Ajaib.co.id – Test of English as a Foreign Language atau TOEFL kerap menjadi acuan untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris seseorang. Tes TOEFL sendiri terdiri dari beberapa jenis. Apa saja?
TOEFL adalah tes yang bertujuan mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang yang bahasa ibunya bukanlah bahasa Inggris. TOEFL merupakan tes yang terstandarisasi. Jadi, pada dasarnya tes TOEFL telah memiliki pola tertentu yang baku, meskipun lembaga penyelenggara tes TOEFL berbeda-beda.
Sebagai salah satu indikator kemampuan berbahasa Inggris seseorang, tes TOEFL dilakukan untuk sejumlah tujuan, misalnya melanjutkan pendidikan dan melamar pekerjaan. Seseorang yang mengikuti tes TOEFL akan memperoleh nilai tertentu. Nilai inilah yang bisa menentukannya untuk mencapai tujuan.
Sebuah universitas di Jerman, misalnya, mensyaratkan nilai TOEFL bagi calon mahasiswa sebesar 700 agar bisa diterima di universitas tersebut. Sebuah perusahaan lainnya mensyaratkan nilai TOEFL 600 bagi orang yang hendak melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.
Namun, biasanya tes TOEFL bukan satu-satunya tes yang menentukan keberhasilan seseorang mencapai tujuannya. Perusahaan yang mensyaratkan nilai TOEFL 600 tadi, contohnya, juga akan memiliki tes-tes lainnya dalam proses rekrutmen. Biasanya, nilai TOEFL tertentu hanya menjadi syarat awal dalam proses penerimaan kerja, kuliah dan lainnya.
Tes TOEFL sendiri tidak hanya terdiri dari satu jenis, melainkan beberapa jenis. Tiap jenisnya juga memiliki waktu pengerjaan dan jumlah soal yang berbeda. Nah, jenis-jenis TOEFL lengkapnya ada di bawah ini.
Paper Based Test (PBT)
Paper Based Test dilakukan dengan beberapa lembar kertas soal dan jawaban. Cara mengisinya dengan pensil 2B agar bisa terbaca dalam sistem. Soal-soal pada Paper Based Test berupa listening, structure, dan reading. Lalu, rentang skor pada tes jenis ini berkisar antara 310 sampai 677. Waktu pengerjaan Paper Based Test adalah dua sampai 2,5 jam.
Computer Based Test (CBT)
Beda dengan Paper Based Test, Computer Based Test menggunakan komputer. Soal-soal dalam tes jenis ini ialah structure, reading, listening, dan writing. Peserta yang mengikuti Computer Based Test akan mendapat skor berkisar antara 30 sampai 300. Waktu pengerjaannya antara dua sampai 2,5 jam. Dibanding dengan Paper Based Test, Computer Based Test kurang populer di Indonesia.
Internet Based (iBT)
Internet Based adalah jenis TOEFL berikutnya. Internet Based juga sering disebut Next Generation TOEFL karena jenis tes TOEFL terbaru. Sesuai namanya, Internet Based berbasis internet.
Para peserta mengerjakan Internet Based secara dalam jaringan (daring). Materi soal pada Internet Based berupa listening, speaking, writing, dan reading. Internet Based sering dijadikan syarat bagi yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri. Rentang skor Internet Based adalah 8 sampai 120. Waktu pengerjaan tes ini ialah empat jam.
Salah satu materi soal dalam jenis tes TOEFL ialah listening. Pada materi ini, peserta akan diuji kemampuan mendengarkan percakapan atau pidato pendek yang berbahasa Inggris.
Sementara itu, materi soal structure menguji tatanan bahasa dan ungkapan bahasa Inggris. Lain lagi dengan materi soal reading. Pada materi ini, peserta harus memahami berbagai jenis bacaan. Kemudian, kemampuan menulis esai bahasa Inggris menjadi dasar penilaian dalam materi soal written.
Persiapan sebelum menjalani tes TOEFL harus dilakukan dengan matang. Nah, di bawah ini adalah beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebelum mengerjakan TOEFL.
- Format Tes
Cara terbaik untuk memulai persiapan menjalani TOEFL adalah mengetahui ‘medan pertempuran’. Maksudnya di sini adalah materi soal dalam tes. Lazimnya, materi soal tes berupa kombinasi structure, listening, speaking, writing, dan reading
2. Batas Minimal Skor
Setelah mengetahui waktu pelaksanaan, batas minimal skor TOEFL juga perlu diketahui. Tujuannya agar calon peserta tes dapat memasang target. Sejumlah tempat kursus TOEFL juga menyediakan semacam try out atau simulasi sebagai gambaran awal skor.
Dari try out atau sejenisnya tersebut, calon peserta juga bisa mengetahui materi soal apa saja yang perlu ditingkatkan. Seorang calon peserta tes TOEFL, misalnya, mengetahui bahwa nilai speaking dan listening skill-nya masih rendah berdasarkan try out yang diikutinya.
Dari sana, ia bisa memperdalam wawasan untuk meningkatkan speaking dan listening skill-nya. Untuk mengasah listening skill, contohnya, ia bisa membiasakan telinganya dengan mendengarkan podcast berbahasa Inggris atau menonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle. Usahakanlah aktivitas ini menjadi sebuah kebiasaan, bukan sekadar persiapan tes.
3. Waktu Pelaksanaan
Umumnya, tes TOEFL digelar di bulan April, Mei, Oktober, November, dan Desember. Jadi, aturlah waktu untuk belajar atau mengikuti kursus TOEFL agar siap saat menjalani tes.
Perhitungkan pula kebutuhan terkait waktu pelaksanaan tes, misalnya penutupan pendaftaran di universitas atau lamaran pekerjaan. Jangan sampai batas waktu yang ditentutan terlewat padahal belum menjalani tes.
4. Tempat Kursus yang Bagus
Seseorang bisa mengasah kemampuan bahasa Inggris yang merujuk pada TOEFL di berbagai tempat, baik online maupun offline. Tempat-tempat kursus tersebut tak selalu mengkhususkan pada kelas TOEFL.
Sebagian tempat kursus bahasa Inggris umum juga menawarkan paket TOEFL. Tapi, pastikan bahwa tempat kursus yang dipilih terpercaya dan terbukti kualitasnya.
5. Terus Berlatih
Meskipun hasil try out telah mencapai target, sebaiknya calon peserta tak berhenti belajar atau berlatih TOEFL. Pasalnya, ada kemungkinan soal yang diujikan cukup berbeda dengan apa yang ditampilkan saat try out.
Selain itu, latihan atau belajar secara berkesinambungan dapat menjaga seseorang dari lupa terhadap materi-materi yang selama ini dipelajarinya. Tidak ada salahnya juga untuk sering bertanya kepada orang lain yang lebih berpengalaman dalam menjalani tes TOEFL.
Sumber: Sebelum Tes TOEFL, Inilah Jenis dan Jumlah Soal TOEFL yang Wajib Kamu Tahu! dan Apa Itu TOEFL? Cara Belajar, dan Contoh Soal Latihan Tesnya, dengan perubahan seperlunya.