Harga saham MABA milik PT Marga Abhinaya Abadi Tbk mengalami penurunan karena pendapatan perseroan anjlok cukup dalam. Sebagai gambaran, berdasar data sepanjang tahun lalu pendapatan MABA turun 43,70% menjadi Rp120 miliar. Penurunan kinerja top line berimbas pada bottom line.
Rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah. Hampir tiga kali lipat menjadi Rp203,07 miliar pada tahun lalu. Berikut ini adalah hasil analisis teknikal terhadap saham MABA di tahun 2019. Simak yuk!
Peluang Bisnis
Perfomance kinerja keuangan emiten properti dan hotel, PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) masih membukukan raport merah. Pasalnya perseroan belum beranjak dari kerugian yang diderita. Tengok saja, di kuartal pertama tahun ini rugi bersih yang dibukukan senilai Rp50,64 miliar turun dari rugi Rp70,64 miliar pada kuartal I/2018.
Pada tahun ini MABA berusaha mengoptimalkan performa aset untuk mendongkrak pendapatan. Selain bisnis perhotelan, perusahaan juga bakal memaksimalkan pendapatan dari penjualan unit apartemen karena merupakan andalan. Tahun lalu, penjualan apartemen menjadi kontributor terbesar pendapatan, yakni senilai Rp57,32 miliar.
Analisis Teknikal Saham MABA
PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) tengah fokus menekan beban bunga untuk mengurangi rugi yang dibukukan. Manajemen mengungkapkan bahwa beban bunga yang dicatatkan pada akhir tahun lalu mencapai Rp184,45 miliar pada 2018. Angka ini memburuk dari posisi beban bunga tahun sebelumnya, yaitu sekitar Rp167,23 miliar. Perseroan telah merencanakan untuk melakukan restrukturisasi keuangan atas utang bank, baik yang dimiliki induk maupun entitas anak.
Pada 2018, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp120 miliar atau merosot 43,7% secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang masih sekitar Rp213,14 miliar. Sementara itu, rugi bersih tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak dari Rp68,32 miliar menjadi Rp203,07 miliar.
Strategi MABA
Perlu diketahui, saham MABA mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 22 Juni 2017 setelah pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO). Harga penawaran saham MABA Rp112 dan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 474 juta, sehingga emiten ini meraup dana Rp53 miliar dari IPO.
Pada 3 bulan pertama tahun ini, MABA menurunkan rugi usaha menjadi Rp15,47 miliar dari Rp23,41 miliar pada kuartal I/2018. Selain itu, beban bunga perseroan pun semakin berkurang dari posisi Rp46,5 miliar pada kuartal I/2018 menjadi Rp29,53 miliar pada kuartal I/2019.
Itulah hasil dari analisis teknikal terhadap saham MABA. Menurut kamu, apakah MABA akan tetap berjaya hingga akhir nanti? Sebelum memulai investasi saham, kamu wajib loh melihat tren pelaku saham di tahun 2019. Yuk, langsung cek harga saham MABA di Indonesia sekarang!
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.