Milenial

Self-love Nomor 1-kan Diri Sebagai Investasi Jangka Panjang

Ajaib.co.idSelf-love bukan narsisme lho! Belum terlalu akrab di percakapan sehari-hari, istilah ini berisiko disalahkaprahkan. Mungkin kamu juga sudah pernah mendengar selentingan tentang betapa pentingnya menyayangi, memaafkan dan memperlakukan dirimu dengan baik. Tapi benarkah hal ini sedemikian pentingnya? Apa harus sebegitu melownya? 

Mungkin karena kamu belum terbiasa memikirkannya secara serius, self-love terasa agak unfaedah. Tapi saat menghadapi tekanan ekonomi akibat kebangkrutan, PHK, atau perumahan pasca pandemi, kamu perlu memahami cara menerima situasi diri yang kurang menguntungkan, serta memelihara semangat agar bisa terus melakukan upaya terbaik selama masa adaptasi New Normal

Dengan mempelajarinya lebih jauh, kamu akan memahami manfaatnya. Artikel Ajaib ini akan membantu mengupasnya untuk kamu.

Evolusi Pemikiran Awal 

Menurut pendefinisian en.wikipedia.org, self-love adalah cinta-diri, atau menghargai kebahagiaan dan keuntungan diri sendiri, yang keduanya sebenarnya merupakan konseptualisasi dari kebutuhan dasar manusia. Dan dipandang dari segi cacat moral, mirip dengan kesombongan, egoisme, juga sinonim dari amour-propre. Di masa silam, berbagai ajaran agama menganggapnya dosa.

Namun, setelah berabad-abad, pemikiran ini telah mengadopsi konotasi yang lebih positif melalui Parade Kebanggaan, Gerakan Hormati Diri Sendiri, Protes Cinta-diri, era Hippie, Gerakan Feminis New Age, seiring dengan peningkatan kesadaran kesehatan mental, yang mendukungnya sebagai hakiki dari pertolongan diri dan support group (kelompok pendukung) yang bekerja mencegah penyalahgunaan zat dan bunuh diri.

Pemikiran Aristoteles tentang philautia (self-love) pada 384-322 BC yang tercatat dalam Nicomachean Ethics dan Eudemian Ethics mengatakan bahwa: orang yang mencintai dirinya demi memperoleh pencapaian personal tak beralasan adalah pribadi yang jahat, namun mereka yang mencintai dirinya untuk mencapai prinsip kebajikan adalah pribadi yang baik. Sayangnya jenis pribadi yang jahat lebih banyak daripada yang baik.

Pemikiran Maju Tentang Self-love

Dalam konteks psikologi modern seperti dirilis positivepsychology.com, Self-love (cinta-diri) berbeda dengan Self-Compassion (sayang-diri). Wujud sayang diri adalah baik dan pengertian dalam menghadapi kegagalan diri sendiri (Neff, n.d.). Artinya, kamu akan bersikap sama baiknya terhadap dirimu di tengah masa sulit, seperti baiknya sikapmu terhadap sahabat tersayang, pengertian, empatik, solider, memberikan pengertian dan ketenangan.

Sementara di sisi lain, cinta-diri adalah tingkat penghargaan terhadap diri sendiri yang tumbuh dari tindakan-tindakan yang mendukung fisik, kondisi psikologi dan pertumbuhan spiritual (Khoshaba, 2012). Ini adalah tentang menghargai dirimu sendiri sebagai manusia yang layak mendapatkan cinta dan rasa hormat.

Cinta-diri bersifat lebih laten dibanding sayang-diri. Kamu bisa memutuskan untuk sayang-diri kapan saja kamu merasa begitu, sedangkan cinta-diri adalah hal yang harus kamu bangun dengan membutuhkan waktu.

Self-love Menyelamatkan Keuanganmu

Seperti yang dikutip moneyunder30.com dari tulisan Amanda Abellal, kekayaan bersih kamu dipengaruhi oleh harga dirimu. Sedangkan harga dirimu terkait dengan tingkat cinta-dirimu.

Jika kamu tidak meyakini bahwa dirimu bernilai, maka saldo rekening bankmu akan mencerminkan hal itu. Di dalam bukunya yang berjudul Sacred Success, Barbara Stanny – seorang penulis dan pakar keuangan wanita menegaskan bahwa orang-orang berpenghasilan tinggi umumnya memiliki tingkat harga diri yang tinggi, namun dulunya ternyata mereka harus berjuang keras mengatasi rasa tidak pantas bergaji tinggi!

