Saham

Menilik Prospek DOID, Si Agresif yang Gemar Ekspansi

ilustrasi pertambangan batu bara

Ajaib.co.id – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) merupakan perusahaan yang ruang lingkup kegiatan usaha utamanya yakni jasa pertambangan, perdagangan, pembangunan, serta pengoperasian tambang melalui anak usaha utamanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).

DOID telah berdiri sejak 26 November 1990 dan saham DOID telah resmi melantai di pasar saham dalam negeri sejak 15 Juni 2001 silam. Perusahaan yang komposisi pemegang saham terbesar nya dimiliki olegh Grup Northstar ini tengah gencar melakukan ekspansi bisnisnya.

Pada 17 Desember 2021, melalui anak usahanya yang dibentuk di Australia yaitu BUMA Australia Pty. Ltd (BUMA Australia), DOID resmi mengakuisisi tambang batu bara yang dimiliki Downer EDI Limited, sebuah perusahaan jasa penambangan batu bara Australia sebesar US$ 99 juta atau sebesar Rp1,42 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.363 per US$.

Penyelesaian transaksi ini setelah DOID mengantongi fasilitas pinjaman dari Mandiri. Akuisisi ini mencakup transfer atas asset, karyawan, liabilitas imbalan kerja dan kontrak-kontrak Mining East dari Downer ke BUMA Australia.

Termasuk diantaranya juga kontrak-kontrak kerja dengan BHP Billiton Mitsubishi Alliance (BMA) untuk Blakwater dan Goonyella, Milmerran Power Partners untuk Commodore, dan TEC Coal Pty. Ltd (anak usaha dari Stanwell Corporation) untuk Meandu.

Bisnis usaha Mining East Semakin Memperkuat kemampuan BUMA, karena segmen usaha Mining East ini mencakup tim manajemen yang berpengalaman di Australia. Mining East memiliki kapasitas produksi agregat sekitar 160 juta bcm per tahun nya untuk overburden removal, 130 juta bcm per tahun dikontrak dan produksinya sekitar 10,5 juta ton batu bara baik batu bara termal dan metalurgi.

Portfolio Mining East juga terdiri dari 4 lokasi tambang di Queensland yang dimiliki oleh pelanggan kelas dunia. Hal ini tentu merupakan Langkah strategis DOID dalam melakukan ekspansi bisnisnya di luar Indonesia, dan berpotensi meningkatkan nilai tambah pada pertumbuhan bisnis di masa depan.

DOID Menyiapkan Dana Rp 473,55 M untuk Melakukan Buyback

Pada 7 Maret 2022 dalam laporan keterbukaan informasinya, DOID menyampaikan bahwa perusahaan telah menyiapkan dana maksimum sebesar US$ 33 juta atau sekitar 473 miliar dengan asumsi kurs sebesar Rp 14.363 untuk melaksanakan buyback saham DOID yang beredar secara bertahap dalam periode 3 bulan.

Masa pembelian saham nya yakni dimulai 7 Maret 2022 – 6 Juni 2022. Adapun pelaksanaan pembelian Kembali saham ini menggunakan dana yang berasal dari saldo laba ditahan.

Jumlah saham yang dibeli Kembali oleh DOID ini tentu tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal yang disetor, mengacu kepada kebijakan SE OJK 3/2020 dimana ketentuan nya, paling sedikit jumlah saham yang beredar adalah 7,5% dari modal yang disetor oleh perusahaan.

Dengan demikian, jumlah saham yang akan dibeli Kembali mencapai maksimal 1,72 miliar lembar dengan nominal Rp 50 per saham nya. Sehingga, pasca aksi korporasi berupa buyback ini dilakukan, maka porsi kepemilikan saham DOID untuk public akan menyusut menjadi 36,54%.

Cara Pengalihan Saham Buyback DOID

Untuk kedepan nya, DOID berencana akan menyimpan saham yang dibeli Kembali tersebut sebagai saham treasuri dalam jangka waktu maksimal 3 tahun. Namun sewaktu-waktu disampaikan bahwa perusahaan dapat melakukan pengalihan atas saham yang dibeli Kembali melalui beberapa cara.

Cara pertama dengan menjualnya melalui Bursa Efek Indonesia maupun di luar bursa efek . Atau saham dialihkan untuk pelaksanaan program kepemilikan saham oleh karyawan dan atau direksi dan dewan komisaris. Dan cara lain nya melalui pelaksanaan konversi efek bersifat ekuitas.

Pembelian kembali saham perseroan ini akan menurunkan total aset dan ekuitas perseroan sebesar jumlah pembelian kembali saham. Jika perseroan menggunakan seluruh anggaran yang dicadangkan untuk pembelian kembali saham tersebut sebesar jumlah maksimum dana yang disisihkan, maka total aset dan ekuitas akan berkurang sebanyak-banyaknya Rp473,55 miliar. Di sisi lain perseroan menyebutkan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha dan pertumbuhan perseroan karena saat ini memiliki modal dan arus kas yang cukup. 

Optimisme DOID dalam Mengejar Target di Tahun 2022

DOID memandang tahun 2022 memiliki banyak peluang untuk memacu kinerjanya terus tumbuh, DOID sangat optimis dengan menargetkan pendapatan sebesar US$ 1,3 miliar – US$ 1,5 miliar, besaran target tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target pencapaian pendapatan di tahun lalu sebesar US$ 780 juta – US$ 860 juta dengan target EBITDA sebesar US$ 200 juta – US$ 240 juta.

Optimisme ini muncul karena DOID berhasil mendapatkan kontrak yang sangat potensial pada tahun 2021 lalu.

Perolehan kontrak DOID di tahun lalu yakni kontrak jasa tambang dari anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yaitu PT Indonesia Pratama (IPR) di awal Januari 2021, kontrak tersebut memiliki jangka waktu hingga Desember 2031 dengan nilai nominal sebesar Rp 26 triliun dan pengerjaan kontrak jasa tambang tersebut dimulai pada tahun 2022 ini.

Selain itu, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) telah mendapat kontrak baru dari PT Adaro Indonesia  di tambang Tutupan Kalimantan Selatan yang memiliki jangka waktu hingga Desember 2025.

Sepanjang tahun ini, DOID juga mengejar target volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal (OB) sebanyak 480 juta bcm – 565 juta bcm dan target produksi batu bara sebanyak 74 juta – 86 juta ton.

DOID pun telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 150 juta – US$ 200 juta, dan Sebagian besar alokasi capex tersebut akan digunakan untuk keperluan maintenance aset yang dimiliki.

Prospek Batu Bara Berpotensi Masih Cerah Hingga Akhir Tahun

Harga batubara terus meroket sejak akhir tahun 2021 silam dan batu bara ini menjadi salah satu komoditas unggul yang berkinerja baik sampai dengan saat ini. Penguatan harga komoditas batu bara pun diprediksi masih akan cerah hingga akhir tahun di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dari permasalahan geopolitik tersebut juga menyebabkan harga minyak mentah dunia sempat menyentuh level tertingginya. Peningkatan harga minyak tersebut tentu dapat berdampak kepada harga komoditas lain nya, antara lain batu bara.

Akibat belum meredanya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina ini, di mana Rusia merupakan salah satu negara eksportir gas dan minyak terbesar di dunia, sehingga kekhawatiran utama mengenai pasokan gas alam dan minyak yang terganggu maka pemanfaatan kembali energi fosil termasuk batu bara ini adalah suatu sumber alternatif. Permintaan batu bara pun berpotensi meningkat di tengah ketatnya pasokan batu bara yang terjadi.

Hal tersebut menjadi berkah untuk dalam negeri, Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara di pasar dunia. Sehingga prospek batu bara di tahun ini masih cukup cerah, karena selain dari kekhawatiran pasokan akibat geopolitik Rusia Ukraina tersebut, penggunaan batu bara yang saat ini masih diperuntukan untuk kebutuhan listrik akan meningkat kebutuhan nya di tengah tren pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk memulai investasi saham? Nah, kamu bisa memulai investasi saham kamu pertama kali dengan memanfaatkan aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan mudah dan cepat. Hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu, kamu sudah bisa memulai investasi saham, kapan dan di mana saja. Yuk investasi sekarang juga di Ajaib!

Artikel Terkait