Investasi

SpaceX Kirim Astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional

Ajaib.co.id – 2020 merupakan tahun yang luar biasa bagi umat manusia. Sepanjang Januari hingga sekarang kita terus diperlihatkan sejumlah peristiwa global di luar dari dugaan, mulai dari banjir di Jakarta, kebakaran hutan di Australia, Pangeran Harry & Meghan Markle memutuskan untuk mengundurkan diri dari keluarga kerajaan, hingga pandemi global COVID-19. Namun, ada satu peristiwa besar menarik yang terjadi baru-baru ini, yaitu pengiriman astronot ke luar angkasa oleh SpaceX.

Mengirim manusia ke luar angkasa dengan tujuan eksplorasi sudah berlangsung sejak beberapa dekade lalu. Union of Soviet Socialist Republics (USSR) merupakan negara pertama yang meluncurkan satelit Sputnik ke orbit Bumi. Kejadian ini berlangsung di saat panasnya politik Amerika Serikat dan USSR yang dikenal dengan Cold War atau Perang Dingin. 

Sejak saat itu, kedua negara adikuasa tersebut berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi agar dapat mengirimkan manusia ke luar angkasa. USSR berhasil keluar sebagai pemenang dengan mengirim Yuri Gagarin ke luar angkasa untuk terbang selama 108 menit dengan pesawat roket Vostok pada 12 April 1961. Namun, delapan tahun kemudian, tepatnya 20 Juli 1969, Amerika Serikat sukses mengirim dua astronotnya Neil Armstrong dan Buzz Aldrin ke Bulan, menjadikannya sebagai salah satu momen bersejarah bagi dunia.

Kini sejarah kembali mencatatkan usaha umat manusia kembali ke luar angkasa. Pada 30 Juni 2020 waktu setempat, peluncuran roket yang ditumpangi dua astronot tersebut berhasil meluncur menuju luar angkasa untuk pertama kalinya sejak peluncuran terakhir hampir 10 tahun lalu. 

Peluncuran roket ini merupakan momen bersejarah karena beberapa alasan, pertama, SpaceX menjadi perusahaan swasta pertama yang melakukan investasi asetnya untuk mengirim manusia ke luar angkasa dan yang kedua peluncuran tersebut berlangsung di tengah pandemi global COVID-19.

Perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX telah mengembangkan kapsul roket berbentuk permen karet yang dinamai “Crew Dragon” sejak enam tahun lalu. Pada tahun lalu, SpaceX sukses melaksanakan gladi resik dengan mengirim kapal tersebut tanpa awak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

Perusahaan yang didirikan pada 2002 tersebut juga berhasil menerapkan latihan keamanan yang memiliki kapabilitas untuk awaknya melarikan diri dalam keadaan darurat. Tidak butuh waktu lama, astronot berpengalaman National Aeronautics and Space Administration (NASA), Bob Behnken dan Doug Hurley menjadi awak pertama Crew Dragon.

Pada momen bersejarah tersebut, Crew Dragon dijadwalkan untuk diluncurkan pada pukul 4.33 waktu setempat. Roket Falcon 9 membutuhkan waktu 12 menit untuk melepasCrew Dragon ke orbit Bumi rendah, kemudian roket akan kembali ke Bumi sementara para astronot akan menempuh waktu 19 jam untuk menuju ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

Pada dasarnya Crew Dragonbuatan SpaceX dirancang untuk terbang secara otomatis, tapi para astronot akan mengambil kemudi ketika berada di orbit Bumi untuk menguji kemampuan mengemudi manualnya. Setelah tiba, Crew Dragon akan melakukan sistem docking secara otomatis. Para astronot akan tinggal selama beberapa bulan di sana sebelum akhirnya kembali ke Bumi dengan Crew Dragon.

Peluncuran Roket Sumber Inspirasi

Berita peluncuran Falcon 9 milik SpaceX memberikan harapan dan inspirasi bagi umat manusia, mengingat dalam beberapa bulan ke belakang, tajuk berita di media-media hanya membahas pandemi global COVID-19 dan dampaknya ke ekonomi, pendidikan, dan investasi. Namun, komitmen tim SpaceX dan NASA menghadirkan harapan tersebut tetap tinggi. Mereka mengambil tindakan pencegahan khusus untuk memastikan bahwa COVID-19 tidak mempengaruhi keberhasilan misi peluncuran.

Jauh sebelum peluncuran roket, baik Bob Behnken dan Doug Hurley telah menjalani karantina dan diuji COVID-19 secara berkala. Menjelang peluncuran, biasanya ratusan ribu orang akan melakukan perjalanan ke Kennedy Space Center untuk menyaksikan peristiwa bersejarah, tetapi kali ini NASA meminta masyarakat untuk menyaksikan peluncuran tersebut melalui internet sebagai bentuk pencegahan penyebaran COVID-19.

Mengingat salah satu momen bersejarah ini dilaksanakan di masa krisis dalam sejarah dunia, banyak yang membandingkan misi Crew Dragon dengan peluncuran Apollo 8 pada malam Natal 1968, yang menjadi harapan bagi warga negara Amerika Serikat setelah kasus pembunuhan Robert Kennedy dan Martin Luther King Jr.

Perjalanan Luar Angkasa-Umum Pribadi

Sebagai tambahan, selain dianggap sebagai salah sumber inspirasi karena peluncurannya dilaksanakan saat pandemi global COVID-19, peluncuran kolaborasi antara SpaceX dan NASA ini juga mencetak rekor sejarah baru karena menunjukkan awal dari era baru penerbangan luar angkasa yang dipelopori oleh perusahaan swasta.

Sebelum kesepakatan antara dua instansi tersebut terjalin, terjadi penawaran yang cukup alot. NASA menegosiasikan kontrak harga tetap dengan perusahaan milik Elon Musk tersebut dengan beberapa penundaan dan kemunduran kesepakatan. Diketahui biaya penerbangan tersebut hanya berbeda sedikit dari jumlah semula yang sudah ditetapkan. 

NASA akan investasi sebesar $55 juta atau setara dengan Rp4,1 miliar per kursi untuk misi ini. Secara matematis, jumlah yang harus dibayarkan terhitung murah dibandingkan membayar uang sekitar $70 hingga $85 juta untuk menaiki Soyuz Russia selama beberapa tahun terakhir, atau menghabiskan sekitar $1,5 miliar untuk setiap misi pesawat ulang alik.

Penerbangan ini juga menandakan kemajuan yang baik bagi yang memiliki impian melakukan wisata luar angkasa komersial atau pribadi. Tidak banyak yang mengetahui jika SpaceX sudah mendaftarkan sejumlah penumpang untuk perjalanan beberapa hari ke luar angkasa. Biaya yang harus dibayarkan per kursi cukup fantastis, yaitu $35 juta atau setara dengan Rp2,6 miliar.

Meskipun perjalanan ke luar angkasa tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tapi peluncuran Crew Dragon merupakan tonggak penting untuk kemajuan teknologi luar angkasa bagi umat manusia.

Sumber: SpaceX Sends American Astronauts To The International Space Station, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait