Dunia Kerja

Ini Persyaratan Kerja Untuk Berkarir di Start-up

Berkarir di Start-up
Berkarir di Start-up

Ajaib.co.id – Tampilan informal, jam kantor fleksibel dan bisa kerja di luar kantor adalah gambaran bekerja di start-up atau perusahaan rintisan. Banyak generasi muda tertarik untuk bekerja pada perusahaan rintisan karena benefit yang tawarkan berbeda dengan perusahaan pada umumnya.

Namun, untuk bekerja di perusahaan start-up tidaklah mudah. Nah, ada beberapa kualifikasi dan syarat yang harus dipenuhi bagi kamu yang ingin berkarir di dunia start-up. Apa saja itu? Yuk, simak artikel berikut ini:

Tantangan bekerja di Perusahaan Start-up

Tanpa disadari, bekerja di perusahaan startup memiliki banyak risiko, lho. Sebagai perusahaan rintisan, perusahaan masih dalam status early stage atau tahap awal sehingga belum jelas keberlangsungannya dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini bisa diartikan bahwa perusahaan masih meraba-raba potensi keuntungan. Risiko atau tantangan yang mungkin muncul bila bekerja di perusahaan startup diantaranya adalah:

1. Tidak Ada Jaminan Finansial

Sebagai perusahaan yang berstatus early stage, perusahaan rintisan mayoritas belum memiliki posisi keuangan yang kuat seperti korporasi mapan. Karena masih baru, perusahaan sering melakukan gebrakan agar dikenal oleh masyarakat.

Gebrakan tersebut cenderung melakukan diskon atau cashback secara besar-besaran. Kegiatan tersebut dikenal dengan ‘bakar uang’. Hasil dari kegiatan tersebut memang dapat menarik minat investor kepada perusahaan, namun justru perusahaan mengalami kerugian signifikan akibat aksi tersebut. Nah, otomatis  situasi tersebut memberikan pengaruh pada unstability finansial karyawan.

2. Kecil Kemungkinan Mendapatkan Promosi Jabatan

Persaingan dalam perusahaan start-up sangat ketat. Iming-iming bekerja dengan santai seringkali membuat minat para pekerja muda untuk melamar pada perusahaan start-up. Namun, hal ini justru dapat membuat karir kamu mandek karena posisi tersebut dapat diisi siapa saja yang memiliki nilai lebih untuk perusahaan. Apalagi bila perusahaan start-up tempatmu bekerja kalah dalam persaingan pasar. Maka, perusahaan mungkin akan sulit untuk berkembang. Semua kerja kerasmu bisa sia-sia. Waduh!

3. Ancaman Kegagalan Bisnis

Bekerja di start-up tentunya akan membuat kamu selalu was-was atas risiko kebangkrutan bisnis akibat kegagalan operasional. Bekerja sambil memikirkan ancaman menjadi pengangguran yang menanti setiap saat pasti enggak banget.

Perusahaan Start-up VS Perusahaan Korporasi

Sebenarnya, baik startup maupun korporasi mempunyai keunggulannya masing-masing. Hal inilah yang harus kamu pahami sebelum melamar di dua jenis perusahaan tersebut, agar dapat menemukan pekerjaan yang paling tepat dan sesuai dengan keinginan.

Jangan sampai kamu tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan sehingga mempengaruhi kinerja kamu yang tidak bisa berkontribusi secara maksimal. Nah, untuk itu, lihat dari beberapa sisi perbedaan antara perusahaan start-up dan perusahaan korporasi:

1. Budaya Kerja

Perusahaan start-up memiliki lingkup kerja yang kecil dan mungkin hanya diisi kurang dari 50 orang saja. Nah, tentu hal ini mendukung lingkungan kerja yang fleksibel dan hangat. Kamu bisa berpakaian bebas namun tetap menjaga kesopanan, sebab startup tidak mengharuskan karyawannya untuk mengenakan jenis pakaian tertentu, apalagi seragam yang terkesan kaku.

Karyawannya juga biasanya diisi oleh talenta-talenta muda atau fresh graduate. Namun, lingkungan kerja yang tidak formal ini dapat memberikan kesan kurang profesional, karena kamu dapat pulang ke rumah dengan membawa pekerjaan, atau bahkan lembur hingga malam.

