Ajaib.co.id – Pada 20 Maret 2020 kemarin, Guburner Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mendorong industri perbankan untuk menurunkan suku bunga, khususnya suku bunga kredit. Pada 20 Maret 2020, Bank Indonesia menurunkan kembali suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,5 persen.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan masyarakat agar dapat pembiayaan dari perbankan di tengah dampak wabah virus Corona atau Covid-19. Di mana, berdasarkan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,50 persen, dengan suku bunga fasilitas simpanan menjadi 3,75 persen, dan suku bunga kredit yang dikenakan oleh bank kepada nasabah menjadi 5,25 persen.
Bukan hanya itu, menurut kutipan dari Tempo.co, Penny Warjiyo, Gubernur BI juga mengatakan bahwa mereka akan tetap megakomodasi kebijakan moneter dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga.
Perry juga mengatakan bahwa langkah itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari sejumlah stimulus yang sudah dikeluarkan pemerintah. Selain itu, BI kembali memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya meminimalkan risiko dampak virus corona.
Strategi Bank Mandiri Menghadapi Virus Corona
Berdasarkan data dari Kompas.com pada 19 Maret 2020, ekonom Bank Mandiri memproyeksikan Bank Indonesia akan menurunkan kembali suku bunga acuannya 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) yang akan diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, kamis 19 Maret.
Penurunan suku bunga tersebut, didorong oleh langkah pre-emptive yang dilakukan Bank Indonesia dalam mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus Covid-19 yang memiliki dampak kepada pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.
Di sisi lain, laju inflasi masih relatif stabil dan terkendali, meskipun beberapa waktu terakhir terdapat kenaikan beberapa bahan makanan dan kebutuhan pokok, seperti gula pasir dan bawang merah. Selain itu, menurut ekonom mandiri, Mandiri telah ancang-ancang siapkan strategi apabila virus corona ini berdampak lebih buruk terhadap perekonomian. Di mana, bank mandiri akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga stabilitas beberapa indikator, terutama kualitas aset dan likuiditas di tengah masih tingginya ketidakpastian ke depan.
Suku Bunga Bank Indonesia 2019
Bank Indonesia pada tanggal 19 September 2019 telah menurunkan suku bunga bank Indonesia sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25 persen. Itu artinya, sepanjang tahun 2019, bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali hingga 75 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, salah satu alasan pihaknya menurunkan suku bunga bank Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi global. Dia melihat ada peluang ekonomi Indonesia tumbuh.
“Penurunan suku bunga tidak hanya nambah kapasitas bank dalam menyalurkan kredit tapi juga meningkatkan permintaan kredit dan pembiayaan sehingga demand supply-nya jalan. Diturunkannya (suku bunga) memang kita harapkan bank-bank juga akan menurunkan suku bunga kredit dan depositonya,” ujar Perry, seperti dikutip dari Sindonews.
BI Butuh Waktu
Meski demikian, BI memahami bank masih memerlukan waktu untuk menyesuaikan transmisi penurunan suku bunga BI dengan suku bunga deposito dan kreditnya. “Kami paham ini, (bank) memerlukan waktu. Tapi jangan lama-lama,” sambungnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, bunga kredit perbankan dari Desember 2018 hingga Juli 2019 telah turun sebesar 18 basis poin. Sedangkan dari Juli ke Agustus 2019, turun 5 basis poin.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 September 2019 memutuskan menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 25 bps menjadi 6 persen.
Menurut Perry, dengan penurunan suku bunga acuan diharap permintaan kredit akan naik, investasi naik, konsumsi naik dan pertumbuhan ekonomi akan naik lagi. “Kami harapkan bunga kredit bisa lebih cepat turun agar ekonomi bergerak naik,” jelasnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menjelaskan, turunnya suku bunga kebijakan setidaknya membutuhkan waktu enam hingga sembilan bulan untuk memberikan dampak terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi.
“Dampaknya itu kira-kira 6 sampai 9 bulan. Tapi kan perlu diingat bahwa pertumbuhan ekonomi global juga melambat. Sehingga memang kebijakan moneter yang dilakukan Federal Reserve (Bank sentral Amerika Serikat) itu untuk memperkecil atau menghambat laju pertumbuhan ekonomi,” jelas Fauz, diberitakan Kompas.
Sebagai informasi untuk kamu, The Fed hingga September ini telah menurunkan suku bunga kebijakan mereka sebesar 50 bps. Adapun bank sentral lain di seluruh dunia juga melakukan penurunan suku bunga kebijakan, atau menjaga suku bunga kebijakan mereka mendekati nol persen. Fauzi mengatakan, dengan demikian, risiko resesi global bisa dihindari.
“Kalau kita melihat indikator risk premium itu rata-rata turun, artinya risiko gagal bayarnya turun walaupun pertumbuhan ekonomi global turun karena dipangkasnya suku bunga global di level sangat rendah. Jadi risiko krisis seperti 1998 dan resesi global 2009 sangat terbatas,” ujar dia.
Dengan menurunnya suku bunga bank Indonesia, apa kamu mau menjadi nasabah untuk memulai usaha? Dengan menurunnya suku bunga ini, kamu bisa memanfaatkannya untuk menambah modal usaha, baik untuk memperluas bisnis hingga mengembangkan bisnis itu sendiri.
Ketika suku bunga turun ini juga, kamu bisa memanfaatkannya dengan mulai membuka rekening reksa dana ataupun melakukan topup investasi kamu. Salah satu cara mulai berinvestasi yang bisa kamu lakukan adalah membuka reksa dana di Ajaib. Dengan membuka rekening reksa dana kamu di Ajaib, kamu bisa dengan mudah memilih jenis reksa dana terbaik menurut para ahli dan juga bisa memulai investasi hanya dengan Rp10 ribu. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai investasi sekarang!
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.