Saham

Keuntungan dan Risiko Investasi Saham SWAT

saham swat

Ajaib.co.id – Saham SWAT dari PT Sriwahana Adityakarta Tbk merupakan pemain baru industri kertas yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini baru melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2018 lalu dan harga sahamnya juga masih terjangkau. Namun bagaiaman keuntungan dan risiko membeli saham ini?

Selama melantai di bursa saham kurang lebih dua tahun, emiten ini tak lepas dari pergerakan naik dan turun pasar. Sempat terlihat menjanjikan di awal namun kemudian posisisinya melemah. Bahkan pada penutupan perdagangan 17 Juli 2020, harga sahamnya per lembar mencapai Rp95.

Adapun kala melakukan IPO, harga saham SWAT ada di angka Rp160 per lembar. Jika dilihat sekilas, penurunan harga ini seakan menunjukkan penurunan kinerjanya. Apalagi di mata investor pemula yang masih awam dengan penyebab naik turunnya harga saham.

Namun benarkan saham SWAT kurang menjanjikan untuk dikoleksi? Yuk kita cermati lebih jauh.

Untung Rugi Memasukkan Saham SWAT Dalam Portofolio Investasimu

PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT) adalah perusahaan yang memproduksi kertas, seperti karton, paper tube, dan paper tube sejak 1990. Pada 8 Juni 2018, perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten SWAT.

Harga perdana saham SWAT sebesar Rp160, lalu harga naik sebesar Rp530 pada 22 Juni tahun yang sama. Tetapi setelah itu harga cenderung turun sampai saat ini. Perusahaan ini juga tak kebal dari sentimen negatif yang mempengaruhi pasar saham secara global. Karena itu, harganya sekarang ada di angka Rp95 per lembar.

Harga yang masih terjangkau ini tentu saja jadi angin segar bagi investor pemula. Betapa tidak, kamu tidak perlu modal besar untuk membeli 1 lot saham. Dengan harga tersebut, hanya butuh uang sebanyak Rp9.500 untuk menjadi investor perusahaan ini.

Namun apakah harga yang murah ini bisa menjanjikan keuntungan? Apakag risiko juga sebanding? Jangan-jangan kamu malah akan merugi dan buang uang semata.

Jika dilihat dari kinerja keuangannya, PT Sriwahana Adityakarta Tbk memiliki prospek yang cukup baik. Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan, Rabu (8/4/2020), perolehan laba bersih Sriwahana pada 2019 mencapai 3,1 miliar. Kinerja tersebut membuat perseroan yang tergabung dalam Group Sritex ini akan membagikan laba per saham Rp1,03, naik 14,44 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp0,9.

Perolehan laba bersih disumbang oleh kenaikan penjualan sebesar 18,23 persen menjadi Rp265,85 miliar. Kertas corrugated masih mendominasi penjualan perseroan sebesar 77,35 persen, diikuti dengan paper cone dan paper tube sebesar 18,88 persen dan 3,82 dari total penjualan selama tahun 2019.

Meski begitu, Sriwahana Adityakarta belum mampu menekan beban pokok penjualan yang naik 14,77 persen, disertai dengan beban penjualan dan pemasaran serta beban umum dan administrasi yang meningkat masing-masing 1,88 persen dan 1,63 persen.

Di sisi lain, perseroan juga mengalami penurunan drastis dari penghasilan usaha lain-lainnya sebesar 56,31 persen menjadi Rp1,86 miliar. Total liabilitas perseroan juga meningkat 26,09 persen, menjadi Rp251,11 miliar diakibatkan oleh membengkaknya liabilitas jangka pendek sebesar Rp247,88 miliar. Sedang, total ekuitas perseroan naik tipis 0,83 persen menjadi Rp354,31 miliar.

Adapun, total aset perseroan sebesar Rp605,69 miliar, naik 10,01 persen dibanding tahun 2018 sebesar Rp550,57 miliar. Emiten bersandi saham SWAT itu mencatat posisi kas dan setara kas akhir tahun 2019 perseroan Rp25,28 miliar, naik 163 persen secara tahunan.Kenaikan posisi kas dan setara kas disumbang perolehan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp17,87 miliar.

Catatan ini menjadi prestasi tersendiri karena melanjutkan raihan positif di tahun sebelumnya. Pada 2018, emiten ini mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp694,39 juta. Nilai tersebut naik 29,71 persen dari Rp535,32 juta. Sedangkan laba kuartal I-2019 naik dari sebelumnya, yaitu dari Rp62,05 miliar menjadi Rp53,95 miliar. Selain itu, emiten mengalami kenaikan beban dan pokok dan penurunan aset.

Dilihat dari harga, saham SWAT cukup terjangkau. Tetapi untuk investasi jangka panjang, kamu perlu mengikuti aksi emiten, serta memahami ilmu pasar modal. Jangan lupa, untuk menyelaraskan tujuan berinvestasi dan keuntungan yang akan didapatkan.

Propek Industri Kertas di Masa Depan, Menjanjikan Namun Perlu Adaptasi

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi menyatakan laju kebutuhan kertas di pasar global semakin besar hingga 2% per tahun sehingga menjadikan sektor industri kertas cukup potensial untuk dikembangkan.

Sampai saat ini, kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien untuk media pengemasan, khususnya kertas industri. Adapaun jenis kertas tertentu yang dapat dijadikan bahan baku di sektor industri, antara lain kertas koran, sack kraft, dan paperboard.

Selain karena tingginya kesadaran akan lingkungan, pemakaian kertas daur ulang sebagai bahan baku industri kertas juga dipengaruhi oleh harganya yang relatif murah serta adanya dukungan teknologi yang dapat dipakai untuk membuat kertas dengan kualitas yang baik.

Lebih lanjut, sistem penggunaan kertas bekas dapat melibatkan semua sektor di bidang persampahan seperti pengumpul, pengepul, pemulung, pendaur ulang, fasilitas pembuangan hingga konsumen dan produsen.

Dengan opini ini sepertinya kinerja saham SWAT di masa depan masih bisa meningkat. Hanya saja, tentu saja diperlukan inovasi agar produk yangd dihasilkan sesuai dengan preferensi pasar. Terlebih lagi jika menyasar pasar global untuk kinerja keuangan yang lebih baik lagi.

Pentingnya Memahami Potensi Risiko dan Keuangan Ketika Berinvestasi Saham

Kehadiran keuntungan dan risiko dalam dunia saham sangat berkaitan erat. Hal ini tak hanya berlaku pada saham SWAT, tetapi semua saham. Semakin besar untung yang diinginkan, semakin besar pula risikonya.

Keuntungan saham, yaitu dividen dan capital gain. Dividen adalah laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.

Pada umumnya, emiten yang memperoleh laba akan membagikan dividen. Tetapi ada pula yang tidak melakukannya meski laba. Dan jenis dividen yang dibagikan dapat berupa tunai maupun saham.

Capital gain atau keuntungan modal merupakan laba yang dihasilkan dari selisih harga beli dan harga jual saham. Untuk mendapatkan keuntungan ini, kamu harus memantau harga saham pada waktu perdagangan beroperasi. Senin-Jumat mulai pukul 09.00-15.49 WIB.

Sementara itu, risiko investasi saham adalah capital loss, suspend, dan likuidasi. Capital loss adalah kebalikan dari capital gain, yaitu harga jual lebih rendah dari harga beli. Kalau harga saham SWAT menurun, jangan dijual. Tahan dulu sampai harga naik sesuai ekspektasimu.

Suspend atau menangguhkan adalah risiko investasi di mana terjadi kenaikan harga tidak wajar, harga saham turun drastis, dan emiten tidak memenuhi syarat yang diminta oleh BEI. Dan risiko terakhir adalah likuidasi, yaitu pembubaran perusahaan oleh Pengadilan dan perusahaan harus membereskan utang, piutang, dan menyelesaikan sisa harta di antara para pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Membeli saham SWAT atau saham apapun harus dipikirkan secara matang. Risiko selalu ada, tetapi kamu bisa mengimbangi dengan memperbarui berita ekonomi terkini melalui media terpercaya. Salah satunya lewat aplikasi Ajaib yang bukan hanya menyediakan layanan pembelian saham namun juga dilengkapi fitur pendukung.

Kamu akan dipandu untuk memastikan setiap langkah investasimu aman dan matang. Ajaib menyediakan bantuan yang kamu butuhkan termasuk ketika ingin membeli saham SWAT ini.

Artikel Terkait