Ekonomi

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021?

Ajaib.co.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 diprediksi akan jauh lebih baik dibanding tahun 2020. Tentunya pergantian tahun yang baru diharapkan dapat membantu Indonesia segera keluar dari masa resesi.

Hal ini dikarenakan pada kuartal 2 dan kuartal 3 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dengan masing-masing -5,32% dan -3,49%. Sedangkan, kuartal 4 ekonomi Indonesia diprediksi juga masih akan mengalami pertumbuhan yang minus namun lebih baik dibanding pencapaian kuartal 3.

Prediksi Bank Indonesia Tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021

Bank Indonesia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 4 berada di kisaran -2% hingga -1%. Lantaran, adanya perbaikan ekonomi setelah kuartal 3 2020 yang diperkirakan akan terus berlangsung secara bertahap dan akan meningkat pada tahun 2021.

Untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi yang positif di 2021. Bank Indonesia selaku bank sentral memiliki peranan yang penting dalam menerbitkan kebijakan dengan bersinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memberikan kebijakan yang paling efektif untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia lebih cepat.

Salah satu yang menjadi tolak ukur dari percepatan pemulihan ekonomi Indonesia di 2021 adalah vaksinasi kepada seluruh masyarakat yang akan mulai dilakukan secara bertahap pada Januari 2021.  

Selain itu, ada pula kebijakan lainnya yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 di antaranya:

  • Stimulus fiskal.
  • Penyaluran kredit.
  • Stimulus moneter dan makroprudensial.
  • Percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan (khususnya dalam pengembangan UMKM).

Di 2021, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, optimis bahwa ekonomi Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan yang positif dan melesat hingga berada di kisaran 4,8% – 5,8%. 

Prediksi Bank Indonesia ini tidak lepas dari sentimen positif yang ditunjukkan dari mulai membaiknya ekonomi global, dan kinerja ekspor di 2021 yang akan semakin membaik. Sumber penopang pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat berasal dari:

  • Perbaikan ekonomi dengan adanya vaksinasi yang dapat mendukung mobilitas ekonomi.
  • Kebijakan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan bersinergi dengan pemerintah, OJK, LPS, perbankan, dan dunia usaha yang membuat ekonomi semakin kokoh.
  • UU Cipta Kerja.

UU Cipta Kerja yang disahkan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dengan datangnya banyak investor asing yang dapat memberikan lapangan kerja yang baru bagi masyarakat.  

Dunia Usaha Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Mencapai 5%

Sepanjang 2020, dunia usaha di Indonesia mengalami tekanan yang begitu besar. Di mana, sektor-sektor industri hampir semuanya terdampak. Namun, sektor industri yang paling parah terdampak adalah komoditas, properti, dan perhotelan.

Khusus untuk perhotelan masih sangat tertekan hingga saat ini karena diberlakukan kebijakan travel ban, dan adanya penyesuaian kapasitas pengunjung. Belum lagi, bila hotel-hotel tersebut berada di zona merah yang membuat pengunjung takut dan khawatir untuk menginap.

Senada dengan Bank Indonesia (BI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di 2021 bisa mencapai 3% – 5%. Walaupun begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 masih penuh ketidakpastian lantaran hal ini tergantung pada penanganan COVID-19 di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Hariyadi, selaku Ketua Umum Apindo, yang mengatakan bahwa bila vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah berhasil dan pandemi dapat teratasi pada semester pertama 2021, proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021 bisa lebih tinggi daripada prediksi Apindo.

Salah satu sentimen positif bagi dunia usaha adalah pengesahan UU Cipta Kerja, yang membuat pengusaha semakin mudah dalam mengurus perizinan usaha dan mengurangi adanya pungli. Selain itu, ada pula dana besar yang masuk ke Indonesia lewat investor asing yang menanamkan modalnya karena sudah adanya perbaikan iklim investasi melalui UU Cipta Kerja.

Kebijakan fiskal yakni insentif pajak bagi pelaku usaha selama pandemi juga sangat bermanfaat bagi dunia usaha untuk tetap bisa bertahan menghadapi ketidakpastian ekonomi. Hal yang paling dirasakan manfaatnya adalah pengurangan cicilan PPh Pasal 25.

IMF: Perekonomian Indonesia Akan Bangkit di 2021

Berdasarkan laporan proyeksi ekonomi global untuk 2021, IMF menempatkan nama Indonesia menjadi salah satu satu negara yang memiliki proyeksi ekonomi positif di 2021. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan IMF yang menunjukkan bahwa angka produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia berada di atas 100, hal ini menunjukkan bahwa proyeksi ekonomi Indonesia di 2021 akan berkembang.

Walaupun begitu, negara Indonesia juga perlu berhati-hati dengan adanya varian baru virus corona. Selain itu, transisi pemerintah Amerika Serikat dari Trump ke Biden juga penuh dengan ketidakpastian bagi ekonomi global. Sehingga, ada 2 faktor yang mendorong proyeksi pertumbuhan Indonesia 2021 versi IMF:

  • Keberhasilan penanganan pandemi COVID-19.
  • Transisi pemerintah Amerika Serikat dari Trump ke Biden, yang akan baru dilantik pada 20 Januari 2021.

Bagi Indonesia, kemenangan Biden di pilpres AS dapat memberikan sentimen positif dengan semakin tingginya harga komoditas ekspor di Indonesia misalnya minyak sawit mentah. Bahkan, aliran modal juga akan mengalir ke Indonesia baik itu dalam bentuk portofolio maupun FDI.

Misalnya investasi asing masuk ke pasar obligasi Indonesia, seiring dengan semakin baiknya sentimen global dampak dari vaksin COVID-19 dan kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia 

Namun, di sisi negatif kemenangan Biden adalah penguatan dolar yang membuat nilai tukar rupiah bisa tertekan.

Saham-Saham yang Layak Dikoleksi di 2021

Di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 yang diprediksi positif hingga mencapai 5%. Pasar saham pun tidak kalah menarik untuk diperhatikan dengan sentimen positif datang dari suku bunga rendah, kenaikan harga komoditas, dan reformasi struktural pemerintah. 

Menurut Mandiri Sekuritas, target akhir tahun 2021 harga IHSG akan mencapai 6.850. Di mana, hal ini didorong oleh vaksin COVID-19, meningkatnya konsumsi, dan UU Cipta Kerja. Dengan begitu, saham-saham komoditas dapat diuntungkan dengan sentimen ini dan layak untuk dipertimbangkan. 

Bagi kamu yang ingin berinvestasi di saham-saham komoditas yang diprediksi akan cuan di 2021. Kamu bisa membeli saham-saham tersebut melalui aplikasi Ajaib yang dijamin 100% secara online.

Artikel Terkait