Banking

Review Laporan Keuangan dan Outlook PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ajaib.co.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk (kode saham BNGA) merupakan hasil merger dua bank swasta besar, sehingga tak mengherankan jika total asetnya konsisten menduduki peringkat sepuluh besar di Indonesia. Kinerja keuangannya pun terus membaik dari tahun ke tahun.

CIMB Group Holdings awalnya mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2002.

Sementara itu, Khazanah Nasional Bhd (pemilik CIMB Group Holdings) mengakuisisi Lippo Bank pada tahun 2005 dan mengalihkan kepemilikannya ke CIMB Group Holdings pada tahun 2008 dalam rangka reorganisasi internal.

Sesuai dengan ketentuan kepemilikan tunggal (single presence policy/SPP) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, CIMB Group Holdings menggabungkan Bank Niaga dan Lippo Bank.

Merger kedua efektif mulai per 1 November 2008 tersebut melahirkan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai perbankan pemilik aset terbesar kelima di Indonesia pada saat itu.

Bank CIMB Niaga kini menyediakan layanan jasa perbankan umum dan syariah secara online dan offline. Perusahaan juga memiliki anak usaha di bidang sekuritas (PT Bank CIMB Niaga Sekuritas) dan pembiayaan (PT CIMB Niaga Auto Finance). Bank CIMB Niaga merupakan bank swasta kedua yang masuk dalam kategori BUKU 4 setelah Bank BCA.

Tinjauan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga

Laporan keuangan interim Bank CIMB Niaga mencatat perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp1,86 triliun untuk kuartal III/2020, lebih rendah dibanding raihan laba Rp2,68 triliun per kuartal III/2019.

Dinamika ini selaras dengan bank-bank swasta lain di Indonesia yang menghadapi tantangan terkait krisis Covid-19 sejak awal tahun.

Pendapatan bunga berkurang menjadi Rp12,97 triliun per 30 September 2020 dari Rp13,95 triliun per 30 September 2019.

Tapi penurunan pendapatan bunga beriringan dengan penurunan beban bunga dan beban operasional lainnya dalam rentang periode ini, sehingga tidak berdampak lebih buruk pada profitabilitas perusahaan. Sedangkan pendapatan syariah justru meningkat menjadi Rp2,62 triliun dari Rp2,35 triliun.

Rasio kredit bermasalah di Bank CIMB Niaga juga tetap terkendali di bawah rata-rata perbankan nasional. NPL bruto dan neto konsolidasian (termasuk ijarah) masing-masing 3,89% dan 1,52% per 30 September 2020 dibanding 2,79% dan 1,30% per 31 Desember 2019.

Adapun situasi sejumlah statistik utama antara lain sebagai berikut:

Aset: Rp281,70 triliun (QIII/2020) meningkat dibanding Rp274,47 triliun (QIV/2019)

Liabilitas: Rp241,63 triliun (QIII/2020) meningkat dibanding Rp231,17 triliun (QIV/2019)

Ekuitas: Rp40,05 triliun (QIII/2020) menurun dibanding Rp43,29 triliun (QIV/2019)

NPM: 10,86% (QIII/2020)

DER: 603,31%, termasuk wajar untuk sektor perbankan karena bisnisnya mencakup penghimpunan dana pihak ketiga yang dibukukan dalam pos liabilitas.

Sedangkan estimasi yang disetahunkan untuk beberapa rasio penting adalah sebagai berikut:

Return on Asset (ROA): 0,88%

Return on Equity (ROE): 6,21%

EPS: 99 (QIII/2020) lebih rendah dibanding 145 (QIV/2019)

PBV: 0,65x tergolong murah

PER: 10,41x, jadi harga saham BNGA saat ini adalah 10,41 kali dari nilai laba per sahamnya.

Outlook Bank CIMB Niaga

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan kepada Kontan (6/11/2020) bahwa pihaknya terus berupaya untuk meminimalisir dampak Covid-19 yang kurang baik bagi nasabah, dan senantiasa membantu pemulihan bisnis secara keseluruhan melalui program bantuan dan dukungan likuiditas tambahan.

Likuiditas, kualitas aset, dan manajemen biaya tetap menjadi fokus utama perseroan, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian secara ketat untuk memastikan tingkat modal dan biaya pencadangan yang baik.

Di tengah maraknya tren Work from Home (WFH), CIMB Niaga juga meningkatkan kapabilitas platform perbankan digital-nya Octo Mobile. Aplikasi dikembangkan dengan target menjadi one stop mobile financial solution yang dapat melayani segala kebutuhan dan preferensi nasabah.

Octo Mobile saat ini telah memfasilitasi pembukaan akun, monitoring riwayat transaksi, setoran dan penarikan tanpa kartu (cardless), investasi obligasi dan reksa dana, pembayaran via QR, serta transfer dana dalam dan luar negeri.

Layanan online Octo Mobile melengkapi customer experience yang disajikan oleh jaringan nasional Bank CIMB Niaga; bersama dengan 446 jaringan kantor, 4.488 ATM, 278.181 Electronic Data Capture (EDC & QR), dan 922 Cash Deposit dan Recycle Machines.

Sementara itu, CIMB Niaga berencana memulai spin off atau pelepasan unit usaha syariah (UUS) pada kuartal pertama tahun depan. Rencana ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 yang mengharuskan UUS melepaskan diri dari induk konvensionalnya untuk menjadi Badan Usaha Syariah (BUS) paling lambat pada tahun 2023.

CIMB Niaga Syariah merupakan unit usaha syariah terbesar di Indonesia. Total asetnya mencapai Rp45 triliun per September 2020 dan diperkirakan akan meningkat jadi Rp46 triliun pada akhir tahun.

Sejalan dengan rencana spin-off dan perlambatan ekonomi di tengah pandemi, CIMB Niaga Syariah lebih condong pada menjaga likuiditas dan kualitas aset daripada melakukan ekspansi bisnis.

Tapi sebagaimana ditampilkan dalam laporan keuangan interim kuartal III/2020, UUS ini tetap sukses menghasilkan laba melimpah bagi entitas induknya.

Jadi sebelum mulai menanamkan dana pada saham BNGA, calon investor perlu mempertimbangkan pula prospek Bank CIMB Niaga setelah pelepasan UUS-nya ke depan.

Artikel Terkait