Saham

Prospek Saham MYOR Pasca Dimiliki Asing, Layak Dibeli?

prospek saham myor

Setelah saham diborong investor asing, apakah prospek saham MYOR akan melejit tahun ini? Apakah saham ini layak dibeli? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini untuk mengetahuinya.

Pada Senin (10/2/2020), saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diborong oleh investor asing dengan nilai Rp1,09 triliun melalui Mandiri Sekuritas (CC), Bisnis.com (12/02/2020). Rincian transaksi tersebut berupa pembelian Rp546,34 miliar serta penjualan Rp546,13 miliar. Sehingga terdapat net pembelian Rp211,98 juta. Transaksi tersebut dilakukan hanya 65 kali.

MYOR merupakan perusahaan yang memproduksi barang konsumsi (makanan dan minuman) yang didirikan pada 17 Februari 1977. Produk MYOR yang tersohor di antaranya Astor, Beng-Beng, Choki-Choki, Kopiko, dan Roma.

Berdasarkan laporan Kontan.co.id (10/02/2020), pemegang saham MYOR terbesar per Januari 2020 adalah PT Unita Branindo sebesar 32,93 persen, PT Mayora Dhana Utama 26,14 persen, Jogi Hendra Atmadja 25,22 persen, dan investor umum dengan kepemilikan kurang dari 5 persen, yakni sebesar 15,71 persen.

Prospek Saham MYOR

Menurut William Hartanto, analis dari Panin Sekuritas, MYOR termasuk saham sektor consumer goods yang mengalami penurunan drastis. Namun penurunan tersebut hampir tidak disertai sentimen negatif.

William mengatakan secara teknikal, MYOR mengalami breakout resistance trend line di Rp1,980. Hal tersebut menghentikan downtrend yang cukup lama bercokol di saham ini. Sehari sebelumnya, volume MYOR sempat meningkat yang cukup signifikan.

Ia merekomendasikan buy on breakout 2020 dengan target Rp2,100 hingga Rp2,300. Sehari setelah penjualan, MYOR naik 0,5 persen menjadi Rp2,000. Namun dua hari pasca penjualan, saham justru turun 0,25 persen dengan harga Rp1,995.

Deidy Wijaya dari Credit Suisse Sekuritas Indonesia merekomendasikan hold MYOR dengan target harga Rp2,150. Sementara itu, Sandy Ham, analis dari BCA Sekuritas, menganjurkan investor untuk melakukan aksi beli MYOR dengan target Rp2,800.

Di sisi lain, kinerja perusahaan cukup stabil. Karena total pendapatan pada sembilan bulan pertama tahun lalu tumbuh, meski tak sampai lima persen. Total pemasukan MYOR dari Januari-September 2019 naik 3,51 persen year-on-year (yoy) atau secara tahunan senilai Rp17,96 triliun. Periode sebelumnya sebesar Rp17,35 triliun, CNBCINdonesia.com (29/10/2019).

Meski demikian penjualan kotor sebelum retur dari lini makanan tumbuh 6,23 persen menjadi Rp9,38 triliun yoy. Pertumbuhan tersebut jauh lebih baik dibanding lini minuman, yang hanya tumbuh 1,16 persen menjadi Rp9,25 triliun.

Akhir September 2019, MYOR hanya mengantongi laba bersih Rp1,09 triliun yoy. Padahal periode sebelumnya Rp1,1 triliun. Dengan kata lain laba bersih emiten sedikit menurun 0,37 persen.

Kinerja bottom line emiten menunjukkan kenaikan terutama pada pos beban biaya. Sembilan bulan pertama 2018 sebesar Rp3 triliun. Sedangkan pada 2019 naik menjadi Rp3,51 triliun. Pos beban biaya tersebut karena biaya iklan dan promosi, penghapusan piutang tak tertagih, serta gaji dan imbalan kerja para staf.

Pada Kamis (13/02/2020), Ciptadana Sekuritas Asia menyarankan investor melirik saham dari sektor consumer goods dan ritel karena dampak virus korona atau Covid-19. Salah satunya adalah MYOR, dilansir dari Bisnis.com.

MYOR memiliki kontribusi ekspor ke Tiongkok sebesar 9 persen. Wabah Covid-19 akan berdampak pada penjualan MYOR, terlebih jika dalam jangka panjang wabah masih bercokol di negaranya. Meski demikian MYOR memiliki pasar ekspor ke negara Asia lainnya. Bahkan hasil penjualan tersebut berkontribusi hingga 44 persen terhadap emiten.

Tips Investasi untuk Investor Pemula

Sejak akhir tahun lalu, bursa saham bergejolak karena masalah yang cukup berwarna. Mulai dari kasus investasi yang melibatkan perusahaan besar, pemblokiran rekening efek, penutupan beberapa produk reksa dana, hingga virus korona yang memengaruhi ekonomi dunia termasuk Indonesia.

Namun hal tersebut jangan menyurutkan niatmu untuk berinvestasi di instrumen saham. Buat kamu, investor pemula, harus jeli dalam melihat peluang. Seperti yang diungkapkan oleh Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dilansir dari CNBCIndonesia.com (14/02/2020).

Menurut Jahja, merekomendasikan investor untuk menanamkan modalnya ke instrumen yang bersifat safe haven, seperti obligasi dan deposito. Maksudnya produk investasi yang nilainya relatif stabil, meski kondisi politik dan ekonomi dalam dan luar negeri tak menentu.

Obligasi ritel yang baru saja dirilis oleh pemerintah, SBR009, memberikan imbal hasil 6,3 persen per tahun. Sementara itu, bunga deposito rata-rata 5 persen tergantung nominal uang yang disetor dan tenor bunganya.

Buat investor pemula di pasar modal, ada beberapa hal yang perlu dikuasai, yaitu:

  • Mengenal perusahaan. Sebelum membeli saham sebuah emiten, kenalilah profil perusahaan. Seperti bergerak di sektor apa, apa saja produknya, bagaimana produk-produk tersebut di pasaran, atau apakah kamu menggunakan produknya.
  • Mempelajari analisis fundamental dan teknikal. Setelah mengenal perusahaan, ada baiknya mempelajari analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental untuk mengetahui kinerja perusahaan, kondisi ekonomi serta industri secara keseluruhan. Sedangkan analisis teknikal melihat data historis pergerakan harga saham, volume perdagangan, dan indikator pasar sebagai bahan pertimbangan membeli dan menjual saham.
  • Investasi Saham LQ45. Jika memungkinkan investasi di saham LQ45. Kalau danamu belum mencukupi, pilih saham second liner yang memiliki fundamental baik. Misalnya ingin membeli saham MYOR atau JPFA. Kamu bisa menggali informasi tentang prospek saham MYOR dan JPFA.
  • Jangan investasi jika ragu-ragu. Jika kamu ragu-ragu terhadap suatu emiten, jangan tanamkan modalmu. Pikir ulang dan cari tahu informasi sebanyak-banyaknya. Karena tak sedikit kejadian yang memengaruhi emosi investor pemula.

Meski demikian jangan ragu pula untuk investasi, me-review, dan melakukan diversifikasi investasi.

Bacaan menarik lainnya:

Jogiyanto, H. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jakarta: Rajawali Pers.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait