Investasi

Inilah Penjelasan Singkat dari Gross Domestic Product (GDP)

Ajaib.co.id – Gross Domestic Product (GDP) adalah salah satu data ekonomi penting yang diperhatikan para trader untuk membaca arah pergerakan pasar, serta diyakini sebagai salah satu indikator penting untuk mengukur kesehatan perekonomian dalam sebuah negara.

Apa itu GDP?

Namun sebenarnya, apa itu GDP? GDP merupakan repsesentasi nilai total penjualan dari semua barang dan jasa yang diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Sederhananya, merupakan hal yang dihasilkan oleh masyarakat dan bisnis, termasuk gaji para pekerja.

Di Amerika Serikat, negara yang menjadi pusat perekonomian, angka GDP dikalkulasikan dan diumumkan setiap kuartal oleh Bureau of Economic Analysis (BEA), yang merupakan bagian dari US Department of Commerce. BEA seringkali merevisi estimasi – entah naik atau turun – seiring dengan perkembangan data yang diterima sepanjang kuartal tersebut.

Umumnya, angka GDP yang diumumkan akan dibandingkan dengan kuartal atau tahun sebelumnya. Sebagai contoh, jika GDP di kuartal ke-2 naik tiga persen, ini artinya perekonomian negara tersebut telah mengalami pertumbuhan sebesar tiga persen di sepanjang kuartal pertama.

Cara Menghitung GDP?

Rumit! Itulah yang terlintas ketika kamu akan menghitung GDP. Namun, secara sederhana, perhitungannya bisa dilakukan dengan dua cara.

Bisa dengan menjumlahkan semua penghasilan masyarakat dalam setahun, atau menjumlahkan semua pengeluaran masyarakat. Semua jalan perhitungan seharusnya menghasilkan data yang lebih kurang sama.

Metode perhitungan GDP menggunakan parameter penghasilan diperoleh. Yakni dengan cara menjumlahkan pendapatan semua karyawan, laba perusahaan, pendapatan hak cipta, pendapatan sewa dan pendapatan bunga bersih. Sedangkan metode dengan pendekatan pengeluaran dihitung dengan menjumlahkan konsumsi total, investasi, belanja negara dan ekspor bersih.

Menghitung GDP tidak mudah, di bawah ini adalah beberapa pendekatan yang bisa kamu lakukan untuk menghitung GDP.

#1. Lewat Pendekatan Produksi

GDP adalah jumlah nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh unit usaha di suatu negara dalam periode tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut akan dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu:

a. Pertambangan dan penggalian

b. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

c. Listrik, gas, dan air bersih

d. Perdagangan, hotel, dan restoran

e. Pengangkutan dan komunikasi

f. Konstruksi

g. Jasa-jasa pelayanan pemerintah

h. Keuangan, real estate, dan jasa perusahaan

i. Industri pengolahan

#2. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan ini, GDP adalah total dari balas jasa yang diperoleh dari elemen produksi yang ikut andil dalam proses produksi di dalam negara pada kurun waktu tertentu.

Metode perhitungannya bisa kamu lakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh karyawan, keuntungan perusahaan, pendapatan dari hak cipta, pendapatan dari sewa, dan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII).

#3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran bisa dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi total (rumah tangga dan pemerintah), pembentukan modal tetap bruto, inventori, ekspor, dan impor. Di bawah ini adalah sedikit penjelasan mengenai pendekatan pengeluaran.

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga

Pengeluaran ini merupakan pengeluaran atas barang dan jasa rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Di mana, rumah tangga menjadi pengguna akhir dari berbagai jenis barang dan jasa yang disediakan perekonomian negara.

Rumah tangga di sini juga didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang tinggal bersama dalam bangunan tempat tinggal. Di mana, mereka akan mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengonsumsi barang dan jasa secara bersama, seperti kebutuhan dalam kelompok makanan dan perumahan.

b. Pengeluaran konsumsi pemerintah

Pengeluaran ini merupakan nilai seluruh jenis output pemerintah yang telah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri,. kemudian dikurangi nilai penjualan barang atau jasa ditambah nilai barang atau jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada rumah tangga secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi.

c. Pembentukan modal tetap bruto

Pengeluran ini didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset, dan tetap dikurangi pengurangan aset tetap bekas. Pengeluaran ini disebut pembetukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal di sini biasanya memiliki usia pakai lebih dari satu tahun dan akan mengalami penyusutan yang digabarkan atas penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.

d. Inventori

Persediaan yang dikuasai unit yang menghasilkan dan bisa digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain. Inventori juga diartikan sebagai persediaan yang berasal dari pihak lain, dan akan digunakan sebagai input atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.

e. Ekspor-impor

Secara umum konsep ekspor-impor mengacu pada System of National Accounts (SNA) 1933. Di mana, transaksi ini didefinisikan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi atas barang dari residen suatu wilayah provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri.

GDP nominal dan GDP riil

Dalam buku Bisnis, GDP nominal tidak memperhitungkan inflassi sedangkan GDP riil memperhitungkan inflasi yang terjadi. Di mana, GDP nominal mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, mempergunakan harga pada waktu tersebut. Di mana, tingkat harga pada umumnya bisa meningkat karena inflasi dan menyebabkan kenaikan GDP nominal meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak mengalami perubahan. Disinilah GDP riil berperan untuk mengukur GDP tahunan, biasanya digunakan GDP riil karena data tersebut memberikan gambaran yang lebih akurat akan perekonomian negara.

GDP Mempengaruhi Investor

Para investor sejatinya terus memantau pertumbuhan GDP untuk menilai pertumbuhan ekonomi yang mengalami perubahan cepat atau tidak. Dari sini, mereka bisa memutuskan penempatan asetnya.

Bila perekonomian memburuk, biasanya keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha menurun. Tentunya, hal ini bisa berdampak negatif bagi nilai saham-saham yang mereka miliki.

Data GDP juga bisa membantu para investor untuk memutuskan investasinya. Yakni di negara mana saja peluang investasi terbaik. Kebanyakan investor asing memilih untuk berinvestasi dengan membeli perusahaan atau menanamkan modal di negara yang perekonomiannya berkembang.

Jika banyak investor asing berdatangan ke suatu negara untuk berinvestasi atau menanamkan modal, itu berarti mereka menganggap perekonomian negara tersebut sedang baik dan memiliki prospek yang bagus.

Bisa Pengaruhi Masyarakat

Perekonomian sebuah negara dianggap sehat bila tingkat kemakmurannya rendah dan upah kerja meningkat. Namun jika pertumbuhan GDP terlalu cepat, bank sentral kemungkinan besar bakal menaikkan suku bunga untuk mengimbangi laju inflasi. Dengan kata lain, harga barang dan saja bakal naik.

Ini bisa berarti biaya (bunga) yang diperlukan untuk kredit kendaraan dan perumahan akan menjadi semakin tinggi pula. Pada gilirannya, sektor bisnis pun juga akan merasakan dampaknya, di mana terjadi peningkatan biaya untuk pinjaman modal dan/atau membayar gaji/upah pekerja.

Sebaliknya jika GPD melambat, atau istilahnya negatif, pun akan memicu kekhawatiran akan terjadinya resesi yang bisa saja akan berakibat meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja dan menurunnya pendapatan bisnis serta belanja masyarakat.

Artikel Terkait