Investasi

Melihat Lebih Dekat Portofolio Investor Terburuk di Dunia

Ajaib.co.id – Beberapa waktu lalu, pasar saham Amerika Serikat meliputi NASDAQ Composite, Dow Jones Industrial Average, dan S&P 500 Index berada di level tertinggi sepanjang masa meskipun di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19. Pemerintah juga mengambil kebijakan mencetak triliunan dolar untuk menjaga kinerja pasar saham dan perusahaan untuk tetap bertahan. Hal ini memberikan kepercayaan diri bagi investor yang menginvestasikan uangnya di pasar saham.

Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh investor untuk saat ini selain menggunakan metode wait and see. Beberapa dari mereka merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi, tetapi beberapa dari mereka yakin bahwa krisis saat ini berbeda dari krisis sebelumnya, membuat mereka menarik dananya dan mencairkannya dalam bentuk uang tunai. Siapakah investor terburuk sesungguhnya?

Jika menggunakan MSCI World Index yang melacak kinerja pasar saham global, pasar saham AS melonjak ke level tertingginya di pertengahan bulan Februari, kemudian anjlok sebesar 35% pada bulan Maret, dan kini kembali naik 40% dari titik terendahnya. Untuk menjelaskannya dalam konteks, terdapat lebih dari $14 triliun nilai perusahaan dalam indeks saham global ini.

Kerabat terdekat mungkin bertanya-tanya: apakah saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi? Haruskan saya menarik uang setelah keadaan ekonomi mereda baru berinvestasi? Bukankah ekonomi saat ini sedang melakukan koreksi besar-besaran? Kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi dan tidak berakhir sebagai investor terburuk karena salah dalam mempertimbangkan momentum?

Tidak ada orang ingin menjadi investor yang melihat uang investasinya hilang selama beberapa hari, minggu, atau bertahun-tahun hanya karena melakukan kesalahan dalam berinvestasi. Jangan sampai kamu menjadi seorang Bob, investor yang selama ini kita tidak ingin menjadi sepertinya. Bob adalah seorang investor terburuk di dunia dan hanya berinvestasi tepat sebelum pasar saham anjlok 20% atau lebih.

Bob menginvestasikan $100.000 dolar pada tahun 1973, hanya untuk melihat uangnya hilang lebih dari 40% karena embargo minyak mentah. Setelah 15 tahun menabung dan mengumpulkan kepercayaan dirinya kembali, Bob menginvestasikan $100.000 lagi pada bulan Agustus 1987, hanya untuk menyaksikan pasar saham turun hingga 20% bersamaan dengan program Black Monday karena alasan yang tidak jelas.

Bob yakin bahwa investasi adalah langkah yang tepat untuk menghasilkan keuntungan, ia menunggu selama 13 tahun ke depan dan menyaksikan salah satu era besar di pasar saham ketika saham-saham perusahaan teknologi mencapai puncaknya yang dikenal dengan dot com. Bob menginvestasikan $100.000 lagi pada tahun 1999 di saat terjadi bubble dot com dan kembali menyaksikan jatuhnya pasar saham sebesar 46% ditambah dengan peristiwa mengerikan di beberapa tahun setelahnya, seperti Tragedi 911 dan perang melawan Irak.

Kini Bob hampir pensiun, ia mendapatkan penghargaan karena layanan seumur hidup sebesar $100.000 dari perusahaan. Tidak ingin dianggap sebagai investor terburuk, Bob memutuskan untuk investasi di pasar saham pada September 2007, tepat sebelum krisis subprime mortgage dan awal peristiwa Great Recession yang membuat pasar saham anjlok hingga lebih dari 50%.

Di penghujung krisis ekonomi, Bob melihat akunnya dan melihat kejutan yang luar biasa karena menghasilkan return mencapai 290% atas investasinya yang hanya sebesar $400.000, setara dengan $1,5 juta, atau tingkat return tahunan sebesar 6.33%. 

Perjalanan Bob sebagai investor terburuk belum selesai. Ia berhenti untuk berinvestasi hingga pada bulan Desember 2019, Bob berinvestasi kembali senilai $100.000, hanya untuk menyaksikan portofolionya jatuh lebih dari 30% pada bulan Maret 2020 akibat COVID-19. Jika Bob menarik semua uangnya pada bulan Maret ketika pasar mendekati titik terendahnya, Bob akan mendapatkan $4,9 juta.

Namun, jika Bob bertahan hingga bulan Mei 2020, Ia akan memperoleh $5,7 juta atau return sebesar 1,332% dari total investasi hanya $500.00 dengan return tahunan di angka 7,3%. Sebagai referensi, jika Bob mendiamkan uang di rekening dengan bunga jaminan 2,50%, ia hanya memiliki $948.402. 

Belajar dari kasus ini, Bob bukanlah seorang investor terburuk yang menginvestasikan uangnya di saat krisis terjadi. Dia menabung secara rutin dan tidak pernah panik bahkan ketika nilai investasinya turun lebih dari 30%. Bob telah menggunakan strategi buy and hold untuk investasinya dan akhirnya terbayar.

Faktanya, Bob seorang investor yang jauh lebih baik dari kita semua. Berdasarkan data dari J.P Morgan Guide to Markets, investor rata-rata memiliki pengembalian tahunan sebesar 1,9% pada akhir Maret 2020 yang disebabkan karena spekulasi dan kebiasaan investasi yang buruk. Momen pasar adalah senjata andalan bagi investor. Siapa yang tidak ingin membeli saham dengan harga rendah dan menjualnya di harga tertinggi? Sayangnya kita mungkin melakukannya secara konsisten karena kondisi pasar yang tidak menentu.

Ketika media mengumumkan akan terjadi krisis ekonomi dengan judul yang menakutkan, ahli ekonomi dan bank mulai memprediksikan kondisi pasar ke depannya dan membuat para investor terburuk sesungguhnya kalang kabut dan menarik uangnya. Faktanya pasar secara konstan mengkonsumsi informasi yang diketahui dan menampilkan harga terbaru berdasarkan kebijaksanaan kolektif dari semua pelaku.

Akankah kamu memiliki kedisiplinan dengan tidak menarik uang di saat pasar menunjukkan tren negatif hingga turun ke titik terendahnya? Apakah kamu memiliki keberanian untuk tetap berinvestasi di saat banyak investor yang menarik uangnya karena takut akan krisis ekonomi? Khawatir tentang apa tidak berinvestasi di puncak pasar mengganggu dari apa yang sebenarnya kamu pikirkan: memposisikan diri di pasar saham dengan strategi buy and hold memiliki peluang menghasilkan return yang tinggi untuk mencapai target finansial.

Ini berarti yang harus kamu lakukan adalah melakukan diversifikasi pasif lintas industri, tidak berusaha mengatur waktu pasar, membuat keputusan investasi berdasarkan profil risiko yang sesuai dengan target finansial, dan memastikan cash flow tetap terjaga.

Mungkin investor yang berinvestasi di saat pasar anjlok bukanlah investor yang tidak terlalu buruk, mungkin mereka hanya ingin mendapatkan saham di harga terendahnya dan tetap disiplin investasi jangka panjang untuk meraup return potensial yang tinggi. Jadilah investor seperti Bob.

Sumber: What would the worst investor in the world do right now?, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait