Dunia Kerja

Pengertian Penilaian Kinerja Karyawan Serta Manfaatnya

Ajaib.co.id – Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan, atau karyawan, memiliki peranan sangat penting dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan penilaian dan evaluasi untuk memastikan bahwa karyawan mampu berkontribusi sesuai harapan dan kebutuhan perusahaan.

Penilaian kinerja merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas bagi karyawan dan juga perusahaan. Selain penilaian kinerja atau performance appraisal, ada juga beberapa istilah lain yang biasanya digunakan, yaitu:

– Tinjauan kinerja

– Evaluasi kinerja

– Penilaian Karyawan

Pengertian Penilaian Kinerja?

Penilaian kinerja adalah sebuah evaluasi sistematis, dilakukan oleh pihak departemen sumber daya manusia (HRD) terhadap keseluruhan kinerja karyawan. Dengan tujuan untuk memberikan penilaian dan memperoleh pemahaman atas kemampuan karyawan. Sehingga dapat dilakukan perencanaan pengembangan karir bagi karyawan bersangkutan.

Tujuan Adanya Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan untuk memahami kemampuan karyawan sehingga dapat merencanakan pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan. Dengan kata lain, evaluasi ini dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi keterampilan, kemampuan, pencapaian serta pertumbuhan karyawan untuk meningkatkan produktivitas karyawan itu sendiri.

Perusahaan sering menggunakan performance appraisal sebagai dasar dari kenaikan gaji, promosi, bonus, atau sebagai dasar untuk melakukan penurunan jabatan dan pemutusan hubungan kerja. Selain itu, pelaksanaan performance appraisal bisa meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan meningkat, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai harapan. Pada dasarnya, performance appraisal dapat digunakan untuk :

  1. Acuan dalam menentukan kompensasi bagi karyawan seperti upah, kenaikan gaji, promosi jabatan serta lain sebagainya.
  2. Mengidentifikasi apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan seorang karyawan. Dengan demikian, pihak manajemen dapat menentukan posisi yang tepat bagi karyawan.
  3. Menilai potensi dalam diri karyawan, sehingga pihak manajemen dapat merencanakan perkembangan karier lebih lanjut. Apakah seorang karyawan mendapatkan promosi, tetap dipertahankan atau bahkan diberhentikan.
  4. Memberikan umpan balik pada karyawan atas kinerjanya selama ini.
  5. Sebagai dasar tinjauan dalam penyelenggaraan program pelatihan, promosi atau program-program lain yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.
  6. Dasar untuk mempengaruhi kebiasaan karyawan.
  7. Menjalankan peninjauan ulang atas kinerja karyawan di masa lalu.
  8. Perusahaan bisa menyusun target perusahaan kepada karyawan di masa yang akan datang.
  9. Membantu karyawan mendapat keadilan dalam sistem pemberian upah dan gaji yang diterapkan pada perusahaan.
  10. Memperoleh data untuk penentuan struktur pemberian upah dan gaji yang sesuai dengan pemberlakukan secara umum.
  11. Memungkinkan manajemen menjalankan negosiasi secara rasional dan obyektif dengan serikat pekerja ataupun dengan langsung kepada karyawan.
  12. Mengarahkan pihak manajemen agar bersikap obyektif dalam memperlakukan karyawan sesuai prinsip organisasi.
  13. Meminimalisir karyawan mengeluh yang berakibat karyawan menjadi resign. Dengan penilaian kerja, karyawan akan merasa diperhatikan dan dihargai dalam setiap kinerjanya.

Faktor-Faktor Penilaian Kinerja

Dalam sebuah sistem penilaian kinerja, ada beberapa faktor yang dijadikan penilaian:

– Keterampilan karyawan berkaitan dengan jenis profesi yang ditekuninya.

– Kemampuan karyawan sesuai posisi dan profesi kerjanya.

– Pencapaian sesuai yang ditargetkan.

– Pertumbuhan karyawan atas kinerjanya selama ini.

Metode Penilaian Kinerja

Ada beberapa metode penilaian kinerja yang bisa dilakukan manajer perusahaan. Di mana, jenis metode ini bisa digunakan sesuai dengan tujuan diadakannya penilaian kinerja. Jika tujuan utamanya adalah pemilihan karyawan untuk promosi, pelatihan, dan peningkatan bayaran berdasarkan prestasi, metode tradisional seperti skala penilaian mungkin tepat. Sedangkan, metode kolaboratif, seperti input dari para karyawan akan lebih cocok untuk pengembangan karyawan. Di bawah ini adalah beberapa metode yang bisa kamu gunakan untuk melakukan penilaian kinerja perusahaan.

1. Penilaian Umpan Balik 360-Derajat

Metode penilaian ini menjadi sala satu metode penilaian kinerja yang populer dan melibatkan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan. Dalam metode ini, orang-orang di sekitar karyawan bisa ikut memberikan nilai, antara lain manajer senior, karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim.

