Saham

Mengenal Profit Margin dan Kegunaannya dalam Dunia Bisnis

Ajaib.co.id – Dalam memilih saham untuk investasi jangka panjang kamu harus bisa menilai kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Tak hanya itu, kamu juga pastinya menginginkan saham perusahaan yang manajemennya pandai mengelola perusahaannya.

Pandai dalam artian mampu mengelola pendapatan menjadi laba yang porsinya tidak terlalu kecil sehingga bisa menguntungkan para pemegang sahamnya. Manajemen yang pandai akan membuat perusahaannya dapat terus beroperasi. Itulah jenis perusahaan yang akan membuat investasimu berhasil.

Menilai kepandaian manajemen dalam mengelola pendapatan tidaklah sulit. Kamu hanya perlu mengenal yang dimaksud dengan profit margin atau marjin laba.

Profit Menjadi Tujuan Utama Berbisnis

Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, profit atau keuntungan pada dasarnya adalah tujuan utama dalam berbisnis. Di mana, keuntungan ini bisa diperoleh ketika pendapatan bisa lebih besar daripada beban secara keseluruhan. 

Keuntungan yang diperoleh bisnis bisa digunakan untuk sejumlah keperluan seperti dibagi kepada pemegang saham atau untuk keperluan ekspansi usaha di masa depan.  Tentunya keuntungan ini diharapkan dapat bertumbuh dari waktu ke waktu seiring perkembangan perusahaan tersebut.

Di sinilah peran dari profit margin dalam bisnis, yaitu untuk menganalisis keuntungan yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan pendapatan dan biaya yang dibukukan.

Apa Sih Profit Margin itu?

Sederhananya profit margin atau marjin laba adalah rasio profitabilitas (profitability ratios) yang membagi laba (net sales) dengan pendapatan. Kamu bisa lihat informasi tentang laba emiten di laporan keuangan atau laporan tahunan di bagian Laba-Rugi. Misalnya seperti di bawah ini;

Profit margin biasanya akan ditunjukkan oleh persentase, di mana persentase tersebut menunjukkan berapa rupiah keuntungan yang diperoleh suatu usaha dibandingkan dengan penjualan. Konsep ini digunakan secara luas oleh organisasi bisnis dalam berbagai skala.

Misalnya, ketika perusahaan memiliki profit margin sebesar 30% pada 2020, maka perusahaan tersebut berhasil menghasilkan keuntungan Rp300 dari setiap penjualan barang atau jasa senilai Rp1.000. 

Batasan Margin Laba Bersih

Pembiayaan utang atau meminjam uang untuk membiayai operasional bisnis bisa mengurangi margin laba bersih. Jika kamu memutuskan untuk menggunakan pembiayaan utang untuk bisnis, maka kamu akan melihat peningkatan biaya bunga yang dapat mengarahkan margin laba bersih ke tingkat yang tidak diinginkan.

Namun, itu tidak berarti bahwa pembiayaan utang adalah langkah yang salah untuk dilakukan. Dengan menentukan kualitas margin laba bersih dalam skenario seperti ini sering kali memerlukan analisis yang lebih dalam tentang mengapa utang diperoleh, bagaimana penggunaannya, dan apakah rasio utang terhadap aset sehat.

Margin laba bersih dapat digunakan untuk membandingkan kinerja secara efektif selama periode yang berbeda. Namun, ini hanya mengungkapkan hasil yang dapat diandalkan ketika tidak ada perubahan lain dalam pengeluaran.

3 Jenis Profit Margin yang Perlu Diketahui

Secara umum ada tiga jenis laba yang mesti kamu tahu. Yang pertama ada laba kotor (gross profit margin), laba operasional (operating profit margin), dan laba bersih (net profit margin). Untuk lebih jelasnya, di bawah ini Ajaib akan memberikan penjelasan mengenai jenis profit margin dan formulanya.

1. Gross Profit Margin (GPM)

Laba kotor adalah pendapatan dikurangi dengan bahan pokok. Jika kamu punya usaha warung bakso, maka laba kotor adalah omzet yang kamu terima dari pelanggan dikurangi modal kamu membeli daging sapi, mie, bumbu, saus sambal sebagai bahan baku (raw materials), yang kamu sajikan dalam mangkok baksomu. Dalam potongan laporan keuangan di atas bahan pokok dituliskan sebagai Beban Pokok Pendapatan.

