Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang melonggarkan aktivitas luar ruang karena penurunan angka penderita COVID-19 di Indonesia, kegiatan aktivitas luar ruang kembali bergairah, termasuk kegiatan pada sektor infrastruktur.
Selain karena kebijakan pelonggaran aktivitas kegiatan yang diberikan pemerintah, adanya keputusan relaksasi kredit dari OJK sedikit banyak juga turut menjadi angin segar bagi emiten di bidang infrastruktur.
Kami merangkum beberapa saham emiten di sektor infrastruktur yang berpotensi mengalami kenaikan pada seminggu kedepan.
Berikut beberapa saham potensial yang berpotensi kembali melanjutkan tren positifnya:
Berikut analisa teknikal yang dibuat pada harga penutupan Jumat, 17 September 2021, serta sentimen positif apa saja yang mempengaruhi saham-saham tersebut dan prospek bisnis emiten tiap-tiap saham.
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk – ADHI
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham ADHI masih terkoreksi 45% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp880 per lembar sahamnya;
- Saham ADHI tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp26 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham ADHI dalam 30 hari terakhir mencapai 6.423.875 lot;
- Dalam 30 hari terakhir kemarin total volume perdagangan saham ADHI mencapai 6.423.875, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham ADHI dari periode sebelumnya yang tercatat 2.746.153 atau ada peningkatan sebesar 233%;
- ADHI melalui 2 anak usahanya PT Adhi Commuter Properti Berhasil mencatat 2 proyek baru. Dengan adanya tambahan proyek ini, proyek ADHI menjadi 9 proyek khusus di sekitar jalur LRT Jabodetabek. Kinerja ADHI sepanjang kuartal II 2021 juga tercatat naik dengan perolehan laba bersih sebesar Rp8,3 miliar lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat Rp6,9 miliar.
Analisis Teknikal
Sejak 23 Agustus 2021, ADHI mulai memasuki fase bullish jangka pendeknya. ADHI ditutup diatas MA 5 dan MA 20 dengan kenaikan volume di atas hari sebelumnya. Stochastic bergerak ke atas di area overbought. Resistance 945 kemudian 1000, cut loss jika break 815
2. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk – CENT
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham CENT melesat 127% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp332 per lembar sahamnya;
- Saham CENT tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp39 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham CENT dalam 30 hari terakhir mencapai 22.510.523 lot;
- CENT saat ini memiliki keunggulan sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi yang terintegrasi. CENT pada kuartal I 2021 mencatat pertumbuhan kinerjanya yang positif, CENT masih membukukan pendapatan yang meningkat 30,29% menjadi sebesar Rp287,98 miliar. Dimana pendapatan tercatat paling banyak dikontribusi dari sewa dan pemeliharaan menara sebesar Rp189,42 miliar.
Analisis Teknikal
CENT ditutup membentuk pola doji yang berupa sinyal indecision, ditutup diatas MA 5 nya dengan kenaikan volume dibanding hari sebelumnya. Stochastic goldencross di area oversold. Resistance 356 kemudian 400, cut loss jika break 300.
3. PT PP (Persero) Tbk – PTPP
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham PTPP masih terkoreksi 44% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp1.050 per lembar sahamnya;
- Saham PTPP tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp41 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham PTPP dalam 30 hari terakhir mencapai 8.480.381 lot;
- Dalam 30 hari terakhir kemarin total volume perdagangan saham PTPP mencapai 8.480.381, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham PTPP dari periode sebelumnya yang tercatat 4.738.523 atau ada peningkatan sebesar 178%;
- PTPP memiliki beberapa proyek yang tercatat sampai dengan akhir Juli 2021 yaitu antara lain adalah Junction Dawuan Tol sebesar Rp825 miliar, pegadaian tower Rp594 miliar, Gedung Kejaksaan Agung Rp. 500 miliar, Mandalika infrastructure Fase 2 Rp342 miliar, dan lainnya. Hingga akhir Juli 2021 kontrak baru BUMN mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi 51, pemerintah 36% dan swasta 13% dari total perolehan kontrak baru. Kinerja PTPP di kuartal II 2021 tercatat naik sebesar Rp86 miliar dari sebelumnya pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp21,2 miliar.
Analisis Teknikal
Sejak 23 Agustus 2021 PTPP sudah mulai terlihat uptrend, ditutup di atas MA 5 dan MA 20 nya. Volume naik signifikan dibanding hari sebelumnya. Stochastic goldencross di area overbought. Ada peluang penguatan hingga resistance 1140 kemudian 1200. Cut Loss jika break 955.