Ketika kamu bekerja di perusahaan korporasi, maka kamu akan dihadapkan pada suasana perkantoran yang formal. Kamu harus bisa terbiasa dengan aturan jam kantor, seragam, serta kebijakan lain yang diterapkan oleh perusahaan, lho.

2. Gaji dan Fasilitas Lainnya

Tidak semua start-up mampu untuk memberikan gaji yang lebih besar daripada standar korporasi. Bahkan kemungkinan tidak akan memberikan bonus atas pencapaian kerja, karena perusahaan masih baru dan kemampuan finansialnya belum stabil. Namun, kamu bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih tinggi dibandingkan korporasi jika memang berhasil menjadi karyawan di perusahaan besar dengan kapitalisasi besar.

Di lain sisi, sebuah korporasi tentu telah memiliki pondasi yang kuat, termasuk di lini keuangannya. Korporasi memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi semua gaji serta tunjangan yang layak bagi karyawannya, termasuk bonus yang memang telah diprogramkan di dalam perusahaan. Namun, bisa jadi kenaikan gaji dan bonus sebenarnya sudah terstruktur sehingga kamu tidak bisa berharap banyak dari kenaikan gaji yang tinggi di korporasi.

3. Kesempatan Berkarir dan Belajar

Perusahaan start-up tentu akan memberikan kamu kesempatan untuk belajar yang sangat banyak, bahkan kamu pun akan belajar mengenai hal yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikanmu sekalipun. Hal ini karena sedikit karyawan, sehingga semua karyawannya harus mempunyai kemampuan beradaptasi dan multitasking.

Perusahaan korporasi pasti mencari pekerja yang sudah siap tempur, bukan yang masih belajar. sehingga perusahaan korporasi memiliki jenjang karir yang jelas, walaupun akan mendapatkan tantangan yang sulit. Namun dalam perusahaan korporasi biasanya kamu akan melakukan pekerjaan yang sama saja selama bertahun-tahun, sehingga kemampuan kamu tidak akan berkembang.

Kriteria yang dicari dalam Perusahaan Start-up

Kriteria yang dicari oleh perusahaan yang baru berdiri tentu berbeda dengan perusahaan yang sudah lama berdiri. Perusahaan start-up membutuhkan karyawan yang dapat membantu mereka mengembangkan perusahaan. Berikut kriteria yang harus dimiliki oleh karyawan start-up:

1.   Adaptif terhadap perubahan

Memiliki sifat yang adaptif adalah kriteria dasar yang harus dimiliki.  Sebagai karyawan perusahaan start-up, kamu diharapkan bisa menemukan ide baru untuk menyesuaikan diri atau bertahan dalam pasar.

2.   Tak cepat puas

Pencapaian harus selalu diikuti dengan pencapaian-pencapaian yang lain. Tidak hanya pencapaian perusahaan, namun juga pencapaian diri sendiri sehingga dapat memberi dampak nyata bagi orang lain. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk bisa terus berprestasi dan menaikkan prestise.

3.   Solutif dan menjawab kebutuhan

Kemampuan untuk memberikan jawaban-jawaban yang solutif dan sesuai dengan kebutuhan tentu harus dimiliki karyawan dalam mengembangkan bentuk usaha. Masalah akan terus datang dan perusahaan dituntut untuk bisa menyelesaikannya secepat mungkin.

4.   Mau berkorban

Perusahaan start-up butuh karyawan yang siap berkorban. Mau bekerja menguras energi, tak mengenal hari libur, dan bisa mendadak lembur kapan saja demi mengembangkan perusahaan. Apakah masih tertarik melamar ke perusahaan start-up?

Kamu tidak perlu cemas bila bekerja di dalam perusahaan start-up. Selama kamu memang merasa nyaman, kamu bisa tetap menjalaninya. Terlepas dari gajinya yang tinggi atau pas-pasan, kamu tetap bisa menyisihkan sebagian untuk investasi, lho. Kamu bisa menggunakan aplikasi investasi Ajaib yang menyediakan instrument investasi reksa dana dan saham. Tunggu apalagi, segera download Aplikasi Ajaib di Google Play Store dan Apple App Store!

Artikel Terkait