Bisnis & Kerja Sampingan

Pengertian Surplus Produsen dan Faktor yang Menentukan

surplus-produsen

Ajaib.co.id – Ekonomi tidak bisa lepas dari produsen yang menyiapkan barang dan jasa untuk konsumen. Produsen punya peran penting untuk menyediakan kebutuhan kita semua. Ada beberapa istilah yang berkaitan produsen, salah satunya yang perlu kamu tahu adalah surplus produsen. Surplus produsen berkaitan dengan harga barang dan jasa yang berlaku di pasaran. Hal ini bisa terjadi karena alasan tertentu dan wajar saja terjadi. Ini dia penjelasannya tentang surplus produsen.

Apa itu Surplus?

Sebelum membahas mengenai surplus produsen, sudah taukah kamu apa itu surplus? Surplus merupakan gambaran jumlah aset atau sumber daya yang melebihi porsi yang digunakan secara aktif. Surplus juga bisa mengacu pada sejumlah item yang berbeda, termasuk pendapatan, keuntungan, modal, dan barang. Dalam konteks persediaan, sebagian besar surplus menggambarkan produk yang tetap ada di rak toko atau tidak laku dan dibeli. Sedangkan dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan yang didapat melebihi biaya yang dibayarkan. Surplus anggaran juga bisa terjadi di dalam pemerintahan ketika ada sisa pendapatan pajak setelah semua program pemerintah dibiayai sepenuhnya.

Surplus tidak selalu menguntungkan. Misalnya, pabrikan yang terlalu banyak memproyeksikan permintaan dan penawaran masa depan untuk produk tertentu bisa membuat terlalu banyak unit yang tidak terjual, sehingga bisa merugikan keuangan triwulanan atau tahunan. Surplus komoditas yang mudah rusak seperti biji-bijian dapat menyebabkan kerugian permanen, karena persediaan rusak dan barang menjadi tidak dapat dijual.

Jenis-Jenis Surplus

Terdapat dua jenis surplus di dalam bidang ekonomi yaitu surplus konsumen dan surplus produsen.

  1. Surplus konsumen terjadi ketika harga produk atau jasa lebih rendah dari harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen. Bayangkan sebuah lelang, di mana pembeli memikirkan batas harga yang tidak akan dilampaui untuk barang tertentu yang ia sukai. Surplus konsumen terjadi ketika pembeli akhirnya membeli karya seni tersebut dengan harga kurang dari batas yang telah ditentukan. Contoh lainnya adalah, misalnya harga per barel minyak turun, menyebabkan harga gas turun di bawah harga yang biasa dikeluarkan oleh pengemudi di SPBU. Dalam hal ini, konsumen mendapat keuntungan, dengan surplus.
  2. Surplus produsen terjadi ketika barang-barang dijual dengan harga yang lebih tinggi dari harga terendah yang bersedia dijual produsen. Dalam konteks lelang, misalnya sebuah rumah lelang menetapkan tawaran pembukaan pada harga terendah ia akan menjual lukisan dengan nyaman, surplus produsen terjadi jika pembeli membuat perang penawaran, sehingga menyebabkan barang tersebut dijual dengan harga yang lebih tinggi, jauh di atas pembukaan minimum.

Pengertian Surplus Produsen

Surplus produsen adalah keadaan ketika harga barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen lebih tinggi dari pendapatan yang dikeluarkan produsen.

Kamu pasti tahu bahwa barang dan jasa yang ada di pasar sana sudah ditentukan harganya oleh produsen. Harga ini sudah dipastikan membuat produsen untung. Sesuai dengan tujuan bisnis, yaitu memperoleh keuntungan. Harga pasaran ditentukan supaya produsen tidak rugi dalam menawarkan barang dan jasanya.

Harga jual memang ditentukan sendiri oleh produsen. Namun, produsen tidak bisa sembarangan menentukan harga. Maksudnya, harga ditentukan dengan perhitungan yang matang dan membutuhkan waktu juga untuk bisa mendapatkan harga final.

Tidak rendah karena bisa membuat produsen merugi. Tidak terlalu tinggi karena produsen bisa saja kehilangan konsumen yang berpindah ke produsen lain yang menawarkan harga lebih rendah.

Intinya, surplus untuk produsen harus dilakukan agar produsen bisa meraih keuntungan. Dengan cara itu, produsen bisa tetap memproduksi barang dan jasa untuk kebutuhan konsumen.

Dari keuntungan itu juga produsen akan bisa membayar kewajibannya pada karyawan-karyawan yang sudah membantunya dalam proses produksi. Intinya surplus pada produsen adalah hal yang wajar terjadi.

Contoh Kasus & Cara Hitung Surplus Konsumen dan Produsen

1. Surplus Produsen

Misalnya perusahaan A bersedia menjual produk barunya seharga Rp2.000.000, ternyata laku terjual dengan harga Rp3.000.000, maka perusahaan A sebagai produsen mendapat surplus prodsen sebesar Rp1.000.000.

