Banking

Kuasai Cara Menghitung Bunga Bank Agar Dapat Manfaatnya

jenis-bunga-kredit

Ajaib.co.id – Mengambil kredit bank bisa jadi keputusan yang bijak. Syaratnya kamu harus paham cara menghitung bunga bank yang berlaku. Dengan demikian, kamu bisa tahu pembiayaan yang kamu dapatkan benar-benar bermanfaat atau tidak.

Mengambil kredit dari perbankan adalah solusi masa kini untuk berbagai kebutuhan manusia. Terlebih lagi jika kebutuhan itu membutuhkan dana yang besar. Hanya saja memang pinjaman itu tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Ada suku bunga yang dikenakan dan harus kita bayar bersaam dengan jumlah angsuran.

Bagi sebagian kalangan, keberadaan bunga bank ini dianggap memberatkan dan bahkan haram. Hanya saja, memang keberadaan pinjaman bank, baik berupa kredit usaha, kartu kredit atau kredit tanpa agunan, bertujuan untuk memudahkan kebutuhan finansial masyarakat.

Namun pada kenyataanya memang pinjaman bank sangat membantu di tengah berbagai hambatan keuangan. Jika kamu berniat memanfaatkan kredit bank, pastikan kamu mengetahui cara menghitung bunga pinjamannya agar tak merasa dirugikan. Jika bunga yang dikenakan dirasa masuk akal, tak ada salahnya memanfaatkan program dari perbankan ini.

Pahami Cara Menghitung Bunga Bank Sebelum Mengambil Kredit Pinjaman

Salah satu hal utama yang terpikirkan ketika bicara soal kredit bank adalah besaran suku bunga yang dikenakan. Kerap kali banyak ketakutan akan besaran bunga sehingga akan membuat kita kesulitan mengangsur di kemudian hari. Ada pula kecurigaan jika mengambil kredit bank hanya akan menjerumuskan pada kesulitan keuangan saja.

Namun berbagai kekhawatiran itu bisa kamu enyahkan jika kamu tahu cara menghitung bunga bank. Mungkin hanya sebagian orang saja yang memahami perhitungan bunga ketika ingin mengambil kredit atau pinjaman bank. Biasanya pihak perbankan juga menyediakan layanan konsultasi dengan stafnya termasuk menghitungkan bunga yang dikenakan dan jumlah angsuran per bulan yang harus dibayar.

Namun kamu bisa kok menghitungkan sendiri di rumah. Cara ini bisa kamu terapkan jika kamu ingin membandingkan bunga yang ditawarkan satu bank dengan yang lain. Hasil terbaiknya kemudian kamu jadikan pertimbangkan untuk mengambil pinjaman tersebut.

Salah satu hal yang harus kamu pahami sejak awal adalah mengetahui bahwa suku bunga bank tidak hanya satu jenis saja. Padahal, jenis bunga kredit itu ada banyak lho. Penerapannya juga bisa berbeda sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak perbankan yang bersangkutan.

Sayangnya, orang-orang banyak yang hanya mengalikan suku bunga dengan total pinjamannya. Hal tersebut membuat orang-orang keliru dan terkena bunga pinjaman saat membayar cicilan. Jumlahnya lebih besar dari perkiraan dan kemudian malah membebani. Pinjaman bank yang awalnya dimaksudnya untuk menjadi solusi keuangan malah jadi masalah baru.

Jika hanya menggunakan cara menghitung bunga bank seperti itu, bunga yang dibebankan pun akan terlihat kecil. Padahal, kalau kamu memahami cara perhitungan kreditnya, jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulannya bisa berbeda. Sebaiknya, kamu pahami dulu jenis bunga kredit dan simulasi perhitungannya. Sebab, perhitungan bunga kredit tidak semudah perkiraan.

Yuk, pelajari dulu jenis bunga kredit dan cara menghitung bunga bank sesuai dengan jenisnya. Simak artikelnya di bawah ini :

Jenis Bunga Kredit Berdasarkan Sifatnya

Pada umumnya, suku bunga kredit dalam pinjaman bank dibagi berdasarkan sifat dan perhitungannya. Di Indonesia, ada dua jenis suku bunga kredit berdasarkan sifatnya.

  • Suku Bunga Flat

Jenis pinjaman yang menggunakan suku bunga tetap atau flat, dimaksudkan dengan besaran suku bunga yang tidak berubah selama jangka waktu kredit berlangsung. Misalnya, ada kesepakatan saat perjanjian kredit yang mengatakan, bahwa suku bunga ditetapkan sebesar 10%, maka sampai periode kredit berakhir, bunga yang dibebankan akan tetap 10%.

Umumnya, produk yang m/enggunakan suku bunga ini adalah kredit mobil, kredit motor, kredit tanpa jaminan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR) di awal periode, serta kredit dengan jangka pendek. Suku bunga tetap bakal menguntungkan nasabah saat suku bunga pasaran naik. Hal itu tidak akan mempengaruhi cicilan yang sedang kamu jalani.

Sebaliknya, nasabah akan mengalami kerugian jika suka bunga pasaran sedang menurun, karena bunga yang dibebankan kepada kamu lebih besar dari suku bunga kredit.

