Pensiun

Terdampak Pandemi, PT Taspen Tetap Berencana Ekspansi Bisnis

PT Taspen
PT Taspen

Ajaib.co.id – Pandemi Covid-19 turut berdampak pada kinerja PT Taspen (Persero). Namun, badan usaha milik negara initetap berencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke depannya. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja PT Taspen (Persero) bisa dilihat dari penurunan imbal hasil investasi atau yield on invesment (YOI) pada kuartal III 2020.

Kondisi Investasi PT Taspen

 Lebih rinci, sebelum pandemi Covid-19, return investasinya tercatat 8,5%–9%. Namun, setelah pandemi Covid-19 terjadi, return tercatat 6,5%–7%. Per September 2020, Direktur Utama PT Taspen (Persero) Antonius N.S. Kosasih mengungkapkan, perusahaannya meraih imbal hasil investasi sebesar 6,3%.

Angka ini turun dibandingkan realisasi tahun 2019 senilai 8,5%. Investasi terbesar dari perusahaan asuransi pegawai negeri ini ialah surat utang, yakni 67,9% dari total investasi. Investasi besar lainnya adalah deposito 17,3%, reksadana 6,9%, saham 5,7%, dan investasi langsung 2,2%.

Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh kelompok usaha ini. Salah satunya adalah PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life). Sebenarnya, catatan kinerja Taspen Life pada semester I tahun 2020 terbilang positif.

Total aset investasi Taspen Life tumbuh 3,11% (year-to-date/ytd), Total aset juga tumbuh sebesar 2,23% (ytd). Kemudian, hasil Investasi pun tumbuh sebesar 22,62% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan capaian Mei 2019.

Sayangnya, pandemi Covid-19 berakibat pada perlambatan pertumbuhan premi bruto Taspen Life dari 31 Mei 2019, yaitu sebesar 27,65% (yoy) dan laba 25,78% (yoy). Meski turut terimbas pandemi Covid-19, Antonius yakin, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi masih menjadi salah satu pemain terdepan di industri asuransi pensiun.

Hal ini didasarkan, Antonius menjelaskan, pada penerapan prinsip terhadap setiap penempatan investasi. Prinsip tersebut meliputi perhitungan tingkat risiko yang dapat diterima serta investasi yang memberikan yield optimal.

Ekspansi Bisnis

Selain itu, badan usaha milik negara Indonesia ini melakukan analisa komprehensif saat hendak berinvestasi pada instrumen tertentu. PT Taspen (Persero) juga memperhitungkan kemudahan pencairan nilai maupun hasil investasi dan pengalokasian aset- aset investasi dengan memperhatikan kondisi pasar.

 Jadi, perushaan tetap berencana melakukan ekspansi bisnis di tengah pandemi Covid-19. Rencana PT Taspen (Persero) melakukan ekspansi bisnis guna meningkatkan imbal hasil di luar pasar modal. Pengembangan bisnis ini antara lain menyasar pasar properti, khususnya di Jabodetabek. Menariknya, saat penjualan properti sulit karena diterjang pandemi Covid-19, perusahaan di bidang asuransi tabungan hari tua ini justru mendapatkan investor global hingga meraih triliunan rupiah.

 Upaya pengembangan bisnis perusahaan dana tuda dan dana pensiun lainnya ialah akan membentuk dan mengakuisisi beberapa anak serta cucu perusahaan dari pemegang saham lama. Tak hanya itu, perusahaan ini juga berencana akan mendirikan Manajer Investasi (MI) konvensional, asuransi kerugian, IT share and service, dan join venture (JV) multifinance. Di samping itu, Taspen Life akan menjalankan bisnis asuransi jiwa syariah, MI syariah, dan fronting company. Tapi, Taspen Life juga tetap menggarap pasar asuransi jiwa konvensional.

Menurut Antonius, dengan memiliki manajer investasi sendiri maka bisa mengendalikan investasi. Pada tahun ini, perusahaan dana tua dan dana pensiun ini berfokus pada efisiensi core bisnis. Efisiensi ini dilakukan melalui advokasi penguatan perusahaan sebagai BUMN asuransi sosial dan dana pensiun, khususnya bagi aparatur sipil negara (ASN).

Selanjutnya, efisiensi pengeluaran biaya dan rebranding identitas korporasi. Tak ketinggalan, perusahaan juga mengembangkan program loyality benefit bagi ASN. Tambah lagi, perusahaan sudah mempersiapkan database kepesertaan yang terintegrasi dengan instansi terkait.

Selain itu, perusahaan akan mengoptimalisasikan pendapatan investasi melalui peningkatan yield di masing-masing instrumen investasi. Seiring dengan itum perusahaan akan mengoptimalisasi fee based income dan layanan berbasis digital.

 Performa kantor cabang pun tak luput dari perhatian. Oleh sebab itu, perusahaan akan melakukan optimalisasi peran kantor cabang dalam pengembangan bisnisnya. Terakhir, optimalisasi kinerja dan pembentukan anak perusahaan yang bernilai strategis.

 Manajer Investasi yang dimiliki oleh perusahaan ini, kata Antonius, paling lambat kuartal pertama 2021 akan mengantongi izin syariah. Keberadaan Manajer Investasi syariah nantinya, lanjut Antonius, akan lebih memudahkan PT Taspen (Persero) dalam membuat dan memperkenalkan produk-produk syariah kepada nasabahnya.

 “Sudah terbukti bahwa bisnis-bisnis yang berbasis syariah adalah bisnis yang masih dapat bertahan di saat kondisi ekonomi saat ini,” tuturnya. Pada kesempatan terpisah, pendiri PT Karim Consulting Indonesia Adiwarman Karim menyampaikan hal sama.

Ia menjabarkan, perkembangan sektor keuangan syariah tidak mengenal kondisi ekonomi. Karim mencontohkan, pertumbuhan aset bank syariah bisa lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Padahal, ekonomi global tengah jatuh akibat pandemi Covid-19.

“Itu (pertumbuhan aset) dua kali lipat lebih baik (aset bank syariah tumbuh) 9,93%, konvensional hanya 5%,” ujarnya di tempat terpisah. Hingga Juli 2020 lalu, aset perbankan syariah mencapai Rp542,82 triliun. Jumlah tersebut mencakup aset pada bank umum syariah, BPR syariah, dan unit usaha syariah. Setali tiga uang, subsektor asuransi syariah juga mampu bertahan lebih kokoh daripada subsektor asuransi konvensional.

Rencana ekspansi bisnis, khususnya dalam pengembangan ekonomi syariah,  mendapatkan dukungan dan apresiasi dari Staf Khusus Wakil Presiden bidang Infrastruktur dan Investasi Sukriansyah S. Latief. Menurutnya, rencana tersebut akan mendukung proses percepatan pembangunan ekonomi syariah di Indonesia sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah.

 Seiring dengan ramainya kasus gagal bayar Asuransi Jiwasraya, ia memastikan bahwa portofolio investasinya ditempatkan pada instrumen investasi fixed income yang sangat aman. perusahan merupakan BUMN yang mendapat tugas dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola jaminan sosial bagi ASN, pejabat negara, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan tenaga honorer pada instansi Pemerintah. Data September 2020 sudah memiliki aset keseluruhan sebesar Rp268 triliun.

Artikel Terkait