

Ajaib.co.id – PT Mitra Investindo Tbk (MITI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan granit. Perusahaan berkode saham MITI ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1994 dengan kegiatan usaha pertambangan, pemasaran, dan perdagangan granit. Di mana, lokasi tambang MITI berada di Bintan, Kepulauan Riau.
MITI sendiri memasarkan produknya melalui pasar lokal maupun internasional. Selain batu granit, perseroan juga memiliki kegiatan bisnis industri minyak dan gas bumi melalui anak usaha. Perseroan juga mengakuisisi Goldwater LS Pte Ltd sebanyak 90 persen.
Mayoritas saham MITI saat ini dipegang oleh Interra Resources Limited dengan jumlah 48,87 persen kepemilikan saham.
Saham MITI sendiri pertama kali diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 1997 dengan harga penawaran sebesar Rp600 per lembar saham. Sayangnya, pergerakan harga saham MITI sempat ada di batas terendah dan kembali naik hingga saat ini berada di Rp101 per lembar saham pada penutupan perdagangan, Senin 23 Agustus 2021.
Hal ini tentu berkaitan dengan fundamental perusahaan saat ini sehingga memengaruhi pergerakan sahamnya di bursa. Lalu, apakah saham MITI layak untuk dikoleksi?
Oleh karena itu, mari bedah kinerja saham MITI untuk mengetahui fundamental perusahaan saat ini beserta rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya melalui penjelasan berikut.
Dua Tahun Vakum karena Suspensi, MITI Akuisisi Wisesa Line
Emiten pertambangan batu granit berkode saham MITI ini mengalami suspensi yang diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun 2019. Hal ini berkaitan dengan kinerja yang negatif bisnis perseroan sehingga dalam dua tahun terakhir perseroan belum mencatatkan pendapatan jelas.
Sesuai dengan laporan keuangan bahwa laba yang tercatat di tahun 2020 merupakan pindahan dari tahun sebelumnya sebesar Rp4,03 miliar.
Lalu pada Juni tahun ini, perseroan mengajukan surat kepada BEI sebagai permohonan pembukaan suspensi yang diberlakukan. Hal ini karena perseroan melakukan akuisisi 99,81 persen saham PT Wisesa Line Januari 2021 lalu dengan maksud mempertahankan keberlangsungan bisnis. Sejak dibuka, harga saham MITI langsung meroket hingga saat ini.
Kinerja Keuangan MITI dalam 5 Tahun Terakhir Didominasi Catatan Kerugian
Penyebab utama saham MITI mengalami suspensi oleh BEI karena kinerja keuangan yang terus tercatat negatif. Hal ini terutama pada kerugian yang dialami setiap tahunnya kecuali di tahun 2018.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Penjualan bersih | – | 34.975 | 28.672 | 23.847 | 31.375 |
Laba kotor | – | 10.935 | 9.349 | -378 | -31.618 |
Laba rugi tahun berjalan | -87.934 | 7.482 | -23.354 | -23.362 | -179.560 |
Berdasarkan data kinerja keuangan dalam 5 tahun terakhir, MITI catatkan penjualan yang menurun dari tahun 2015, lalu kembali naik di tahun 2018 dan tidak mencatatkan realisasi penjualan di tahun 2019. Hal ini yang menyebabkan perseroan terus mencatatkan kerugian di setiap tahunnya dalam 5 tahun terakhir, kecuali di tahun 2018.
Kerugian yang dialami oleh emiten berkode saham MITI ini disebabkan oleh fokus bisnis utama perseroan sedang lesu sehingga pendapatan yang diraih oleh perseroan mengandalkan bisnis lainnya. Dari laba kotor saja yang mengalami minus dapat dilihat jika perseroan masih belum bisa mencatatkan raihan laba di tahun-tahun tersebut.
Selain itu, jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya memang bisnis MITI sedang dalam kondisi tidak sehat. Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | -153,5% |
ROE | 1.135,9% |
NPM | – |
CR | 113,4% |
DER | -863% |
Bagaimana dengan Prospek Bisnis MITI ke Depannya?
Melihat prospek bisnis PT Mitra Investindo Tbk dengan kode saham MITI ini memang butuh analisa yang baik. Mengingat saham MITI baru bangkit dari keterpurukan karena disuspensi selama dua tahun oleh BEI. Apalagi kini saham MITI mendapatkan notasi khusus untuk dua kategori oleh BEI yaitu E dan S karena laporan keuangan perusahaan menunjukkan ekuitas negatif.
Di sisi lain, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa perseroan kembali membuka sahamnya untuk perdagangan di bursa karena MITI telah melakukan akuisisi 99,81 persen saham dari PT Wisesa Line pada Januari 2021 lalu. Dengan begitu, bisnis MITI akan kembali bangkit dengan kegiatan usaha baru yang dimiliki.
Selain itu, perseroan juga kini menjalankan kegiatan usaha di bidang pelayaran karena adanya akuisisi anak perusahaan tersebut. Rencana bisnis perseroan untuk fokus di kelautan dan pelayaran tampaknya semakin kuat karena kembalinya aksi akuisisi yang dilakukan pada PT Pelayaran Samudera Karana Live. Anak perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usaha di sektor pengangkutan laut, logistik, hingga jasa bongkar muat.
Realisasi aksi korporasi ini rencananya akan direalisasikan pada pertengahan tahun 2022 yang semakin memperluas inti bisnis dari MITI di bidang pelayaran. Sementara untuk sisi keuangan, tentu akan berdampak pada peningkatan aset maupun pendapatan dan permodalan perseroan ke depannya. Dengan begitu, hal tersebut akan membawa kinerja keuangan MITI menjadi lebih baik lagi.
Bagi para investor yang mulai kembali tertarik dengan saham MITI yang beberapa tahun terakhir memburuk, tentu dibutuhkan kesabaran dan analisa yang matang untuk mengoleksi saham MITI. Paling tidak menunggu hingga tahun depan saat bisnis MITI mulai kembali berjalan secara normal. Hal ini tentu akan berpengaruh pada pergerakan harga saham MITI ke depannya.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.