Ekonomi

Sejarah Tambang Batu Bara & Daerah Penghasilnya di Indonesia

tambang-batu-bara

Ajaib.co.id – Pemanfaatan hasil tambang batu bara seiring dengan perkembangan industri di Indonesia. Hasil tambang batu bara Indonesia tercatat pada International Energy Agency (IEA) sebagai negara yang menghasilkan batu bara terbesar di dunia. Indonesia berada diurutan ke empat, setelah Amerika Serikat, India dan China.

Ketahui lebih lanjut tentang sejarah tambang batu bara serta daerah penghasil batu bara di Indonesia. Simak uraian berikut ini!

Sejarah Penambangan Batu Bara

Kekayaan hasil tambang di Indonesia yang dikenal dunia salah satunya batu bara. Dalam catatan sejarah, pertama kali penambangan batu bara dilakukan secara terbuka pada abad ke 19 di Sumatera Barat.

Seorang ahli geologi asal Belanda, Wilem Hendrik De Greve, memperkirakan arang dalam bawah tanah yang membatu ini tersebar di berbagai titik lokasi. Salah satu daerah penghasil batu bara tertua di Indonesia yakni terletak di Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat. Tambang itu bernama Tambang Ombilin.

Dilansir dari Wikipedia.org, pada tahun 1930 Tambang Ombilin memiliki hasil produksi lebih dari 620.000 ton per tahun. Dari hasil kekayaan alam itu, kebutuhan energi Hindia Belanda dari batu bara terpenuhi hingga 90 persen.

Hasil produksi dari Tambang Ombilin ini terbaik di kelasnya. Masa itu, komoditas batu bara menjadi incaran para pengelola industri di belahan benua lainnya. Tak ayal, hasil tambang batu bara merupakan mataniaga yang berharga. Terlebih, revolusi industri yang menggeliat di benua Eropa mempengaruhi perubahan industri di berbagai wilayah benua lainnya termasuk Hindia Belanda.

Hal tersebut menjadikan permintaan batu bara semakin meningkat. Hasil tambang batu bara inilah yang nantinya digunakan sebagai sumber energi penting bagi pabrik bermesin uap, juga sektor transportasi darat dan laut.

Secara global sulit melepas ketergantungan energi fosil yang tak terbarukan tersebut pasca revolusi industri. Kebutuhan komoditas batu bara yang dikenal dengan sebutan si emas hitam ini semakin meningkat konsumsinya dari tahun ke tahun.

Kendati demikian, dalam sejarah tambang batu bara di Indonesia permintaan emas hitam ini juga sempat mengalami pasang surut seiring dengan penemuan sumber energi lainnya. Pada tahun 1950, batu bara bukanlah sumber energi yang dibutuhkan industri maupun transportasi darat dan laut.

Teknologi pada mesin yang semula menggunakan batu bara mulai beralih dengan menggunakan diesel berbahan bakar solar. Hal tersebut secara signifikan memengaruhi hasil produksi tambang batu bara yang kian menurun.

Pemanfaatkan batu bara seiring dengan perkembangan industri di Indonesia. Dikutip dari laman desdm.bantenprov.go.id, dalam kurun waktu 1945-1966 capaian produksi tambang batu bara yang cenderung menurun.

Pada tahun 1952 misalnya, meski capaian produksi menyentuh angka 969.000 ton, namun terus menurun di tahun 1966 yang hanya sebesar 320.000 ton. Sebagian besar hasil produksi tambang itu berasal dari daerah penghasil batu bara Bukit Asam, Sumatera Selatan.

Meski menjadi tumpuan energi paling besar setelah minyak bumi. Komoditas hasil tambang batu bara ini menimbulkan dua masalah besar bagi lingkungan yaitu polusi emisi karbon dan kerusakan lingkungan pasca tambang.

Sumber energi yang berasal dari batuan sedimen organik ini membutuhkan proses selama puluhan hingga ratusan tahun. Itulah mengapa sumber energi ini sangat dibutuhkan dunia global.

