Margin Trading, Saham

Melirik Istilah Margin Trading, Apa Saja Keuntungannya?

istilah-margin-trading

Ajaib.co.id – Pandemi Covid-19 telah memengaruhi bagaimana tren investor di pasar saham. Salah satunya ketertarikan terhadap margin trading saham. Istilah margin trading ini menjadi perbincangan selama pandemi Covid-19. Di masa merebaknya virus Covid-19 ini, para investor masuk ke pasar modal saat berada di titik paling rendah.

Seperti diketahui, di masa awal pandemi, pasar saham sempat anjlok ke titik terendahnya. Kini kondisi pasar saham sudah mulai pulih kembali. Hal ini pun menghadirkan banyak investor baru yang bermain di pasar modal.

Untuk informasi, margin trading merupakan fasilitas pinjaman yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan sekuritas terhadap nasabah pemilik rekening efek di perusahaan sekuritas tersebut. 

Lewat margin tersebut, seorang nasabah mempunyai kapasitas untuk bertransaksi saham lebih besar dari modal yang nasabah miliki di rekening efek mereka.

Misalnya, nasabah A memiliki Rp10 juta di rekening efek. Melalui margin nasabah mampu melakukan transaksi atau membeli saham hingga nilai Rp15 juta. Adapun besaran dana lima juta adalah tambahan dari fasilitas margin tadi.

Mengapa demikian? Karena fasilitas margin trading ini berbentuk pinjaman. Maka ke depannya nasabah tersebut harus membayar bunga uang pinjaman tersebut. Bunga pinjaman ini besarannya dihitung secara harian.

Kendati demikian, margin trading ini memiliki risiko yang sangat tinggi. Di mana ketika harga saham yang dibeli pakai margin itu sedang turun, maka nasabah akan menerima margin call.

Adapun margin call ini ialah sebuah peringatan kepada seorang nasabah untuk melakukan penambahan dana. Hal ini disebabkan rasio antara pinjaman dengan nilai investasi nasabah yang mengalami penurunan.

Jika nasabah tidak memerhatikan margin call, maka perusahaan sekuritas akan menjual posisi saham nasabah atau disebut juga dengan force sell. Untuk kemudian mengembalikan dana yang dipinjam tersebut.

Margin trading ini memiliki risiko yang tinggi sekali nasabah sebab dalam melakukan transaksi membeli saham dilakukan dengan uang pinjaman. Oleh karena itu, tidak semua nasabah bisa mendapatkan fasilitas ini.

Syarat Margin Trading

Memang melihat pengertian dari margin trading, bisa disimpulkan bahwa layanan margin trading ini memberikan kemudahan kepada investor. Jika kamu ingin menggunakan layanan ini, berikut terdapat beberapa syarat yang harus kamu penuhi:

1.    Mencari Tahu Perusahaan Sekuritas Penyedia Margin Trading

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari informasi perusahaan sekuritas yang menyediakan layanan margin trading ini. Karena tidak semua perusahaan sekuritas menyediakan layanan ini.

Perusahaan sekuritas ini harus memenuhi persyaratan berupa jumlah modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) yaitu sebesar Rp250 miliar. Persyaratan ini dimaksudkan supaya bisa memberikan fasilitas margin trading untuk lebih banyak saham. Apabila di bawah nilai tersebut, maka jumlah sahamnya akan dibatasi hanya menjadi 45 saja.

Ada beberapa contoh perusahaan yang menyediakan fasilitas margin trading ini di antaranya, Phillip Securities Indonesia, MNC Sekuritas, dan Mirae Asset Sekuritas. Pastikan sebelum kamu mencobanya, bisa menanyakan prosedur perusahaan masing-masing.

