Ajaib.co.id – Siapa yang tidak mengenal Warren Buffett yang mendapatkan julukan ‘peramal’ dari Omaha karena keahliannya dalam berinvestasi di pasar saham. Pria berusia 89 tahun ini merupakan salah satu investor yang menggunakan metode value investing dan berhasil mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi di saham-saham perusahaan ternama seperti Coca Cola, Goldman Sachs, Apple, hingga Wells Fargo. Uniknya, ia justru mengungkapkan bahwa investasi terbaik bukanlah membeli saham secara individu melainkan low-cost index funds.
Berbeda dengan investasi saham individu, low-cost index funds atau reksa dana index adalah investasi pasif yang memungkinkan investor untuk berinvestasi di berbagai pasar dengan sedikit usaha dan biaya yang lebih rendah. Salah satu jenis reksa dana index yang populer adalah Exchange Traded Fund (ETF) yang dirancang untuk melacak dan mereplikasi kinerja patokan indeks saham, seperti IHSG (indeks saham milik Indonesia ) atau S&P 500 (indeks saham yang menampilkan kinerja 500 perusahaan di Amerika Serikat).
Singkatnya, dengan ETF, investor dapat berinvestasi secara efektif di semua perusahaan tersebut. Menurut Warren Buffett dalam pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway yang terbaru, ia mengatakan bahwa investor harus memiliki ETF di portofolionya, Buffett bahkan merekomendasikan orang yang dipercaya untuk mengurus propertinya untuk berinvestasi 90% kekayaannya ke instrumen investasi terbaik tersebut. Bagaimana reksa dana index dapat dianggap sebagai pilihan investasi terbaik?
Semakin Sedikit Membayar, Semakin Banyak Memiliki
Buffett terus menekankan bahwa salah satu faktor paling penting dalam memilih platform investasi adalah biaya. Begitu idealisnya dia dengan hal ini, ia memenangkan taruhan jutaan dolar Amerika Serikat dengan manajer investasi Hedge Fund Protege Partners bahwa ETF akan mengalahkan Hedge Fund.
Ini adalah hitung-hitungan yang sederhana. Semakin sedikit kamu membayar untuk investasi, semakin besar yang yang kamu miliki dari keseluruhan return atau imbal hasil yang dihasilkan investasi. Dana yang dikelola secara aktif memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana index. Investor harus membayar biaya pengelolaan dana, biaya di muka, biaya penarikan dana, dan biaya-biaya lainnya.
Semakin rendah biaya yang harus kamu bayar, semakin baik, karena biaya rendah sangat penting di lingkungan investasi yang menantang. Misalnya, jika ekonomi melambat pulih dari pandemi COVID-19, return pasar saham mungkin akan jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam konteks ini, membayar biaya lebih rendah di bawah 1% akan jauh lebih baik daripada harus membayar biaya lebih dari 2%.
ETF Lebih Efisien
Setiap satu unit penyertaan ETF, investor secara otomatis memiliki saham-saham yang membentuk indeks secara proporsional berdasarkan bobot saham di indeks tersebut. Ambil contoh jika kamu membeli satu unit penyertaan ETF LQ45 (45 saham dengan likuiditas tertinggi), kamu akan otomatis memiliki seluruh saham emiten yang ada di indeks LQ45 tersebut.
Jika dibandingkan dengan reksa dana biasa, uang dari investor harus dikumpulkan terlebih dahulu untuk manajer investasi untuk dialokasikan ke sejumlah instrumen investasi, misalnya obligasi, pasar uang, atau saham.
ETF Lebih Fleksibel
Meskipun secara teknis investasi terbaik menurut Warren Buffett ini adalah reksa dana, tetapi unit penyertaannya diperdagangkan di pasar saham. Ini artinya, ETF sama seperti saham. Investor dapat membeli dan menjual unit penyertaan selama operasi pasar saham berjalan, yaitu di Hari Senin hingga Hari Jumat. Investor bisa saja membeli unit penyertaan ETF di pagi hari, kemudian menjualnya menjelang penutupan pasar saham, tetapi tentunya hal ini tidak dianjurkan jika kamu ingin berinvestasi jangka panjang.
Berbeda dengan reksa dana biasa yang mana kamu hanya bisa berinvestasi satu kali dalam sehari sebelum cut-off di jam 13.00. Reksa dana biasa juga hanya bisa dibeli unit penyertaannya melalui manajer investasi. Investor tidak bisa menjalankan strategi investasi seperti yang dilakukan di ETF pada reksa dana biasa, seperti limit order, short selling, atau stop loss.
Tenang Saja, Ekonomi Akan Selalu Pulih
Secara historis, pasar saham akan akan selalu pulih dan menunjukkan tren positifnya setelah melewati masa krisis. Krisis moneter 1998 dan resesi ekonomi akibat pasar properti di Amerika Serikat adalah bukti bahwa pasar saham akan selalu pulih, bahkan di kondisi yang paling buruk. Selama periode yang panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menunjukkan tren positifnya dari tahun ke tahun. Bahkan dalam 10 tahun terakhir mengalami kenaikan hingga 148,57% meski mengalami volatilitas jangka pendek.
Dengan ETF , investor tidak perlu khawatir apakah mereka memilih saham yang tepat atau tidak untuk mendapatkan return yang potensial karena pada dasarkan ETF mendapatkan keuntungan dari dari pertumbuhan pasar secara keseluruhan. Selain itu, eksposur investasi kamu juga akan terdiversifikasi secara otomatis karena dana yang diinvestasikan disebar di banyak sekuritas sekaligus.
Bagaimana Cara Berinvestasi di Investasi Kesukaan Warren Buffett?
ETF dapat dibeli di pasar primer atau di pasar sekunder. Kamu juga perlu mempertimbangkan bahwa setiap transaksi kamu akan dikenakan biaya komisi broker. Jika kamu berniat berinvestasi setiap bulan, biasanya biaya komisi broker juga akan naik. Selain itu, ETF memiliki likuiditas yang tinggi karena seluruh portofolionya dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap hari.
Meskipun risikonya rendah karena uang kamu disebar di berbagai saham, kamu harus tetap mempelajari bagaimana ETF bekerja agar tidak salah mengambil langkah yang justru membuat portofolio menjadi merah. Jadi, apakah menurut kamu ETF menjadi salah satu instrumen investasi terbaik?
Sumber: Warren Buffett Says This Is The Best Investment You Can Make, dengan perubahan seperlunya.