Laba kotor kemudian dibandingkan dengan pendapatan/penjualan hasilnya disajikan dalam bentuk persentase. Hasilnya disebut dengan marjin laba kotor. Marjin laba kotor seringkali disebut dalam bahasa inggris yaitu Gross Profit Margin (GPM).

Semakin besar GPM semakin baik, hanya sedikit yang memiliki GPM besar. Biasanya perusahaan dengan GPM besar sudah memiliki nama besar dan merek yang terkenal atau tidak memiliki pesaing sehingga bebas menentukan harga jual.

Warren Buffet menyukai saham-saham dengan moat yang besar. Moat artinya keunikan, pembeda dari pesaingnya. Kamu bisa identifikasi moat salah satunya dengan memilih saham yang GPM-nya besar.

Rumus & cara menghitung gross profit margin:

PT Merah Merdeka memiliki penghasilan (net income) sebesar Rp10.000.000 dengan Harga Pokok Penjualan atau Cost of Goods Sold (COGS) Rp2.000.000.

Maka Laba Kotor dari PT Merah Merdeka =

= Pendapatan – HPP
= Rp10.000.000-Rp2.000.000
= Rp8.000.000

Maka, Gross Profit Margin
= (Laba Kotor : Penjualan) x 100
= Rp8.000.000 : 10.000.000 x 100
= 80%

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gross profit margin dari PT Merah Merdeka adalah 80 persen

2. Operating Profit Margin (OPM)

Berikutnya ada yang disebut dengan laba usaha. Laba usaha adalah laba kotor dikurangi beban usaha seperti gaji karyawan, beban bunga (jika punya cicilan pinjaman ke bank), beban administrasi seperti membeli alat tulis kantor, dan lain sebagainya.

Biasanya laba usaha cenderung tidak berubah banyak setiap tahun. Kamu akan melihat perbedaan antara emiten yang banyak membuang dana untuk interior atau gaji karyawan di bagian ini. Kamu pastinya menginginkan saham perusahaan yang tidak terlalu pelit ataupun terlalu royal bagi perusahaan karena jika begitu maka akan mempengaruhi laba.

Marjin laba usaha atau Operating Profit Margin (OPM) diperoleh dengan membagi laba usaha dengan pendapatan lalu ditampilkan dalam bentuk persentase.

OPM akan memperlihatkan wajah asli kinerja emiten. Bagaimana emiten mengelola uang yang diperoleh bisa tercermin dari besar OPM-nya. Semakin besar tentu semakin efisien. Sebaiknya kamu pilih emiten yang OPM-nya besar dan konsisten.

Rumus & cara menghitung operating profit margin:

PT Selendang Indonesia memiliki laba kotor Rp10.000.000 dengan beban operasional (operating expenses) sebesar Rp2.000.000.

Maka, Laba Operasi = Laba Kotor – Beban Usaha = Rp10.000.000 – Rp2.000.000 = Rp8.000.000

Kemudian, operating profit marginnya adalah

= (Laba Operasi : Total Pendapatan atau Total Revenue) x 100
= (Rp8.000.000 : Rp10.000.000) x 100
= 80%

Berdasarkan contoh di atas maka operating profit margin dari PT Selendang Indonesia adalah 80 persen.

3. Net Profit Margin

Lalu terakhir ada laba bersih. Laba bersih adalah laba usaha ditambah atau dikurangi laba atau kerugian dari pendapatan lain-lain misalnya dari investasinya. Meski laba usaha besar kadang laba bersih bisa lebih rendah dari tahun lalu. Itu karena ada yang disebut dengan pajak.

Besar pajak setiap tahun bisa berbeda-beda dan hal itu bisa mempengaruhi besarnya laba bersih. Laba bersih yang besar itu baik, artinya kamu bisa mengharapkan dividen yang dibagikan juga besar.

Marjin laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) didapat dengan membagi Laba bersih dengan pendapatan dan ditampilkan dalam bentuk persentase. Semakin besar NPM semakin baik. Akan lebih baik jika NPM tidak hanya besar namun juga konsisten.

