

Ajaib.co.id – Dalam kegiatan trading, terutama di pasar saham, seorang trader pastinya tidak lepas dari grafik sebagai alat bantu dalam mengetahui kemana harga saham akan bergerak selanjutnya. Analisis tersebut disebut metode secara teknikal yang berguna dalam membuat keputusan apakah sebuah saham sedang jenuh beli (overbought) serta jenuh jual (oversold).
Dalam mengetahui hal di atas, diperlukan sebuah indikator sebagai penunjuk arah atau kompas yang disebut indikator. Nah, salah satu jenis indikator yang banyak digunakan trader ialah berjenis momentum yang dapat memberikan gambaran tingkat kejenuhan pergerakan harga.
Indikator momentum umumnya tidak menempel pada suatu chart (candlestick, line chart, bar chart) melainkan berdiri sendiri.
Biasanya terdapat di bawah work sheet dalam suatu range tertentu yang digunakan untuk menentukan kapan masuk kapan keluar.
Ada banyak indikator berjenis momentum, beberapa yang banyak digunakan dan mudah diaplikasikan ialah RSI, Stochastic, RSI, MACD, momentum, William %R, dan lain sebagainya.
Mengenal Oscillator pada Indikator Momentum
Oscillators ialah bagian dari indikator teknikal yang mengukur momentum pergerakan dan membandingkan harga saat ini terhadap range harga selama periode tertentu. Seperti pada indikator RSI bergerak di range (30,70) dan stochastic (20,80), dan lain sebagainya.
Indikator ini terletak di bawah grafik yang berguna untuk menentukan range rebound markets untuk melihat titik harga tertinggi dan terendah pada periode waktu tertentu, juga dapat menggambarkan Support/Resistance.


Jika harga cenderung bergerak di area bawah (panah hijau) kecenderungan untuk rebound ke atas cukup besar karena telah dianggap sedang di posisi rendah, sebaliknya jika harga bergerak di area atas (panah merah) maka harga berpotensi akan mengalami koreksi karena secara fluktuasi dianggap tinggi.
Indikator berjenis momentum ini sangat baik digunakan trader saat harga bergerak cenderung ke samping (sideways). Trader dapat memaksimalkan strategi buy low dan sell high, yakni membeli di dekat area oversold dan menjual di dekat area overbought.
Baca juga: Cara Baca Grafik Saham: Pasti Bisa Asal Mau Belajar!
Mengenal Istilah Divergence dalam Indikator Momentum
Divergence merupakan kondisi yang saling bertentangan atau penyimpangan. Dalam indikator bersifat momentum bisa saja terjadi kondisi harga saham mengalami penurunan tetapi indikator justru bergerak naik.


Dalam kondisi terjadi divergence antara harga dan indicator (MACD, Stochastic, CCI/RSI), maka ada kemungkinan akan terjadi reversal memiliki probabilitas yang tinggi.
Dalam hal gambar di atas, meskipun trend stochastic bergerak turun, tetapi harga saham bergerak naik (higher high), dalam kondisi tersebut harga saham justru cenderung naik mengikuti trend besarnya.
Baca juga: Pentingnya Memahami Indikator Teknikal Saham bagi Pemula
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.