2.    Kenali Saham Apa Saja yang Bisa Dijaminkan

Seperti jenis perjanjian pinjaman lainnya, layanan margin trading ini membuat kamu harus memberikan jaminan berupa saham. Salah satu syarat untuk menggunakan fasilitas ini adalah saham tersebut harus tercantum dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa contohnya seperti milik PT Astra Agro Lestari Tbk, Adaro Energy Tbk, dan Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

3.    Memenuhi Persyaratan Portofolio

Syarat margin trading yang ketiga adalah seorang nasabah harus memenuhi batasan nominal aset portofolio yang ditetelah ditetapkan oleh perusahan sekuritas tertentu. Contohnya batasan nominal aset tersebut Rp200 juta setelah dipotong dengan penyesuaian nilai pasar.

Keuntungan dan Kerugian Margin Trading

Tentunya terdapat keuntungan dan kerugian menggunakan layanan margin trading ini. Kamu perlu untuk memahaminya sebelum tertarik untuk menggunakan layanan tersebut. Berikut keuntungan dan kerugiannya:

Keuntungan

Selain kamu bisa memperoleh tambahan modal untuk membeli lebih banyak saham, ada beberapa keuntungan lain yang bisa kamu peroleh. Berikut ini daftarnya:

1.    Menghindari Suspend Buy

Pada umumnya, dalam menggunakan akun reguler sekuritas dan belum bisa membayar kewajiban hingga dua hari sesudah perdagangan saham (T+2), maka broker tidak akan mengizinkan kamu untuk melakukan pembelian saham. Kondisi ini biasa disebut dengan suspend buy.

Namun, akan menjadi berbeda jika kamu menggunakan margin trading. Layanan ini akan memberikan kemudahan agar tetap melakukan transaksi pembelian saham dengan menggunakan limit yang tersedia. Hal ini bisa dilakukan selama rasio minimal jaminan cukup.

2.    Holding Period Lebih Fleksibel

Kemudian, salah satu keuntungan dari layanan margin trading adalah kamu bisa bertransaksi sampai tiga hari pasca perdagangan saham (T+3). Serta tidak akan dijual secara paksa sampai T+4 dengan catatan rasio jaminannya masih tercukupi.

3.    Biaya Fasilitas Lebih Rendah

Biaya keterlambatan pemenuhan kewajiban cenderung lebih rendah dibandingkan dengan rekening reguler yang memberikan penalti hingga 0.13% per hari. Denda pada margin trading hanya dikenakan 0,05% saja tiap harinya. Hal ini didasarkan pada calendar day, bukan berdasarkan hari bursa.

4.    Memperbesar Potensi Keuntungan

Selanjutnya margin trading merupakan solusi bagi kamu yang ingin membeli saham dalam jumlah lebih banyak dari dana yang tersedia. Jika harga sahamnya diperkirakan naik terus dengan fluktuasi stabil, ini akan menjadi potensi keuntungan yang lebih besar.

Kerugian

Sementara itu, ada beberapa kerugian yang menjadi risiko jika kamu menggunakan layanan margin trading ini. Berikut di antaranya:

1.    Resiko Capital Loss

Kerugian pertama yang bisa terjadi adanya berupa resiko kehilangan keuntungan. Seperti yang sudah kita pahami bahwa saham adalah instrumen investasi dengan resiko tinggi dan fluktuatif. Sebuah saham berkemungkinan terlihat menjanjikan pada awalnya, namun bisa tiba-tiba mengalami penurunan signifikan hanya dalam hitungan hari saja. Hal tersebut akan menyebabkan capital loss, terlebih jika kamu membelinya dalam jumlah yang banyak.

2.    Risiko Gagal Bayar

Kerugian lainnya yang bisa kamu alami adalah risiko gagal bayar. Memang kalau kamu berhasil meraup banyak profit membuat pelunasan kewajiban tidak akan menjadi suatu masalah.

Namun apabila kamu mengalami capital loss akan berbeda dampaknya. Situasi ini bisa mendorong terjadinya gagal bayar yang mengakibatkan pada penjualan aset jaminan secara paksa.

Artikel Terkait