Di bawah ini adalah cara menghitung surplus produsen.

Surplus Konsumen = Manfaat marjinal – Harga

2. Surplus Konsumen

Misanya, Adi sebagai konsumen bersedia membayar sebesar Rp30.000 untuk minyak goreng, namun ternyata harga minyak goreng yang diinginkan adalah Rp25.000 per bungkus, maka Adi sebagai konsumen mendapat surplus Rp5.000.

Maka dari contoh Adi dan minyak, surplus konsumen adalah di mana konsumen membayar dengan harga lebih murah atau lebih rendah dibanding dengan harga yang mereka bersedia membayarnya.

Ini dia rumus menghitung surplus konsumen.

Surplus Konsumen = Manfaat marjinal – Harga

Faktor Terjadinya Surplus pada Produsen

Ada hal-hal yang menjadi penyebab mengapa surplus pada produsen berlaku di dunia ekonomi. Ini dia penyebabnya.

1. Faktor lokasi

Lokasi bisa membuat harga penawaran jadi tinggi. Contohnya adalah harga properti yang bisa melambung di lokasi yang letaknya strategis. Di sana kamu bisa menemukan moda transportasi, fasilitas kesehatan, pusat perbelanjaan, dan lainnya.

Faktor lokasi ini juga berlaku untuk lokasi yang jauh. Misalnya, produsen yang pabriknya berada di Pulau Jawa akan menaikkan harga produk yang didistribusikan di Papua. Alasannya karena distribusi ke sana memakan waktu dan biaya. Jadi cukup wajar jika harga produk di luar Pulau Jawa biasanya akan lebih tinggi.

2. Faktor hari besar

Harga yang ditentukan oleh produsen bisa menjadi naik dari biasanya ketika Hari Raya Idulfitri, Hari Natal sebentar lagi tiba. Harga-harga bisa lebih tinggi sampai ke batas yang tidak wajar.

Namun, konsumen biasanya tidak masalah untuk membeli barang dan jasa itu, walaupun mahal karena faktor kebutuhan. Apalagi hari besar dianggap spesial yang hanya terjadi setahun sekali.

Hal ini tentu akan ditunggu oleh produsen karena keuntungan yang produsen dapatkan ikut berlipat-lipat.

Namun, hal ini tidak bisa berlaku selamanya. Dalam beberapa waktu setelah hari besar terlewati, harga akan kembali seperti semula. Terkadang pemerintah juga akan turun tangan untuk menormalkan harga kembali agar masyarakat kecil tidak kesulitan menghadapi hal ini.

3. Faktor permintaan yang naik

Harga juga bisa naik saat permintaan dari konsumen naik. Kenaikan permintaan ini terjadi begitu saja tidak berhubungan dengan waktu tertentu.

Namun, di sini produsen tidak bisa mengimbangi permintaan konsumen yang terlampau banyak itu. Jumlah barang akan sama saja sehingga membuat barang bisa menjadi langka karena diincar banyak konsumen.

Hal ini pun memicu kenaikan harga pada barang dan jasa yang ditawarkan itu. Bisa juga menyebabkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan barang dan jasa di antara para konsumen.

4. Kebutuhan produsen

Produsen berhak menentukan harga jual, walaupun harus menyesuaikannya juga dengan pasar. Produsen yang tahu berapa kebutuhannya untuk memproduksi produknya sendiri.

Perhitungan untuk menentukan harga jual dilakukan oleh orang internal dan terkadang harus riset terlebih dulu agar bisa menentukan harga yang pas. Harga yang kompetitif menjadi solusi yang mereka ambil.

Apabila terjadi kenaikan bahan baku, produsen berhak juga untuk menaikkan harga sesuai dengan jumlah uang yang produsen keluarkan untuk memproduksi barang dan jasa.

Faktor-faktor di atas yang umumnya menjadi penentu surplus produsen. Jika terjadi penurunan harga, hal itu akan membuat surplus pada produsen pun menurun. Oleh karena itu produsen biasanya tidak mengharapkan surplus turun karena keuntungan yang mereka dapatkan pun menurun.

Itulah yang perlu kamu pahami pada surplus untuk produsen. Harga yang tinggi dari harga aslinya adalah hal yang wajar ketika dihadapkan berbagai macam faktor. Cukup wajar juga jika satu produk bisa mempunyai harga yang berbeda ketika dikaitkan dengan lokasi distribusi.

Ketika kamu mempunyai bisnis sendiri, kamu juga punya hak untuk menaikkan harga sesuai dengan harga yang berlaku di sekitarmu. Namun, hal ini  dilakukan dengan melihat kondisi pasar. Semoga informasinya bermanfaat.

Artikel Terkait