Ekonomi

Kinerja Mata Uang Utama Negara di Asia

Penyebab Rush Money

Ajaib.co.id – Sampai dengan saat ini, mata uang dolar Amerika Serikat memang masih mendominasi kekuatan di antara semua mata uang dunia termasuk negara asia. Hal ini dikarenakan ekonomi Amerika Serikat mendominasi sekitar 30% dari GDP ekonomi dunia. Karenanya, banyak analis menjadikan indeks dolar Amerika Serikat sebagai patokan utama menentukan nilai bursa valuta asing dan kondisi ekonomi global.

Di sisi lain, mata uang Asia juga cukup dipertimbangkan jika ditandingkan dengan mata uang negara adidaya tersebut. Contohnya, yen Jepang yang merupakan salah satu mata uang asset haven yang umumnya memiliki kinerja berbalik dengan mata yang dolar AS saat terjadi krisis.

Dalam beberapa momentum, kinerja yen Jepang bisa membaik dibandingkan dolar AS yang melemah karena kondisi global. Hal ini dikarenakan sifat investor Jepang yang lebih banyak menginvestasikan uangnya di luar negeri dan pada saat krisis mereka akan menjual dolar dan berburu yen Jepang sehingga membuat nilai tukar negaranya menguat pada kondisi yang tidak menguntungkan sekalipun.

Pada umumnya, kebijakan diambil oleh sebuah negara akan menentukan kekuatan kurs mata uang, selain dari kondisi global yang mempengaruhi nilai pertukaran mata uangnya. Lalu, bagaimana dengan kinerja mata uang negara-negara di Asia pada tahun pandemi ini? Simak artikel berikut ini:

Mata Uang Utama 

Kekuatan mata uang negara dibuktikan dengan nilai tukarnya terhadap mata uang negara lainnya, terkhususnya dolar AS yang mendominasi pasar. Kamu bisa mendapatkan informasi mengenai nilai tukar yang berlaku saat ini secara resmi melalui situs bank Indonesia atau pihak ketiga yang memberikan informasi tersebut seperti halnya perusahaan media Bloomberg yang menyediakan software dan data finansial.

Dalam masa pandemi Covid-19, kita sering mendengar bahwa banyaknya nilai tukar mata uang yang anjlok sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi pada negara tersebut. Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi hingga pemerintah mengumumkan secara resmi bahwa Indonesia tengah mengalami resesi pada kuartal ketiga tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pernah menyentuh level terbaiknya tahun ini yakni Rp13.800 per dolar AS pada awal Juni 2020, setelah sempat terpuruk ke level Rp16.500 pada akhir Maret lalu karena pandemi. Kendati demikian, secara year to date, rupiah memang masih terdepresiasi 1,73%.

Nah, di negara-negara Asia, hanya terdapat beberapa jenis mata uang utama yang bisa diukur jika dihadapkan terhadap dolar AS. Dikutip dari data Bloomberg per Selasa 8 Desember 2020, berikut jenis dan kinerja mata uang utama negara-negara di Asia:

1. Thai Baht

Thailand memiliki mata uang yang dinamakan baht. Pada 8 Desember 2020, mata uang baht ditutup pada level 30,064 baht per dolar AS, menguat 0.339% atau 0,101 poin. Bila dibandingkan dengan perdagangan seminggu sebelumnya, mata uang baht sebenarnya telah menguat 0,64%.

Melihat kinerjanya selama enam bulanan, baht terapresiasi sebanyak 4,42%. Namun secara year to date masih terdepresiasi sebesar 1,19%. 

2. Dolar Taiwan

Kinerja dolar Taiwan cukup baik meski dihadang pandemi. Mata uang Taiwan tersebut berada pada level 28,232 dolar Taiwan per dolar AS, menguat 0,11 % atau 0,31 poin per 8 Desember 2020. Bila melihat kinerja 1 bulanan, dolar Taiwan telah terapresiasi sebesar 1%. Dan, melihat dari kinerja dari awal tahun pun, dolar Taiwan sudah terapresiasi 6,23%.

3. Won Korea Selatan

Mata uang negeri ginseng ini mengalami pelemahan 3,3 poin atau 0,307% dan berada pada level 1.085,43 won per dolar AS per 8 September 2020. Melihat kinerja 6 bulan, won telah terapresiasi sebesar 11%, lho. Dan menjadi mata uang dengan kinerja kenaikan paling tinggi dalam 6 bulan dibandingkan mata uang Asia lainnya. Hebat, bukan?

4. Dolar Singapura

Mata uang Singapura terdepresiasi sebanyak 0,0013 poin atau sebesar 0,097%, pada level 1,3379 dolar Singapura per dolar AS. Melihat kinerjanya, dolar singapura mencatatkan kinerja positif. Dalam laporan 6 bulanan, dolar Singapura terapresiasi sebesar 3,7% dan secara year to date telah menguat sebesar 0,59%.

5. Peso Filipina

Peso Filipina berada pada level 48,159 peso per dolar AS, melemah sebanyak 0,74 poin atau 0,15% pada 8 Desember 2020. Kinerja peso dalam 5 hari perdagangan juga mengalami pelemahan sebesar 0,22 %. Secara year to date, mata uang peso telah terapresiasi sebesar 5,18%.

6. Ringgit Malaysia

Ringgit Malaysia juga mengalami pelemahan sebanyak 0,0003 poin atau 0,007% pada level 4,0718 ringgit per dolar AS pada perdagangan Selasa 8 Desember 2020. Kinerja ringgit selama 1 bulan sendiri telah menguat sebesar 0,901%, dan selama 6 bulan terakhir menguat sebesar 4,7%.

7. Yen Jepang

Yen Jepang saat ini berada di level 104,09 yen per dolar AS, melemah sebesar 0,038% atau 0,04 poin pada perdagangan 8 Desember 2020. Dalam satu bulan, mata uang asset haven ini telah menguat sebesar 1,24% dan sejak awal tahun telah menguat sebesar 4,3%.

8. Rupiah

Mata uang nasional kita ada pada level Rp14.110 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 5 poin atau sebesar 0,035% pada perdagangan Selasa 8 Desember 2020. Secara 3 bulanan, rupiah telah menguat sebesar 4,6%. Namun secara 6 bulanan masih terdepresiasi 1,5 % dan melemah sebesar 1,73 % secara year to date.

9. Rupee India

Mata uang india berada pada level 73,528 rupee per dolar AS, menguat sebesar 0,5 atau 0,37 poin pada perdagangan 8 Desember 2020. Mata uang rupee sedang dalam masa konsolidasi. Hal ini terbukti dalam 1 bulan, kinerjanya hanya menguat sebesar 0,83%, 3 bulan sebesar 0,097% dan 6 bulan sebesar 2,7%. Walaupun secara year to date, kinerjanya masih terdepresiasi sebesar 2,9%.

10. Dolar Hongkong

Mata uang Hongkong berada pada level 7,7508 per dolar AS, mengalami depresiasi sebesar 0,004 % atau 0,0003 poin per 8 Desember 2020. Mata uang Hongkong ini juga belum banyak mengalami penguatan. Secara tiga bulanan dan enam bulanan, kinerjanya masih melemah 0,004 dan 0,009. Sejak awal tahun, dolar Hongkong pun hanya menguat sebesar 0,524 %.

11. China Renminbi

Mata uang yang memiliki kode CNY ini biasanya diperdagangkan di wilayah Tiongkok daratan. Mata uang CNY ini mengalami pelemahan 0,02 % dan terparkir di level 6,5311 yuan per dolar AS pada 8 Desember 2020. Melihat kinerja mata uang yuan renminbi ini telah menguat berturut-turut yaitu pada 3 bulan sebesar 4,8 %, 6 bulan sebesar 8,2 % dan year to date sebesar 6,6 %.

12. China Offshore

Mata uang ini berkode CNH merupakan kode renminbi yang diperdagangkan di luar wilayah tiongkok daratan seperti Taiwan, Hongkong dan lain-lain. CNH berada pada level 6,5177 yuan per dolar AS. Berbeda dengan CNY yang mengalami pelemahan, CNH justru mengalami penguatan sebesar 0,02 % pada perdagangan 8 Desember 2020.

Kinerja mata uang CNH lebih baik daripada CNY yaitu secara 3 bulan menguat sebesar 5,1 %. Mata uang China offshore juga mengungguli semua mata uang Asia jika melihat dari data year to date, karena sudah menguat sebesar 6,8 % sejak awal tahun.

Nah, itulah jenis mata uang utama yang menjadi acuan dalam pasar valuta asing di Asia. Biasanya informasi ini digunakan untuk transaksi perdagangan internasional menggunakan mata uang asing baik itu ekspor impor barang ataupun jasa oleh korporasi.

Beberapa korporasi yang melakukan ekspor impor juga tercatat sebagai perusahaan listing dengan saham yang bisa diperjualbelikan oleh publik, lho. Untuk memiliki emiten yang diuntungkan karena transaksi mata uang di negara-negara Asia ini kamu hanya perlu mengunduh aplikasi investasi Ajaib.

Kamu juga bisa mendapatkan data finansial yang disediakan oleh tim Ajaib. Nah, tunggu apa lagi? Download segera aplikasi investasi Ajaib melalui Google Play Store dan Apple App Store kamu, ya!

Artikel Terkait