4. PT Surya Semesta Internusa Tbk – SSIA
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham SSIA masih terkoreksi 10% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp520 per lembar sahamnya;
- Saham SSIA tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp8 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham SSIA dalam 30 hari terakhir mencapai 3.605.348 lot;
- SSIA menargetkan pendapatan nya dapat tumbuh 15% pada tahun ini. Hingga periode Maret 2021, SSIA memiliki total bangunan yang dapat disewa seluas 128.566 m atau 80,2% dari total tanah yang tersedia yaitu 160.255 m. Selama enam bulan 2021, SSIA masih mencatat rugi bersih sebesar Rp190,83 miliar. Total liabilitas SSIA tercatat naik menjadi Rp3,83 triliun sedangkan total ekuitas pada akhir semester 1 2021 ini tercatat sebesar Rp40,5 triliun.
Analisis Teknikal
SSIA ditutup pada highest level nya di 520, sejak 13 September 2021 sudah membentuk higher high dan higher low, jika mampu breakout resistance di 535 kemudian bisa ke 565. Cut Loss jika break 495.
5. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk – WEGE
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham WEGE masih terkoreksi 27% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp196 per lembar sahamnya;
- Saham WEGE tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp6 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham WEGE dalam 30 hari terakhir mencapai 7.003.623 lot;
- Dalam 30 hari terakhir kemarin total volume perdagangan saham WEGE mencapai 7.003.623, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham WEGE dari periode sebelumnya yang tercatat 1.194.164 atau ada peningkatan sebesar 586%;
- Kinerja WEGE pada kuartal II 2021 tercatat positif, WEGE masih mampu mencatat laba bersih yang naik dari periode sebelumnya di tahun lalu yang tercatat hanya sebesar Rp96,6 miliar. Sedangkan laba bersih kuartal II 2021 ini tercatat sebesar Rp100,9 miliar. Kontrak baru yang berhasil diraih WEGE hingga Agustus 2021 ini diantaranya proyek konstruksi sebesar 67%, proyek modular 18%, WPG 14% dan sisanya 1% konsesi.
Analisis Teknikal
WEGE sejak 6 September 2021 mulai membentuk konsolidasi, pada perdagangan Jumat 17 September 2021 berhasil breakout resistance 200, sehingga ada peluang penguatan WEGE untuk menguji level resistance selanjutnya di 210. Cut Loss jika break 186.
6. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk – WIKA
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham WIKA masih terkoreksi 46% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp1.095 per lembar sahamnya;
- Saham WIKA tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp69 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham WIKA dalam 30 hari terakhir mencapai 13.536.646 lot;
- Dalam 30 hari terakhir kemarin total volume perdagangan saham WIKA mencapai 13.536.646, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham WIKA dari periode sebelumnya yang tercatat 7.864.397 atau ada peningkatan sebesar 172%;
- WIKA pada kuartal II 2021 masih mencatat laba bersih sebesar Rp83,4 miliar, hingga akhir Agustus 2021 WIKA berhasil mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp12 triliun, dengan kontribusi terbesarnya berasal dari proyek infrastruktur dan gedung, yakni sebesar Rp7,5 triliun. Kemudian proyek industri sebesar Rp2,94 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp1,2 triliun dan sisanya dari properti sebesar Rp176 miliar.
Analisis Teknikal
WIKA ditutup diatas MA 5 dan MA 20 nya, terjadi kenaikan volume dibanding sehari sebelumnya, stochastic goldencross di area overbought. Resistance WIKA pada 1160 kemudian 1245. Cut Loss jika break 1000.
7. PT ACSET Indonesia – ACST
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham ACST masih terkoreksi 42% sejak awal tahun hingga tanggal 17 September 2021 pada harga Rp250 per lembar sahamnya;
- Saham ACST tergolong likuid di pasar dengan rata-rata volume perdagangan dalam 30 hari terakhir sebesar Rp8 miliar per harinya;
- Volume perdagangan pada saham ACST dalam 30 hari terakhir mencapai 6.619.715 lot;
- ACST pada kuartal II 2021 masih mencatat rugi bersih sebesar Rp153,2 miliar, namun rugi bersih tersebut jauh lebih membaik dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat rugi sebesar Rp252,2 miliar. Hingga pertengahan September 2021, ACST berhasil mencatat kontrak yang melampaui targetnya. Dimana kontrak baru yang diraih ACST hingga pertengahan September 2021 ini sebesar Rp300 miliar, dan jumlah tersebut melebihi realisasi sepanjang tahun lalu sebesar Rp289 muliar. Kontrak terbesar ACST yaitu proyek PLTM Besai Kemu sebesar Rp120 miliar.
Analisis Teknikal
ACST bergerak dalam fase sideways jangka pendek nya. Ditutup di atas MA 5 dan MA 20 nya. Stochastic berpotensi golden cross di area netral. MACD golden cross di level positif. Resistance di 260, kemudian 270. Cut Loss jika break 242.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.