Ajaib.co.id – Merealisasikan keuntungan saat trading saham atau juga dikenal dengan istilah take profit menjadi hal penting dalam trading. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara menentukan besaran take profit dari sebuah saham?
Take profit merupakan sebuah tindakan melakukan penjualan saham yang dimiliki atau yang telah dibeli setelah mencapai level harga atau target yang telah ditentukan.
Sebagian trader saham ambil untung terlalu dini, sehingga gagal memperoleh keuntungan optimal dari harga puncak. Sebagian yang lain malah terlambat ambil untung, sehingga harga saham sudah berbalik turun lagi. Penyesalan karena ambil untung terlalu dini atau terlambat ini bisa jadi sangat menekan trader pemula. Dibutuhkan strategi khusus dan ketangguhan mental untuk mengeksekusi realisasi keuntungan saat trading saham. Agar tidak salah langkah, berikut beberapa hal mengenai strategi take profit yang bisa kamu terapkan ketika melakukan trading saham?
Pentingnya Strategi Take Profit Saat Trading Saham
Strategi ini menjelaskan kapan jangka waktu yang tepat untuk take profit dan menjual saham dalam kondisi untung. Strategi ini semestinya sudah ditentukan sejak awal, yaitu sebelum atau ketika trader dan investor membeli saham. Sayangnya, banyak pemula tidak memiliki strategi merealisasikan keuntungan sama sekali saat trading saham.
Baca Juga: Bolehkah Mengubah Strategi Trading, Kapan Waktu yang Tepat?
Ada yang mengatakan, “Nanti saya jual kalau cuan lebih banyak“. Tapi, kapan cuan itu dianggap cukup banyak? Perkara take profit ini sering membuat trader dan investor terjebak dalam dua emosi yang menyesatkan, yakni keserakahan dan ketakutan.
Contohnya, seorang trader baru saja mengalami kerugian hingga 12 juta rupiah. Ia menyaksikan saham lain dalam portofolionya mencatat keuntungan 8 juta rupiah. Ia berpikir, “Take profit nanti saja kalau sudah untung 12 juta, jadi bisa impas dengan kerugian sebelumnya”. Eh, selanjutnya harga saham yang sudah profit itu malah berbalik turun. Ia takut kalau-kalau nanti menderita rugi lagi, sehingga memutuskan untuk take profit 5 juta saja.
Tidak disangka, harga saham kemudian naik lagi. Kenaikan kedua ini bahkan sebenarnya memungkinkan sang trader untuk cuan sampai 15 juta, kalau seandainya mampu merealisasikan keuntungan pada tingkat harga tertinggi. Sang trader pun menyesal sedemikian rupa hingga rencana trading saham lain kacau balau.
Situasi dilematis seperti itu sebenarnya dapat dihindari dengan mudah. Triknya sebagai berikut:
- Kamu harus punya strategi merealisasikan keuntungan sejak sebelum membeli saham, atau paling lambat ketika saham terbeli.
- Kamu harus punya kemantapan mental untuk tidak menyesali keputusan yang sudah diambil. Percayalah, masih banyak peluang cuan lain di bursa saham.
- Kamu perlu menyimpan diari atau jurnal trading saham untuk membukukan semua transaksi jual-beli yang telah dilakukan. Kelak, catatan ini menjadi bahan evaluasi agar kamu dapat memperbaiki kesalahan dan mengoptimalkan strategi trading saham untuk transaksi-transaksi berikutnya.
Cara Mudah Menentukan Take Profit
Kunci sukses trading saham itu hanya satu: beli pada harga rendah, jual pada harga lebih tinggi. Para investor yang punya target keuntungan jangka panjang pasti bisa mewujudkannya dalam kurun waktu 5 tahun atau lebih. Beli saham secara bertahap tiap bulan atau setiap kali harganya melemah, kemudian diamkan saja dalam portofolio. Tapi, dibutuhkan strategi trading saham khusus untuk mewujudkan target profit dalam kurun waktu lebih singkat.
Pada umumnya, trader menggunakan salah satu dari tiga patokan berikut ini untuk menentukan besaran take profit:
1. Proyeksi keuntungan dibanding risiko (risk/reward ratio)
Rasio ini mewakili proyeksi kerugian yang siap ditanggung, dibandingkan dengan target keuntungan yang diharapkan. Umpamanya seorang trader membeli 1 lot saham perusahaan XYZ pada harga Rp250 dengan ekspektasi harga akan meningkat jadi Rp400 dalam sebulan. Ia memutuskan akan cut loss jika harga jatuh jadi Rp200. Jadi sang trader menerapkan rasio risk/reward 1:3, di mana target profit Rp150 dan toleransi risiko Rp50.
2. Proyeksi keuntungan dibanding modal
Umpamanya trader menggunakan modal Rp2 juta untuk membeli saham XYZ, kemudian ia menentukan take profit jika keuntungan sudah berlipat dua. Dengan demikian, ia akan take profit jika nilai saham sudah mencapai Rp4 juta. Patokan ini dapat digunakan untuk bermain saham gorengan, tetapi kurang cocok untuk diterapkan pada saham-saham blue chip (unggulan).
3. Proyeksi keuntungan berbasis analisis teknikal
Strategi ini paling rumit dan membutuhkan pembelajaran panjang, tetapi memiliki tingkat akurasi terbaik. Pertama-tama, trader harus mempelajari cara analisis teknikal dan memahami konsep support-resistance. Selanjutnya, berlatih menerapkan analisis tersebut dalam simulasi trading saham hingga mahir.
Kamu dapat memilih salah satu dari ketiga cara di atas, ataupun mengombinasikannya. Yang terpenting, tentukan dulu strategi take profit sebelum kamu membeli saham mana pun. Selain itu, ada baiknya juga menyimak tips singkat di bawah ini.
Baca Juga: Mengenal Strategi Stop Loss & Take Profit dalam Trading
Hal yang Wajib Diketahui Investor Terkait Take Profit
Kebanyakan pemula berfokus pada besaran nominal untuk menentukan take profit. Misalnya, take profit setelah cuan 20 persen, atau setelah untung 100 ribu, dan sejenisnya. Padahal, momen take profit yang tepat tidak selalu dapat ditentukan dengan besaran nominal. Investor dan trader perlu memperhitungkan kondisi pasar terkini pula saat trading saham.
Ada risiko besar ketika kamu berfokus pada besaran take profit. Bayangkan seandainya kamu sudah mematok take profit 20%, tetapi kemudian saham pilihanmu terhantam skandal suap tingkat nasional dan manajemennya diciduk KPK. Harga saham ambruk dengan cepat. Apakah kamu tetap akan bersikeras mengincar take profit 20%? Tentu tidak memungkinkan lagi.
Atau coba bayangkan situasi sebaliknya. Kamu sudah mematok take profit 20%, tetapi kemudian laporan keuangan emiten mencatat raihan laba bersih 200% lebih tinggi dari ekspektasi. Harga saham naik lebih cepat, sedangkan hasil analisis terbaru menunjukkan ada potensi cuan sampai 50% karena saham jadi terhitung murah. Apakah kamu tetap ingin take profit 20%? Justru dalam situasi ini, kamu bisa mengincar cuan lebih besar.
Ketika kamu membeli saham, kamu seharusnya sudah menentukan strategi take profit tertentu untuk menentukan kapan akan menjualnya dan mencari peluang cuan lain. Namun, dunia saham itu dinamis. Pasti akan ada situasi-situasi di mana kamu dituntut untuk meralat rencana take profit awal.
Terlepas dari tiga cara menentukan besaran take profit di atas, ada baiknya kamu memerhatikan dua hal berikut ini saat trading saham:
- Lakukan Jual saham ketika fundamental saham sudah tidak bagus lagi, atau ketika valuasi saham tersebut menjadi terlalu mahal.
- Lakukan Jual saham ketika mendapatkan keuntungan investasi itu sudah mendominasi portofolio. Kamu tidak perlu menjual keseluruhan saham koleksimu, tetapi ada baiknya untuk menjual saham sebagian (take profit parsial) demi merealisasikan cuan dan berinvestasi pada saham potensial lainnya.
Memang tidak baik mengubah-ubah take profit terlalu sering. Akan tetapi, strategi trading saham apa pun sebaiknya bersifat fleksibel. Pantau terus berita-berita dan laporan keuangan terkait saham koleksimu agar tidak sampai ketinggalan informasi yang memengaruhi target keuntunganmu kelak.
Ajaib Hadirkan Berbagai Fitur Baru dan Menarik untuk #JadiTraderHandal
Ajaib akan membantu kamu #JadiTraderHandal dengan menghadirkan berbagai fitur terbaru yang cocok digunakan untuk trader profesional. Ajaib akan meluncurkan berbagai fitur baru dan menarik. Semua fitur terbaru ini akan memberikan pengalaman trading yang lebih baik, cepat, dan handal.
Semua fitur terbaru ini dapat kamu simak di website Ajaib dan semua akun media sosial Ajaib Sekuritas. Yuk, langsung coba fitur terbaru Ajaib sekarang juga! Jangan lupa untuk membagikan pengalaman trading kamu bersama Ajaib di Social media dan tag @ajaib_investasi untuk mendapatkan hadiah.