  • Suku Bunga Floating

Suku bunga ini berbeda dengan suku bunga tetap. Penerapan suku bunga floating mengikuti pergerakan besaran bunga di pasaran. Saat suku bunga pasaran naik, maka jumlah cicilan yang harus kamu bayar lebih besar. Sedangkan ketika suku bunga pasaran menurun, jumlah cicilan yang harus kamu bayar lebih kecil.

Sistem bunga floating sering digunakan untuk produk-produk, seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit usaha, dan kredit lainnya untuk jangka panjang. Beberapa produk bank pun juga melakukan kombinasi antara dua suku bunga kredit ini. Misalnya saja, KPR menetapkan suku bunga tetap untuk beberapa tahun pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan suku bunga floating pada tahun berikutnya.

Jenis Suku Bunga Berdasarkan Perhitungannya

  • Bunga Flat

Perhitungan dari jenis bunga ini paling mudah, karena setiap bulan angsuran, bunga, dan cicilan pokoknya sama. Sistem kredit dengan bunga flat, plafon kredit, dan besaran bunganya akan dihitung sesuai dengan jangka waktu kreditnya.

Rumus Perhitungan dari bunga flat adalah:

Bunga per bulan= (P x l x t)/jb

P = Pokok pinjaman

l = Suku bunga per tahun

t = jumlah tahun jangka kredit

jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit

Contoh kasusnya:

Pokok pinjaman: Rp24.000.000

Bunga flat: 5% per tahun

Jangka waktu kredit: 24 bulan

Perhitungan bunga: (Rp24.000.000 x 5% x 2) / 24 = Rp100.000

Dengan demikian, besaran dari angsuran pertama hingga terakhir adalah Rp1.100.000.

  • Bunga Efektif

Bunga efektif sering disebut dengan sliding rate. Umumnya, bunga ini digunakan untuk kredit jangka panjang, seperti KPR. Beban bunga yang dikenakan pun lebih rendah dibanding bunga flat. Sebab, bunga tersebut dihitung berdasarkan sisa utang pokok yang belum dibayarkan.

Besaran cicilan yang dibayar bakal semakin turun, seiring dengan berjalannya waktu karena sisa utang pokok yang semakin berkurang.

Rumus perhitungannya:

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = saldo pokok pinjaman di bulan sebelumnya

i = suku bunga per tahun

30 = jumlah hari dalam satu bulan

360 = jumlah hari dalam satu tahun

Contoh kasusnya:

Pokok pinjaman = Rp24.000.000

Bunga: 10% per tahun

Jangka waktu kredit: 24 bulan

Besaran bunga efektif bulan pertama

= Rp24.000.000 x 10% x (30/360 hari)

= Rp200.000.

Angsuran pokok dan bunga bulan pertama = Rp1.000.000 + 200.000 = Rp1.200.000

Besaran bunga efektif bulan kedua

= Rp23.000.000 x 10% x (30/360 hari)

= Rp191.666,67

Angsuran pokok dan bunga bulan kedua = Rp1.000.000 + 191.666,67 = Rp1.191.666,67

Dari hasil ini terlihat jika angsuran keduanya senilai Rp1.191.666,67 yang lebih rendah dari angsuran pertama, yaitu Rp1.200.000.

Bunga Anuitas

Suku bunga anuitas merupakan hasil modifikasi dari suku bunga efektif. Namun, dengan jumlah cicilan yang sama setiap bulannya. Sehingga, bunga ini bisa mempermudah kreditur. Agar jumlah cicilannya tetap sama setiap bulannya, jumlah bunga yang harus dibayar akan menurun. Sedangkan cicilan pokok pinjamannya meningkat.

Rumus perhitungannya:

Pokok pinjaman: Rp24.000.000

Bunga: 14% per tahun

Jangka waktu kredit: 24 tahun

Bulan 1

Bunga = 14% x Rp24.000.000/12 bulan x 1 = Rp280.000

Pokok pinjaman = Rp24.000.000/24 = Rp1.000.000

Angsuran bulan pertama = Rp1.000.000 + Rp280.000 = Rp1.280.000

Bulan 2

Sisa pokok pinjamannya = Rp24.000.000 – Rp1.280.000 = Rp22.270.000

Bunga = 14% x Rp22.270.000/12 bulan x 1 = Rp259.816

Angsuran bulan kedua = Rp1.000.000 + Rp259.816 = Rp1.259.816

Suku bunga ini akan terus berjalan hingga angsurannya selesai sesuai tenor kredit.

Uraian di atas adalah berbagai cara menghitung bunga bank sesuai dengan jenis kreditnya. Kamu bisa menjadikannya panduan jika akan mengambil pinjaman dari perbankan. Cermati benar syarat dan ketentuannya agar tak salah kaprah.

Pastikan pula jika kredit bank yang kamu ambil dimanfaatkan untuk tujuan produktif. Jangan jadikan pembiayaan bank sebagai sumber kebutuhan konsumtif karena akan membuat perencanaan keuanganmu berantakan. Pada akhirnya, kredit bank bisa menjadi berkah atau masalah tergantung orangnya.

Artikel Terkait