Ajaib.co.id – Perusahaan bernama Tunas Baru Lampung Tbk (saham TBLA) berdiri pada tanggal 22 Desember 1973. Adapun melihat dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan bisnis TBLA meliputi bidang pertanian, industri, perdagangan, pembangunan, jasa dan pengangkutan.
Beberapa aktivitas usaha utama TBLA, di antaranya, bergerak dalam bidang produksi yaitu: minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa, minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO), margarin, mentega, gula dan lemak yang dapat dimakan, sabun, bahan pembersih dan komestika. Kemudian, di bidang perkebunan di antaranya, kelapa sawit, nanas, jeruk, kelapa hibrida dan tebu.
Sementara itu, untuk produk-produk yang dihasilkan TBLA dipasarkan dengan etiket merek (trademark etiquette / drawing), yakni: Kompas, Gunung Agung, Bumi Waras (B.W.), Rossy, Burung Merak, Tawon, Segar dan Rose Brand.
Pada 31 Desember 1999, TBLA mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TBLA dengan sebanyak 140.385.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham. Melalui harga penawaran Rp2.200 per saham. Saham-saham itu pun dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Februari 2000
Kemudian pada 2006, TBLA melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I / Right Issue I) kepada Pemegang Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Hak ini digunakan untuk membeli saham baru dengan ratio setiap pemegang 3 saham lama berhak atas 6 HMETD untuk membeli 6 saham baru, di mana pada setiap 6 Saham baru melekat 1 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma dengan nilai nominal sebesar Rp 125 per saham yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp 125 per saham.
Untuk Waran Seri I yang diterbitkan ini sebagai insentif bagi para pemegang saham tersebut. Dengan memiliki jangka waktu 5 tahun dengan masa pelaksanaan yakni, mulai tanggal 15 Januari 2007 sampai dengan 13 Juli 2011.
Kinerja Keuangan TBLA
Dari laporan keuangan TBLA per Desember 2020, menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan mengalami pertumbuhan di tengah merebaknya wabah virus covid-19. Perusahaan seperti tidak terdampak oleh pandemi. Justru aset ANDI dapat tumbuh cukup tinggi, mencapai 11,91% YoY.
Selain itu, kinerja laba TBLA pun dapat tetap dijaga naik dari periode yang sama tahun 2019. Berikut ini laporan kinerja laba TBLA (dalam jutaan rapih):
Komponen Laba | Desember 2019 | Desember 2020 |
Pendapatan | 8.533.183 | 10.863.256 |
Laba Bruto | 2.094.793 | 2.623.867 |
Beban Pokok Penjualan | 6.438.390 | 8.239.389 |
Laba Bersih | 661.034 | 680.730 |
Aset | 17.363.003 | 19.431.293 |
TBLA mampu membukukan laba di atas Rp680,7 miliar, dengan laba yang tumbuh tinggi mencapai 2,97% YoY. Selanjutnya mari kita bahas dulu rasio-rasio keuangan umum TBLA. Berikut ini datanya:
Rasio | Desember 2019 | Desember 2020 |
ROA | 3,80% | 3,49% |
ROE | 12,32% | 11,53% |
GPM | 24.54% | 24,15% |
NPM | 7,74% | 6,24% |
DER | 223,79% | 230,39% |
Dari rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi bisnis TBLA dalam kondisi sehat namun memang ada penurunan tipis dari segi rasio. Misalnya, pada ROA dan ROE dari perusahaan ini yang mengalami penurunan. Hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan bisnis sepanjang 2020 meski angka rasionya turun tipis.
Selanjutnya, untuk GPM perusahaan sebesar 24,15% ini berarti perusahaan TBLA belum terlalu efisien dalam upaya menekan harga pokok penjualannya. Atau dikenal juga dengan istilah beban pokok penjualan. Sehingga baru bisa menghasilkan margin laba kotor di angka 24,15% saja dari total penjualan yang diperoleh perusahaan. Pasalnya semakin tinggi nilai GPM yang diperoleh memiliki arti kalau perusahaan semakin efisien dan baik dalam mengelola kegiatan operasionalnya dalam upaya memperoleh keuntungan.
Adapun untuk NPM, perusahaan berhasil memperoleh angka 6,24%. Angka ini merepresentasikan rasio keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan TBLA terhadap total penjualan produk-produknya per 31 Desember 2020. Angka ini berarti memperlihatkan perusahaan sudah mampu memberikan keuntungan yang bagi para investor atau pemegang sahamnya. Meskipun nilainya belum terlalu besar dan mendekati nilai sangat baik.
Sebagai informasi, nilai margin laba bersih dengan presentasi di atas 10% yang sudah dianggap sangat baik.
Riwayat Kinerja Saham TBLA
Kinerja Tunas Baru Lampung Tbk sudah mulai mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Berikut ini perbandingan pertumbuhan tahunan sejumlah komponen kinerja TBLA periode 2018 hingga 2020 (dalam jutaan Rupiah) :
Komponen | 2018 | 2019 | 2020 |
Penjualan | 8.614.889 | 8.533.183 | 10.863.256 |
Laba Kotor | 2.302.760 | 2.094.793 | 2.623.867 |
Laba Bersih | 764.380 | 661.034 | 680.730 |
Tingkat pertumbuhan dalam 3 tahun terakhir mencerminkan perkembangan bisnis TBLA ditambah kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi cukup memberikan sinyal dari strategi bisnis dari perusahaan ini. Pasalnya pada tahun 2020, laporan Q4 sudah menunjukan peningkatan laba bersih dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Track Record Pembagian Dividen TBLA
TBLA adalah salah satu emiten yang rajin membagikan dividen saham utamanya dalam beberapa tahun terakhir. Keputusan ini terkait kebijakan dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Tahun | Dividen per Saham | Jumlah yang dibayarkan (miliar) |
2017 | 45 | 400.660 |
2018 | 25 | 133.550 |
2019 | 25 | 133.550 |
2020 | – | – |
Kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada investor pun menjadi nilai tambah sendiri bagi perusahaan.
Prospek Bisnis TBLA
Mengutip dari kontan.co.id, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), merupakan emiten yang bergerak di sektor bisnis sawit dan gula, memproyeksikan kinerja di tahun 2021 bisa lebih baik dibandingkan pada 2020.
Sekretaris Perusahaan TBLA, Hardy mengatakan TBLA akan terus mengembangkan bisnis sawit dan gula. Pasalnya dua komoditas ini merupakan produk konsumsi sehingga terus dibutuhkan oleh masyarakat
Melansir hasil paparan publik TBLA, manajemen TBLA memaparkan kontribusi pendapatan baik dari CPO maupun non-CPO di 2021 kurang lebih sama dengan tahun 2020. Dengan rincian,70% dari kelapa sawit dan 30% dari non CPO (gula).
Adapun di tahun 2021 ini, TBLA akan melakukan ekspansi pabrik. Rinciannya, pabrik refined glycerine 120 PTD dan pabrik Re-esterifikasi PFAD 110 TPD estimasinya masuk tahap commisioning di akhir kuartal I 2021. Sedangkan untuk pabrik biodiesel 1.500 TPD dan refinery 2.500 TPD estimasi selesai di kuartal IV 2021. Keempat pabrik ini berlokasi di Way-Lunik, Lampung.
Selain itu, TBLA juga akan memperluas kebun tebunya hingga menjadi 14.000 Ha dari yang saat ini mendekati 13.000 Ha.
Harga Saham
Untuk PER TBLA masih tergolong rendah, dengan kata lain harga saham ini sedang terdiskon sehingga berpeluang mengalami penguatan. Berdasarkan data RTI, saham TBLA per 14 Maret ada di level 7,76 kali dan PBV0,90 kali.
Untuk perbandingan, saham LSIP dengan PER 14,70 kali dan PBV 1,10 kali. Dan AALI dengan PER 26,11 kali dan PBV 1,16 kali.
Meskipun demikian, jika menilik kinerja keuangannya secara umum serta prospek bisnisnya yang masih cukup menjanjikan sehingga saham TBLA layak dipertimbangkan untuk dibeli.
Kamu bisa melakukan transaksi saham TBLA dengan mudah, kapan dan di mana saja melalui aplikasi Ajaib! Dengan Ajaib, kamu bisa bertransaksi saham dengan mudah dan aman, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi OJK. Yuk mulai transaksi saham sekarang!