Rumus & cara menghitung nett profit margin:

PT Bangun Jaya memiliki laba operasional Rp10.000.000, dengan beban keuangan Rp2.000.000 dan pajak sebesar Rp1.000.000.

Maka laba setelah pajak atau laba bersihnya adalah:

= Laba Operasi – Beban Keuangan – Beban Pajak
= Rp10.000.000 – Rp2.000.000 – Rp1.000.000
= Rp7.000.000

Maka net profit marginnya sebesar

= (Laba Bersih: Pendapatan) x 100
= (Rp7.000.000 : Rp10.000.000) x 100
= 70%

Jadi, dapat disimpulkan bahwa net profit margin dari PT Bangun Jaya adalah 70 persen.

Mengapa Profit Margin Penting

Profit margin menunjukkan bahwa usaha atau operasional yang dilakukan emiten menguntungkan. Kualitas emiten dapat tercermin dari profit margin-nya. Dengan melihat profit margin kita bisa dengan mudah menyeleksi mana yang lebih baik buatmu dan mana yang tidak lebih baik. 

Jika ada dua perusahaan dengan PER yang sama besar, artinya kedua perusahaan sama-sama baik. Untuk membantumu memutuskan kamu bisa lihat lebih dalam lagi tentang bagaimana manajemennya mengelola pendapatan. Pilihlah yang marjin labanya lebih besar.

Profit margin memberi petunjuk tentang kekuatan yang dimiliki perusahaan yang mungkin tidak kamu tahu. Marjin yang besar artinya manajemen mungkin pandai membangun merek sehingga mampu menjual dengan harga yang tinggi namun tetap diincar pembeli. Atau mungkin perusahaan pandai menekan harga beli bahan baku dari pemasok. Mungkin juga emiten pintar dalam memanfaatkan teknologi sehingga emiten tidak perlu memiliki banyak pegawai.

Jika kamu menyukai saham siklikal seperti saham batubara atau minyak maka kamu perlu tahu marjin labanya. Marjin laba berguna untuk mengetahui seberapa sensitif perusahaan terhadap naik turunnya harga komoditas.

Kita mengetahui bahwa ketika harga acuan komoditasnya naik, maka saham-saham batubara cenderung meningkat performanya. Penjualannya naik, labanya pun ikut terangkat. Sebaliknya ketika harga acuan batubara loyo performa emiten batubara juga cenderung loyo.

Akan menyenangkan bila mendapati emiten yang performanya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga acuan komoditasnya.

Memperhatikan laba akan memberikan wawasan kepada kita, sebenarnya saham emiten saya ini labanya datang dari operasionalnya atau dari mana sih. Karena ada emiten-emiten yang operasionalnya tidak laba, tapi membukukan laba bersih karena investasinya berbuah hasil.

Nah, sekarang kamu sudah tahu pentingnya profit margin. Menariknya untuk mengecek berapa profit margin setiap emiten dan apakah konsisten setiap tahunnya, kamu tidak perlu hitung sendiri. Ajaib sudah buatkan untuk kamu, jadi kamu tinggal baca saja dan pahami artinya. Lihat di bawah ini;

Gambar di atas adalah tampilan profit margin dari emiten $ASGR. Marjin laba ditampilkan dalam garis kuning bersandingan dengan informasi lain seperti pendapatan dan laba bersih.

Kamu bisa lihat bahwa meskipun pendapatan $ASGR cenderung meningkat setiap tahunnya tapi marjin labanya justru mengecil. Ini bisa berarti ada sesuatu yang menekan perolehan laba $ASGR.

Lalu kamu bisa bedah bagian Financial lainnya dan Key Statistics dan kamu bisa lihat bahwa ternyata Beban Pokok Pendapatannya meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan.

Nah, proses penafsiran kondisi emiten sudah disederhanakan oleh Ajaib. Ajaib sudah buatkan untuk kamu sehingga memudahkan kamu untuk menyeleksi saham-saham mana saja yang baik untuk kamu.

Yuk, buka rekening saham di Ajaib!

Artikel Terkait