Daerah Penghasil Batu Bara di Indonesia

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, jumlah total sumber daya batu bara yang tersebar di berbagai daerah penghasil batu bara di Indonesia diperkirakan sebesar 143 miliar ton.

Tingginya sumber energi yang berasal dari hasil batu bara ini menjadi target pengembangan dan pemanfaatan secara nasional. Hal ini juga menjadi dasar persyaratan perpanjangan izin dari PKP2B atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Batu Bara.

Adapun sejumlah daerah penghasil batu bara yang melimpah tersebut berada di:

1.     Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat

Tambang batu bara tertua yang sudah diekploitasi sejak jaman Hindia Belanda ini berada di sepanjang Bukit Barisan, sekitar 70 Km dari Kota Padang. Lokasi tambang yang bernama Tambang Ombilin itu telah berproduksi selama satu abad.

Namun demikian sejak tahun 2019, The United Nations Educational, Scientific and ultural Organization (UNESCO) menetapkan Tambang Ombilin sebagai warisan dunia. Tambang bersejarah ini memiliki metode penambangan tertutup atau bawah tanah.

2.     Tanjung Enim, Sumatera Selatan

Daerah penghasil batu bara lainnya berada di Sumatera Selatan tepatnya di Tanjung Enim. Tambang batu bara di wilayah ini dikelola oleh PT Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Pada awal eksploitasi hasil produksinya mampu memenuhi hampir 90% kebutuhan batu bara Hindia Belanda.

Perusahaan tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri sejak 1950. Hasil produksi batu bara PT Bukit Asam ini mampu mencapai 40.000 ton/hari. Kawasan Tanjung Enim disebut-sebut memiliki cadangan batu bara sebesar 6,36 miliar ton, sementara hasil tambang yang dimanfaatkan baru sekitar 1,5 miliar ton.

3.      Lahat, Sumatera Selatan

Selain Sawah Lunto dan Tanjung Enim, Lahat juga merupakan daerah penghasil batu bara yang melimpah. Sedikitnya ada 36 perusahaan dengan luas wilayah konsesi mencapai 31.454 hektar.

Tak hanya perusahaan besar, di wilayah ini juga terdapat lokasi tambang rakyat.

4.     Meulaboh, Aceh Barat

Cadangan batu bara di kawasan ini diperkirakan mencapai 500 juta ton dengan kedalaman 80 meter. Kualitas produksi daerah penghasil batu bara ini merupakan terbaik di Indonesia.

Lapisan hasil batu bara dari Aceh Barat ini memiliki ketebalan 0,5 hingga 9,5 meter. Lapisan inilah yang menjadikan hasil produksi batu bara Aceh termasuk unggulan.

5.     Pulau Laut, Kalimantan Selatan

Pulau yang memiliki luas 1.873 Km2 merupakan daerah penghasil batu bara dengan tujuan ekspor China, Jepang dan Amerika Serikat. Kualitas batu bara yang dihasilkan di Kalimantan Selatan ini incaran sejumlah negara industri.

6.     Samarinda, Kalimantan Timur

Seperti halnya dengan daerah penghasil lainnya, tambang batu bara di Samarinda ini juga peninggalan Belanda.

Berlokasi di sepanjang Sungai Berau, daerah ini merupakan tambang batu bara pertama di Provinsi Kalimantan Timur.

7.     Sorong, Papua

Batu bara yang diproduksi di daerah ini berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dengan kualitas yang unggulan dan berlimpah, batu bara dari wilayah bagian timur Indonesia ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri maupun luar negeri.

Selain sejumlah daerah penghasil batu bara tersebut, tentunya masih banyak wilayah lainnya yang menyimpan sumber energi batu bara. Itulah mengapa pengembangan dan pemanfaatan energi batu bara secara nasional diupayakan meningkat secara kualitas dan produksi.

Harapannya, dari hasil tambang batu bara tersebut mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar dan secara nasional.

Artikel Terkait