Perusahan menggunakan metode umpan balik 360-derajat untuk memberikan evaluasi untuk penggunaan konvensional. Di mana, perusahaan yang menggunakan metode ini bukan hanya untuk penggunaan konvensional, namun juga untuk perencanaan suksesi, pelatihan, pengembangan professional, dan manajemen kinerja.

Dengan metode ini, karyawan bisa mendapatkan pandangan penting dari arah yang berlawanan, sehingga emreka bisa mendapat masukan dari rekan-rekan kerja.

2. Metode Skala Penilaian

Metode ini digunakan untuk menilai karyawan berdasarkan faktor-faktor yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode ini, evaluator bisa mencatat penilaian karyawan dalam bentuk skala yang biasanya meliputi beberapa kategori dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan dengan kata sifat seperti di atas ekspektasi, memenuhi ekspektasi, atau butuh perbaikan.

Untuk dapat menerima nilai luar biasa, karyawan harus secara konsisten melampaui tuntutan kerja yang ditetapkan. Meskipun contoh formulir tersebut kurang dalam hal ini, semakin rinci definisi mengenai faktor dan tingkat, semakin akurat penilai bias mengevaluasi kinerja karyawan.

3. Metode Insiden Kritis

Metode penilaian kinerja ini membutuhkan pemiliharaan dokumen-dokumen tertulis mengenai tindakan-tindakan karyawan yang sangat positif dan sangat negatif. Ketika tindakan tersebut mempengaruhi efektivitas departemen secara signifikan, baik secara positif maupun negatif, manajer akan mencatatnya.

Sehingga, di akhir periode penilaian, manajer bisa menggunakan catatan-catatan tersebut bersama dengan data-data lainnya untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan cara inilah penilaian akan lebih cenderung mencakup keseluruhan periode evaluasi dan tidak berfokus pada minggu-minggu atau bulan-bulan terakhir saja.

4. Metode Esai

Metode kinerja ini akan meminta penilai menulis narasi singkat yang menggambarkan kinerja karyawan. Metode ini cenderung fokus pada perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan dan bukan kinerja rutin harian.

Penilaian ini sangat bergantung pada kemampuan menulis dari evaluator. Di mana, para atasan dengan keterampilan menulis yang sangat baik bisa membuat karyawan yang biasa saja terdengar seperti seorang berprestasi terbaik. Membandingkan evaluasi-evaluasi esai bisa menjadi sulit karena tidak ada kriteria umum. Namun, beberapa manajer yakin bahwa metode ini bukan hanya yang paling sederhana tetapi juga pendekatan yang dapat diterima untuk evaluasi karyawan.

5. Metode Standar Kerja

Metode penilaian kinerja karyawan ini dilakukan dengan membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau tingkat output yang diharapkan perusahaan

Standar-standar ini mencerminkan output normal dari karyawan rata-rata yang bekerja dengan kecepatan normal. Perusahan bisa menerapkan standar kerja untuk hampir semua jenis pekerjaan, namun pekerjaan-pekerjaan produksi umumnya mendapat perhatian lebih besar.

Metode ini digunakan untuk menentukan standar kerja, termasuk studi waktu (time study) den pengambilan sampel pekerjaan (work sampling). Dengan metode ini, para karyawan akan mempersepsikan bahwa standar-standar tersebut secara objektif, sehingga mereka harus memahami dengan jelas cara standar tersebut ditetapkan.

6 Tahapan Penilaian Kinerja

Tahapan kinerja dapat dilakukan dalam 6 tahapan sebagai berikut:

  1. Tentukan terlebih dahulu tujuan dari penilaian serta apa yang menjadi standar proses penilaian kinerja karyawan.
  2. Komunikasikan performance yang diharapkan dari karyawan. Pada tahap ini, bagian manajemen juga bisa menerima timbal balik dari karyawan, mengenai apa yang menjadi unsur-unsur penilaian tersebut. Hingga akhirnya tercapai kesepakatan bersama mengenai tujuan yang mungkin dicapai (measurable goals).
  3. Mengukur kinerja nyata seorang karyawan. Melakukan evaluasi, yakni dengan membandingkan hasil kinerja nyata karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Misalnya untuk mengukur performance seorang sales: berapa banyak penjualan yang berhasil dilakukan dibandingkan target penjualan yang telah ditentukan.
  4. Menyampaikan dan mendiskusikan hasil dari penilaian tersebut kepada karyawan bersangkutan.
  5. Jika diperlukan, memulai tindakan korektif jika penilaian karyawan tersebut di luar harapan.

Performance appraisal dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal. Berdasarkan periode waktunya, bisa terbagi pada evaluasiharian, mingguan, bulanan hingga tahunan.

Umumnya, secara resmi hasil evaluasi penilaian kinerja disampaikan dalam periode bulanan, catur wulan, semester dan tahunan. Frekuensi tersebut sepenuhnya ditentukan oleh pihak manajemen. Tapi setidaknya, evaluasi tahunan merupakan hal yang wajib dilaksanakan.

Apabila performance appraisal tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar, maka tujuan akhirnya akan dapat dicapai. Dengan kata lain, pelaksanaan penilaian kinerja yang efektif dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan juga perusahaan.

Artikel Terkait