Ajaib.co.id – Kehadiran PT Goodyear Indonesia Tbk (berkode saham GDYR) diawali dari terbentuknya N.V.Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 22 Januari 1917. Nama PT Goodyear Indonesia baru digunakan sejak tanggal 31 Oktober 1977.
Lingkup bisnis GDYR pada intinya terbagi menjadi dua segmen, yakni konsumen untuk ban kendaraan pribadi dan penumpang, serta komersial dan OTR untuk ban kendaraan niaga, armada angkutan, perkebunan, pertambangan, dan pertanian.
Pada tanggal 10 November 1980, Perseroan berganti nama menjadi PT Goodyear Indonesia Tbk setelah melakukan Penawaran Umum Terbatas.
Kinerja Keuangan Saham GDYR
Pada sembilan bulan pertama tahun 2020, GDYR mencatat jumlah penjualan senilai US$74,9 juta. Pencapaian ini lebih rendah daripada periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$103,2 juta.
Penurunan kinerja GDYR juga terlihat dari jumlah laba bruto dari US$10,3 juta pada periode Januari–September 2019 menjadi US$4,6 juta pada Januari–September 2020. Penjualan GDYR yang merosot pun menambah besar jumlah kerugiannya pada kuartal ke-3 2020 yang menjadi US$4,3 juta dari sebelumnya US$2,1 juta di kuartal ke-3 2019.
Komponen Laba | September 2019 | September 2020 |
Penjualan dan pendapatan usaha | US$103,2 juta | US$74,9 juta |
Beban pokok penjualan dan pendapatan | (US$92,8 juta) | (US$70,2 juta) |
Jumlah laba bruto | US$10,3 juta | US$4,6 juta |
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan | (US$2,1 juta) | (US$4,3 juta) |
Jumlah laba (rugi) | (US$2,1 juta) | (US$4,3 juta) |
Riwayat Kinerja Perusahaan Goodyear Indonesia
Pada periode tahun 2015–2019, kinerja GDYR juga menurun. Penjualan bersih, misalnya, merosot 9,9% dalam rentang tahun tersebut. Begitu pula dengan laba kotor dan ekuitas GDYR yang turut merosot. Jumlah aset menjadi salah satu variabel yang meningkat dalam kurun waktu 2015–2019.
Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sejumlah komponen kinerja GDYR periode 2015 hingga 2019:
Komponen | CAGR 2015-2019 |
Penjualan bersih | -9,9% |
Laba kotor | -1,2% |
Beban pokok penjualan | -10,9% |
Jumlah aset | 0,87% |
Ekuitas | -5,6% |
Tingkat pertumbuhan dalam lima tahun terakhir mencerminkan tergerusnya bisnis GDYR ditambah pandemi Covid-19 yang cukup menambah rumit tantangan.
Track Record Pembagian Dividen
GDYR telah sepakat tidak membagikan dividen atas tahun buku 2019. Hal sama terjadi juga untuk tahun buku 2017 dan 2018. Jadi, sudah tiga tahun berturut-turut GDYR tidak membagikan dividennya. Terakhir kali GDYR membagikan dividen adalah untuk tahun buku 2016 dengan dividen mencapai Rp13,47 per saham.
Absennya GDYR dari pembagian dividen beberapa tahun terakhir tak terlepas dari kerugian yang menimpa Perseroan. Berikut adalah besaran pembayaran dividen GDYR beberapa tahun terakhir:
Tahun | Dividen per Saham | Jumlah yang dibayarkan (miliar) |
2016 | Rp13,47 | Rp5,52 miliar |
2017 | – | – |
2018 | – | – |
2019 | – | – |
Prospek Bisnis GDYR di Tengah Pandemi
Tahun-tahun berat masih menanti GDYR di depan. GDYR mengakui, laju pengembangan bisnis tahun 2021 belum akan sekencang tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 masih membayangi berbagai sektor industri, termasuk industri ban, seiring terbatasnya mobilisasi orang.
Untuk mengantisipasi tantangan besar di depan, GDYR telah menyiapkan strateginya berupa fokus pada produk ban mobil segmen menengah di pasar domestik. Selain itu, GDYR tetap berusaha menambah gerai dan melebarkan jalur distribusi.
Selain itu, GDYR masih cenderung hati-hati dalam mengintensifkan penjualan produk-produknya ke pasar luar negeri. Kondisi pertumbuhan ekonomi berbagai negara tujuan akan menjadi gambaran dalam menentukan strategi yang tepat dalam menggenjot penjualan ekspor.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2020, penjualan dalam negeri GDYR turun 29,18% (yoy). Begitu pula dengan penjualan ekspor yang juga turun sebesar 24,86% (yoy). Tentu perlu usaha ekstra untuk membalikkan kondisi tersebut di tahun ini.
Sinyal positif datang dari rencana pemegang saham pemegang pengendali (PSP) The Goodyear Tire and Rubber Company yang mengakuisisi Cooper Tire and Rubber Company. Manuver tersebut telah disambut baik oleh pelaku pasar.
Manuver korporasi tersebut juga menunjukkan pendekatan positif dan progresif karena menggabungkan dua portofolio merek yang saling melengkapi. Namun, sejauh ini belum terindikasi kuat dampak dari akuisisi itu pada pasar lokal Indonesia.
Di samping aksi korporasi induk perusahaannya di AS, GDYR boleh saja berharap berbagai stimulus terhadap industri otomotif di tanah air memberi dampak nyata dalam waktu dekat.
Harga Saham
Meski memiliki tren kinerja yang kurang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, harga saham GDYR sempat melesat hingga 99,29% pada minggu terakhir Februari 2021. Kenaikan saham GDYR tersebut memang diakui tidak biasa sehingga mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham produsen ban ini ke dalam daftar unusual market activity (UMA). Tapi, tak lama berselang, di awal Maret BEI kembali membuka perdagangan GDYR. Sejak itu, saham GDYR secara perlahan mulai kembali stabil.
Kemudian, kondisi saham GDYR pada 22 Maret 2021 adalah pembukaan Rp1.950, penutupan sebelumnya Rp1.825, penawaran (offer) Rp1.845, penawaran (bid) Rp1.840, harga terendah Rp1.840, harga tertinggi Rp1.950, volume 459.900 (saham), nilai transaksi Rp871.641.000, frekuensi 611 (kali), dan EPS Rp-9.
Meskipun masih terdapat sejumlah volatilitas pada saham GDYR terkait akuisisi Cooper Tire and Rubber Co., GDYR tetap optimis dapat meningkatkan kinerjanya. Optimisme ini turut dipengaruhi oleh prediksi pemulihan ekonomi sepanjang tahun 2021 dan tentu saja nama besar Goodyear itu sendiri di kancah global. Oleh sebab itu, rekomendasi saham GDYR adalah hold.
Namun, jika kamu percaya bahwa Goodyear Indonesia memiliki potensi besar di masa depan, tidak ada salahnya juga kamu memulai investasi saham Goodyear Indonesia.
Nah, kamu bisa membelinya dengan mudah melalui Ajaib. Selain mempermudah transaksi jual beli saham, kamu juga bisa dengan mudah melakukan analisis saham, baik teknikal maupun fundamental. Yuk investasi sekarang di Ajaib!