Analisis Saham

Saham BCAP Layak Dikoleksi? Begini Analisanya!

Ajaib.co.id – PT MNC Kapital Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan. Perusahaan berkode saham BCAP ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 200 yang memiliki kegiatan bisnis berkaitan dengan layanan keuangan.

Adapun bisnis dikelompokkan menjadi tujuh divisi meliputi MNC Insurance, MNC Life, MNC Bank, MNC Finance, MNC Leasing, MNC Securities, serta MNC Asset Management.

Kegiatan bisnis tersebut dibantu oleh beberapa anak perusahaan seperti PT MNC Life Assurance, PT MNC Asuransi Indonesia, PT MNC Finance, PT MNC Guna Usaha Indonesia, PT Bank MNC Internasional Tbk, PT MNC Securities, dan PT MNC Asset Management. Mayoritas saham BCAP saat ini dipegang oleh PT MNC Investama Tbk dengan jumlah 57,62 persen kepemilikan.

Saham BCAP sendiri pertama kali diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 2001 dengan harga penawaran sebesar Rp 250 per lembar saham. Pergerakan harga saham BCAP saat ini berada di Rp200 per lembar saham pada penutupan Jumat 11 Juni 2021 yang mengalami penurunan. Lalu, apakah saham BCAP masih layak untuk dikoleksi?

Untuk mengetahuinya, ada baiknya memahami terlebih dahulu kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis apa yang akan dilakukan kedepannya melalui penjelasan bedah kinerja saham BCAP berikut ini.

Kinerja BCAP Hingga Kuartal 2020

Berdasarkan laporan keuangan BCAP hingga kuartal ketiga tahun 2020, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih 72,31 persen menjadi Rp15,7 miliar dari raihan laba di periode sama tahun 2019 sebesar Rp56,7 miliar. Raihan laba tersebut berasal dari pendapatan yang juga turun 13,24 persen menjadi Rp1,76 triliun dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp2,03 triliun.

Secara rinci, pendapatan berasal dari pendapatan bunga dan dividen mencapai Rp 906,3 miliar, pendapatan premi bersih sebesar Rp 364 miliar, pendapatan pembiayaan dan sewa operasi mencapai Rp 332,5 miliar.

Pendapatan manajemen investasi dan operasi lainnya mencapai Rp 95 miliar, pendapatan perantara pedagang efek senilai Rp 37 miliar, pendapatan pembiayaan syariah senilai Rp23,9 miliar, serta pendapatan jasa manajer investasi mencapai Rp8,5 miliar.

Sementara untuk sejumlah beban berhasil ditekan seperti total beban turun menjadi Rp1,76 triliun serta beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 791,5 miliar.

Catatan Bisnis BCAP

Kinerja keuangan emiten berkode saham BCAP dalam 5 tahun terpantau positif karena terus konsisten tumbuh. Hanya saja dari sisi raihan laba, hasilnya kurang memuaskan karena perseroan sempat mencatatkan kerugian selama 3 tahun lamanya. Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):

Laporan Laba Rugi20192018201720162015
Pendapatan bersih2.737.0292.661.7592.386.2452.287.3441.953.738
Laba rugi sebelum pajak82.312180.489-980.719-57.795-50.635
Laba rugi tahun berjalan56.482153.877-737.629-38.941-38.336

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kinerja keuangan BCAP dalam 5 tahun terakhir secara penjualan terpantau positif. Di mana, setiap tahunnya perseroan terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi, jika dilihat dari raihan laba, kinerja BCAP masih belum memuaskan. Hal ini karena catatan kerugian yang sempat dialami perseroan dengan jumlah yang terus meningkat dalam 3 tahun.

Padahal, pendapatan BCAP terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kerugian tersebut tentu terjadi bukan tanpa sebab. Di tahun 2015, perseroan tidak mampu memaksimalkan penekanan beban sehingga sejumlah beban mengalami peningkatan drastis yang membalikkan pendapatan menjadi kerugian. Ditambah perlambatan ekonomi nasional di tahun tersebut juga memberikan dampak bagi bisnis BCAP.

Begitu juga di tahun-tahun selanjutnya, di mana sejumlah beban perseroan kembali meningkat dan membuat catatan kerugian BCAP terus membengkak. Memasuki tahun 2018, perseroan mampu memperbaiki kinerja di tahun tersebut dengan raihan laba. Namun, di tahun 2019 laba BCAP mengalami penurunan yang disebabkan oleh sejumlah beban perseroan yang kembali meningkat di tahun tersebut sehingga harus menggerus raihan laba.

Selain nominal yang diraih, jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya, memang kondisi bisnis BCAP di tahun 2019 sedang tidak sehat. Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Rasio2019
ROA-0%
ROE-0,2%
NPM1,7%
CR162%
DER261%

Prospek Bisnis BCAP

Memasuki tahun 2021, tentunya PT MNC Kapital Indonesia Tbk tengah menyiapkan sejumlah strategi bisnis untuk meraih target di tahun ini. Hal ini tentu penting bagi keberlangsungan bisnis dan juga saham BCAP sehingga layak untuk dikoleksi bagi para investor.

Salah satu strategi yang dimaksud adalah penyelesaian dari proses penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement pada 12 Januari 2021 lalu.

Di mana, perseroan menjual saham baru dengan harga lebih rendah dari harga pasar yaitu Rp135 per lembar saham. Jumlah saham tersebut mencapai 2,86 miliar saham sehingga jumlahnya saat ini mencapai 42,62 miliar saham yang beredar. Melalui aksi korporasi tersebut, maka BCAP berhasil meraih dana segar senilai Rp 386,1 miliar.

Pihak BCAP menjelaskan bahwa dana dari aksi private placement tersebut seluruhnya diambil oleh Marco Prince Corp dan Scotts Capital Investment Corporation. Di mana, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk modal investasi maupun modal kerja. Adapun perseroan berencana untuk melakukan ekspansi ke beberapa bidang bisnis.

Hal tersebut dimulai dari anak perusahaan BCAP yaitu PT MNC Teknologi Nusantara yang sudah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia untuk pengembangan jasa pada sistem pembayaran sebagai penyelenggara dari payment gateway melalui brand Flash Mobile. Di mana, pihak BCAP menyampaikan bahwa lisensi ini akan melengkapi ekosistem fintech milik BCAP.

BCAP telah mendapatkan izin untuk menyediakan layanan tambahan meliputi Fraud Detection System maupun layanan invoicing. Flash Mobile tersebut memiliki fungsi sebagai payment gateway dan biller aggregator yang digunakan untuk semua transaksi di MNC Group. Mulai dari pembayaran tagihan MNC Vision, MNC Play, Vision, Hario, dan perbelanjaan di The F Thing, Mister Aladin, MNC Shop, maupun gerai lain yang bekerja sama.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait