Saham

Naik Turunnya Harga Saham SWAT Sepanjang Tahun 2019

Perjalanan saham SWAT (Sriwahana Adityakarta) sepanjang tahun 2019 naik turun. Mereka mengawali tahun 2019 di angka Rp122 per lembar sahamnya.

Kinerja mereka pun sangat baik hingga semester pertama di tahun 2019. Bahkan, pada 6 Februari lalu, saham SWAT berada di titik tertinggi mereka pada tahun 2019, yakni Rp132 per lembar sahamnya.

Alhasil, penjualan emiten produsen kertas dan pulp ini meningkat 15 persen menjadi Rp62,05 miliar dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar Rp53,95 miliar.

Mengutip laporan keuangan Sriwahana yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, SWAT membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp694,39 juta atau meningkat 29,71 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp535,32 juta.

SWAT juga mencatat kenaikan beban pokok penjualan 12,25% menjadi Rp51,94 miliar dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar Rp46,27 miliar.

Namun perseroan mencatat penurunan aset menjadi Rp545,32 miliar per 31 Maret 2019. Aset itu lebih rendah daripada nilai aset SWAT per 31 Desember 2018 yang sebesar Rp550,57 miliar.

Kendati demikian, pada 6 Agustus 2019, saham SWAT berada di titik terendah mereka sejak turun di lantai saham, yakni berada di angka Rp113 per lembarnya. Tapi posisi terendah itu tak berlangsung lama.

Harga saham mereka kembali naik pada 19 Agustus 2019, berada di posisi Rp129 per lembar sahamnya. Namun, saham SWAT kembali turun pada 26 Agustus 2019, yakni berada di angka Rp 118 per lembarnya. Harga saham mereka pun turun hingga 8,53 persen.

Menguntungkankah Membeli Saham SWAT?

Dengan performanya yang masih naik turun, apakah memberi saham SWAT bisa menguntungkan? Jika dilihat dari ekspor industri kertas, permintan pembungkus dengan kardus masih menjadi yang terbesar dalam sekor industri ini.

Pasalnya, ada sistem Food Packaging & Food Service. Permintaan ini menunjukkan indikasi pada sektor lainnya. SWAT sendiri juga sudah memproduksi kardus untuk memenuhi permintaan konsumen. Karena hal tersebut, permintaan penjualan mereka sempat meningkat 33,37 persen, ini merupakan data pada semester pertama di tahun 2018.

Selain itu, sejak mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia, SWAT yang memiliki dua pabrik yang menghasilkan 4.000 ton per bulan dengan utilisasi sebesar 30 persen.

Manajemen SWAT akan menggunakan dana hasil initial public offering (IPO) untuk membeli bahan baku. Kendala bahan baku juga akan ditanggulangi dengan ekspansi di paper mill. SWAT menargetkan pabrik paper mill ini berkapasitas 3.000 ton hingga 4.000 ton per bulan.

Selama ini SWAT menjual kemasan karton paper cone dan paper tube. Sebesar 60 persen produksi digunakan di segmen food and beverages, sementara 10 persen hingga 20 persen digunakan untuk special box di bidang militer.

Dengan mulai beroperasinya pabrik paper mill tersebut, manajemen SWAT berharap bisa meraih kenaikan pendapatan di kisaran 8% hingga 10 persen.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait