Bisnis & Kerja Sampingan

Nama-nama Perusahaan dengan Pendapatan Terbesar di Dunia

Nama Nama Perusahaan
Nama Nama Perusahaan

Ajaib.co.id – Secara keseluruhan, 500 perusahaan terbesar dunia tersebut menghasilkan pendapatan US$33,3 triliun dan laba US$2,1 triliun pada tahun 2019. Sebanyak 500 perusahaan tersebut berasal dari 32 negara. Seluruh perusahaan yang masuk dalam Fortune Global 500 tahun ini mempekerjakan 69,9 juta orang.

Tentunya ada banyak perusahaan yang bergerak di bidang retail sampai otomotif. Perusahaan menggunakan nama yang memiliki arti tersendiri. Pemilihan nama untuk perusahaan juga tidak sembarangan.

Nama Nama Perusahaan Pendapatan Terbesar

Perusahaan mana yang menduduki peringkat teratas dalam Fortune Global 500 tahun ini? Jawabannya adalah Walmart. Walmart menjadi teratas untuk urusan pendapatan di tahun 2019, yakni US$523,96 miliar. Di bawahnya terdapat Sinopec Group dengan pendapatan US$407 miliar. Tempat ketiga dan kelima ditempati oleh State Grid, China National Petroleum, dan Royal Dutch Shell.

Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, berada di posisi 14. Posisi ini turun dua peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Total pendapatan Berkshire Hathaway tahun lalu mencapai US$254,62 miliar.

Sementara itu, perusahaan milik Jack Ma Alibaba Group Holding berada di luar 100 besar, tepatnya posisi 132. Tahun lalu, Alibaba Group Holding meraih pendapatan US$73,17 miliar. Perusahaan raksasa lainnya, yakni Unilever, berada di peringkat 185 dengan pendapatan US$58,18 miliar.

Adapun perusahaan yang didirikan konglomerat Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus, yaitu Wilmar International, berada di posisi 285. Pendapatan Wilmar International tahun lalu sebesar US$42,62 miliar. Peringkat Wilmar International ini lebih rendah 27 peringkat daripada tahun sebelumnya.

Berikut daftar 10 perusahaan dengan pendapatan tertinggi tahun 2019

·     Walmart (pendapatan sebesar US$523.964)

·     Sinopec Group (US$407.009)

·     State Grid (US$383.906)

·     China National Petroleum (US$379.130)

·     Royal Dutch Shell (US$352.106)

·     Saudi Aramco (US$329.784)

·     Volkswagen (US$282.760)

·     British Petroleum (US$282.616)

·     Amazon.com (US$280.522)

·     Toyota Motor (US$275.288)

Adakah dari Indonesia?

Fortune Global 500 berisikan urutan 500 perusahaan top dunia. Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan oleh Majalah Fortune asal Amerika Serikat (AS). Tolok ukur utama pemeringkatan pada Fortune Global 500 di antaranya ialah besaran pendapatan tahunan perusahaan. Fortune Global 500 juga memasukkan besaran laba yang berhasil diraih oleh sebuah perusahaan sebagai dasar dalam penilaian dan skala perusahaan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya di dalam daftar tersebut.

Selama ini, Fortune Global 500 dijadikan sebagai indikator penting atas capaian sebuah perusahaan dalam hal keunggulan, skala serta daya saing di kancah global. Daftar ini dijadikan sebagai parameter ekonomi global, melampaui batas-batas perbedaan sebuah negara, wilayah, hingga budaya antarbangsa di dunia.

Pertanyaannya kini adalah adakah perusahaan asal Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500 tahun ini? Sayangnya, jawabannya tidak ada. Tahun lalu, ada satu perusahaan asal Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500, yakni PT Pertamina (Persero). Pada daftar Fortune Global 500 tahun lalu, Pertamina berada di peringkat ke-175.

Meski tidak masuk daftar Fortune Global 500 tahun ini, Pertamina optimis akan dapat kembali tercatat dalam daftar Fortune Global 500 dengan peringkat lebih tinggi. Targetnya, BUMN tersebut dapat masuk ke dalam daftar Top 100 Fortune Global 500 pada tahun 2026.

Saat ini, Pertamina tengah melakukan restrukturisasi sebagai bagian dari transformasi bisnis sebuah perusahaan energi kelas dunia. Transformasi bisnis ini juga diharapkan bisa meningkatkan nilai perusahaan. Upaya ini juga diikuti salah satunya dengan implementasi New Pertamina Clean, yang merupakan komitmen manajemen dan seluruh pekerja Pertamina untuk terus berintegritas tinggi, bersih, dan transparan.

 Sembilan poin New Pertamina Clean di antaranya adalah melaksanakan operasional perusahaan dengan menunjang etika bisnis dan bertanggung jawab, serta berpegang teguh pada pedoman Good Corporate Governance (GCG). Tak hanya itu, Pertamina juga mengusung prinsip 4 NO’s yang terdiri dari No Bribery, No Kickback, No Gift, dan No Luxurious.

Perusahaan yang Melesat

Ada perusahaan yang peringkatnya merosot atau bahkan terlempar dalam Fortune Global 500, ada pula perusahaan yang peringkatnya melesat. Salah satunya adalah Huawei, perusahaan teknologi asal China. Peringkat Huawei melesat ke urutan 49 dalam daftar Fortune Global 500 di tahun 2020. Pada Fortune Global 500 di tahun sebelumnya, Huawei hanya menempati peringkat ke-61.

Capaian ini membuat Huawei masuk dalam 50 besar Fortune Global 500 untuk pertama kalinya. Keberhasilan ini juga menandai konsistensi raksasa telekomunikasi global tersebut yang mengalami peningkatan signifikan dalam setiap tahunnya.

Menurut laporan Fortune, perusahaan raksasa telekomunikasi Huawei saat ini tetap menjadi penjual smartphone terbesar kedua di dunia berdasarkan volume. Dikutip dari Fortune, Selasa (11/8), hal tersebut dipengaruhi sebagian besar dominasi Huawei yang berkembang di China.

Terlepas dari sentimen geopolitis yang terus menderanya, laba bersih Huawei justru meningkat sebesar 5,6% di sepanjang tahun fiskal 2019, dengan pendapatan tumbuh hingga 13,1% secara year-on-year (yoy) di tengah tahun pertama di 2020.

Sebelumnya, Huawei juga berhasil menempati posisi ke-6 dalam daftar Boston Consulting Group sebagai Perusahaan Paling Inovatif di tahun 2020. Capaian ini melesat sebanyak 42 tingkat dari posisi sebelumnya di tahun 2019.

 Ini merupakan capaian terbesar yang berhasil diraih oleh Huawei sejak pertama kali masuknya perusahaan tersebut di dalam daftar 50 Most Innovative Companies di tahun 2012. Selama pandemi global Covid-19 berlangsung, Huawei melipatgandakan upayanya dalam berinovasi serta meluncurkan Anti-Covid-19 Partner Program.

Program ini berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI, kantor jarak jauh, layanan kesehatan cerdas, hingga sistem pendidikan daring sebagai wujud kontribusinya dalam turut memerangi pandemi.

Artikel Terkait