Penulis Money: A Love Story – Kate Northrup menekankan bahwa upaya memperhatikan kondisi dan mengelola keuanganmu dengan hati-hati adalah wujud dari cinta-diri. Misalnya, jika kamu enggan membeli sepatu baru karena ingin menabung, itu adalah tanda kamu ingin merawat dan melindungi keberlangsungan hidupmu.

Dengan kata lain, kamu layak menyimpan uang yang kamu hasilkan. Dan jika kamu boros, artinya kamu tidak mencintai keselamatan hidupmu dalam jangka panjang. Sementara dalam konteks keluarga dan kerabat, kamu pasti pernah tahu ungkapan: You can’t love anyone else until you love yourself,  dan You can’t take care of anyone else until you’ve taken care of yourself, kan?

Self-Love akan mengurangi penderitaanmu sambil membantumu untuk berkembang, dan menjadi kunci bagimu untuk bisa memandang dirimu sebagai sebuah investasi jangka panjang. 

Cinta-diri vs Narsisme

Walaupun cinta-diri berisiko tinggi disalahartikan dengan narsisme, sebenarnya keduanya adalah konsep yang sangat saling berbeda. Cinta-diri adalah mencintai dirimu tanpa butuh melakukan perbandingan sosial yang merendahkan pihak lain. Cinta-diri adalah memberi dirimu validasi yang dibutuhkan, bangga dengan kinerja baikmu dan menyadari bahwa sesekali meragukan dirimu adalah hal yang wajar. 

Sebaliknya, narsisme adalah sebuah bentuk obsesi untuk membandingkan diri dengan orang lain demi merasa lebih baik, obses untuk terlihat penting, bukannya benar-benar penting, mengharapkan validasi terus-menerus dari pihak lain, dan memandang masalah secara hitam dan putih (Well, 2017).

Cinta-diri adalah sebuah penghargaan otentik terhadap diri. Sementara narsisme adalah usaha pembuktian bahwa kamu lebih baik dari orang lain, dan memastikan bahwa orang lain memandangmu seperti yang kamu inginkan.

Self-love berfokus ke dirimu sendiri. Sementara narsisme berfokus ke persepsi orang lain terhadap dirimu.

Cara Mempraktikkan Self-love

Mempraktikkan cinta-diri bisa lumayan sulit bagi kamu dan siapapun, terutama di tengah masa krisis yang serius seperti saat ini. Meski begitu, seperti dikutip dari lifehack.org, hal ini layak kamu coba agar selalu dekat dengan jati diri, tegar melalui tekanan, dan bisa kembali berkembang seperti semula. Berikut ini beberapa tips praktiknya:

  1. Mulai setiap hari dengan mengatakan hal yang sangat positif pada dirimu.
  2. Makan makanan dan minuman yang menutrisi dirimu.
  3. Gerakkan tubuh dengan aktif dan cintai kulitmu.
  4. Dengarkan kritik yang lahir dari hatimu.
  5. Akhiri semua hubungan yang meracuni batinmu.
  6. Rayakan setiap kemenanganmu, betapa kecilnya pun itu.
  7. Coba keluar dari zona nyamanmu.
  8. Cintai hal-hal yang membuatmu berbeda dan special.
  9. Luangkan waktu untuk menenangkan pikiran.
  10. Ikuti passion-mu.
  11. Bersabarlah namun tetap gigih.
  12. Selalu sadari apa yang sedang dilakukan.
  13. Perlakukan orang lain dengan rasa cinta dan hormat.
  14. Temukan hal-hal yang membuatmu bersyukur setiap hari.
  15. Cari keluarga dan kerabat yang bisa membantumu.
  16. Belajarlah untuk mengatakan Tidak.
  17. Tulis pikiran-pikiranmu.
  18. Berhentilah mencari persetujuan dari orang lain.
  19. Realistislah, tak ada yang sempurna dalam hidup ini.
  20. Coba untuk terus kreatif.
  21. Lupakan trauma dan sakit hati.
  22. Temukan tempat favoritmu.
  23. Have fun!

Nggak susah kan? Praktikkan dengan sungguh-sungguh, agar cintamu pada dirimu dapat membantumu melewati masa tersulit dan tantangan terberat, sehingga dirimu sukses berkembang menjadi investasi jangka panjangmu. Begitu juga halnya dengan portofolio investasimu. Pilih platform investasi yang berintegritas seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum. 

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena terdaftar resmi dan diawasi oleh OJK juga IDX, serta mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintech News Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Sumber: Self-love, How Your Net Worth Is Affected By Self-worth, 30 Ways to Practice Self-Love and Be Good to Yourself, dan What is Self-Compassion and What is Self-Love?, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait