Analisis Saham, Saham

Saham TAXI: Penyebab Emiten Bisa Menjadi Saham Gocap

Ajaib.co.id – Taksi Express atau PT Express Transindo Utama Tbk (kode saham TAXI) memiliki sejarah cukup panjang. Di bawah anak perusahaan Rajawali Corpora, perseroan memulai kegiatan operasionalnya pada April 1989.

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menawarkan layanan transportasi darat mulai kelas reguler, premium, dan Bisnis Transportasi Nilai Tambah (layanan sewa premium serta bus). Tiara Express dan VATB merupakan layanan transportasi berkualitas premium.

Perusahaan yang menyediakan layanan wilayah Jabodetabek, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung, Bali, hingga Lombok ini mendapat pengakuan dari United Nation Development Program (UNDP) sebagai salah satu solusi untuk memerangi kemiskinan. Karena perseroan menjalankan skema kemitraan saling menguntungkan kepada para pengemudi.

Seiring bisnis yang semakin berkembang, perseroan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada November 2012. Emiten berkode saham TAXI menawarkan saham perdana sebesar Rp560.

Bagaimana prospek bisnis perseroan dan sahamnya?

TAXI Konversi Utang Menjadi Saham

TAXI melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement pada 18 Januari 2021, Liputan6.com (12/01/2021).

Aksi korporasi tersebut bertujuan untuk melunasi sisa utang obligasi konversi perseroan untuk 2019 yang jatuh tempo pada 31 Desember 2020. Perseroan mengonversi sisa pokok utang obligasi dengan saham baru.

Perseroan menerbitkan saham baru sebanyak 4.078.047.156 dengan harga pelaksanaan saham tanpa HMETD Rp100 per saham. Nilai transaksi dari private placement mencapai Rp407,80 miliar.

Konversi obligasi I Express Transindo Utama periode 2014 sebesar Rp1 triliun. Tahap pertama, konversi obligasi menjadi saham melalui skema PMTHMETD senilai Rp400 miliar. Tahap kedua konversi obligasi sebesar Rp600 miliar yang jatuh tempo pada 31 Desember 2020.

Persaingan Ketat di Transportasi Darat, Pendapatan TAXI Merosot

Berdasarkan laporan keuangan di laman expressgroup.co.id, kinerja perseroan pada kuartal III-2020 merosot. Hal itu dapat dilihat dari pendapatan turun 80,44% menjadi Rp20,97 miliar. Pendapatan kuartal III-2019 adalah Rp107,26 miliar.

Namun rugi bersih dapat ditekan menjadi Rp52,62 miliar (sebelumnya Rp451,41 miliar), defisiensi modal naik menjadi Rp506,82 miliar (sebelumnya Rp454,06 miliar), dan total liabilitas turun menjadi Rp819,7 juta (sebelumnya Rp933 juta).

Penurunan kinerja keuangan disebabkan oleh persaingan bisnis transportasi darat semakin ketat. Mulai dari perusahaan transportasi reguler hingga transportasi berbasis aplikasi.

Sejak Maret 2020 dan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) muncul, kegiatan ekonomi di Indonesia melambat akibat pandemi COVID-19. Industri transportasi pun terdampak pandemi, karena frekuensi penggunaan transportasi umum mengalami penurunan. 

Kinerja TAXI Selama Lima Tahun

Sejak 2015 hingga 2019, kinerja keuangan TAXI semakin menurun. Salah satu penyebab penurunan adalah kehadiran taksi daring yang menawarkan kemudahan. Namun perseroan menangkap peluang untuk bekerja sama dengan pengelola aplikasi serta melakukan efisiensi.

Selain itu, pada 2019 TAXI melakukan sejumlah konversi utang menjadi saham, di antaranya adalah pertama, penurunan utang obligasi sebesar Rp400 miliar  yang telah dikonversi menjadi modal saham perseroan melalui mekanisme PMTHMETD.

Kedua, mengubah sisa utang obligasi sebesar Rp600 miliar menjadi Obligasi Konversi Express Transindo Utama Tahun 2019. Ketiga, penurunan utang Obligasi Konversi Express Transindo Utama Tahun 2019 senilai Rp21.085.057.044 dari hasil amortisasi pokok obligasi secara triwulanan selama dua periode.

Laporan Laba Rugi20192018201720162015
Pendapatan BersihRp134,3 miliarRp241,6 miliarRp304,7 miliarRp618,2 miliarRp970 miliar
Laba Kotor-Rp159,7 miliar-Rp191,6 miliar-Rp183,4 miliarRp38,4 miliarRp341 miliar
Laba Bersih-Rp276 miliar-Rp836,8 miliar-Rp490,2 juta-Rp184,2 miliarRp34,3 miliar

Karena kinerja kian merosot, rasio keuangan pun tergerus signifikan. Pasalnya, perseroan belum mampu mencetak laba bersih ditambah total utang yang tinggi. Meskipun periode 2019 lebih baik dibanding 2018. Salah satu upayanya adalah perseroan berhasil menekan kerugian.

Rasio 20192018
ROA-57,6%-65,9%
ROE60,8%143,2%
NPM-195,9%-124,5%
CR0,29x0,31x
DER-2,06x-3,17x

Prospek Bisnis TAXI

Dalam aksi private placement, terdapat perusahaan asal Singapura yang menambah porsi kepemilikan saham TAXI. Pertama, UOB Kay Hian Pte. Ltd. Bank investasi tersebut meningkatkan porsi kepemilikan saham menjadi 1,76 miliar, sebelumnya 948,14 juta saham.

Kedua, Zico Trust Ltd menambah porsi sahamnya di TAXI. Kepemilikan saham Zico terhadap TAXI menjadi 2,28 miliar, sebelumnya 1,13 miliar saham. Sehingga porsi Zico bertambah menjadi 22,39% Dengan demikian, porsi Zico di saham TAXI meningkat dari sebelumnya 18,44% per, CNBCIndonesia.com (22/01/2021).

Selain itu, ada pula perusahaan dalam negeri yang tertarik investasi di TAXI. Ia adalah PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) memegang saham TAXI dengan kepemilikan di atas 5% atau sebanyak 565,46 juta. PT Rajawali Corpora sebagai pengendali saham TAXI dengan kepemilikan 17,81% menyusut menjadi 10,70% atau 1,09 miliar.

Koleksi atau Tidak?

Tidak. Pasalnya, kinerja keuangan perseroan masih memerah, nilai utangnya pun tinggi, dan industri transportasi darat masih terkena dampak pandemi. Ditambah lagi, TAXI masuk kategori saham gocap (Rp50).

Saham harga gocap telah dimiliki oleh TAXI sejak Mei 2019. Setidaknya hingga Maret 2021, harga saham TAXI masih gocap. Bahkan BEI mencatat bahwa TAXI memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir, Kontan.co.id (23/02/2021).

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait