dikatakan, Direktur Riset dan nvestasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, saham BRPT lebih menarik.

Setelah melakukan pemecahan nilai saham, harga saham perusahaan milik Prajogo Pangestu ini menjadi sangat murah. Selain itu, sahamnya akan menjadi lebih likuid.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Juli lalu, pemegang saham BRPT menyetujui pemecahan nilai saham dengan rasio 1:5. Sebelum dilakukan pemecahan nilai saham, jumlah saham Barito Pacific sebanyak 17,80 miliar saham.

Setelah dilaksanakan stock split, saham BPRT menjadi sebanyak 89,00 miliar saham. Selain itu, mereka juga memiliki Waran Seri I yang sebelumnya berjumlah 948 juta waran menjadi 4,74 miliar waran.

Sebelum sahamnya dipecah, saham Barito Pacific ditutup di harga Rp 3.670 per saham pada perdagangan Senin (6/8). Investor melakukan perdagangan saham ini sebanyak 5.631 kali dengan volume saham sebanyak 16,9 juta saham dan dengan nilai transaksi senilai Rp62,8 miliar. Ada pun, price equity ratio (PER) perusahaan di level 193,16 kali.

Setelah saham Barito Pacific dipecah dan mulai diperdagangkan pada hari ini hingga penutupan perdagangan sesi pertama, saham BPRT diperdagangkan di harga Rp705 per saham. Saham ini diperdagangkan sebanyak 3.708 kali sebanyak 44,1 juta saham dengan nilai transaksi Rp31,05 miliar. Ada pun saat ini PER perusahaan ada di level 176,25 kali.

Sejak saat itu, saham BPRT melonjak drastis. Pelonjakan terjadi pada 26 hingga 30 Agustus 2019. Pada rentang waktu itu, saham BPRT naik hingga 26,21 persen, dari posisi Rp725 menjadi Rp915 per lembar sahamnya.

Sekilas Tentang BPRT

Barito Pacific didirikan pada tanggal 14 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan yang kemudian berubah menjadi PT Barito Pacific pada tahun 2007.  Pada tahun 1993, Barito Pacific menjadi perusahaan publik dan saat ini telah bertransformasi menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan jenis aset dan industri yang beragam.

Bisnis inti Perseroan beroperasi dalam pembangkit listrik dan produksi petrokimia, dengan aset industri di sektor-sektor terbarukan dan berorientasi sumber daya dengan potensi pertumbuhan yang signifikan melalui diversifikasi bisnis dan integrasi vertikal.

Pada tahun 2007, Perseroan memperoleh kepemilikan mayoritas di CAP dan pada tahun 2008 memperoleh PT Tri Polyta Indonesia Tbk., yang kemudian digabungkan menjadi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. pada tahun 2011.  CAP merupakan satu-satunya perusahaan petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi terpasang saat ini sebesar 3.458 KTPA.

Pada bulan Juni 2018, Barito Pacific mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Star Energy, sebuah perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia, yang mengoperasikan 875 MW kapasitas terpasang panas bumi.

Perseroan juga memiliki perusahaan patungan dengan salah satu entitas anak PT Indonesia Power, entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, untuk mengembangkan 2 x 1.000MW pembangkit listrik tenaga uapdengan teknologi Ultra Super Critical 2 x 1.000 MW (Jawa 9 & 10), salah satu pembangkit listrik tenaga batubara dengan teknologi yang paling hemat energi dan ramah lingkungan yang ada di pasar saat ini.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait