Rumah Tangga Masa Kini

Keuangan Transparan Faktor Penting Pernikahan Langgeng

Ajaib.co.id – Masyarakat Indonesia belum terbiasa menempatkan isu keuangan sebagai hal yang esensial dalam persiapan pernikahan. Padahal, perkara uang bisa jadi masalah bahkan menjadi penyebab karamnya biduk rumah tangga pasangan. Karena itu, pastikan kamu dan pasangan memahami seluk-beluknya sebelum memutuskan mengikat janji setia.

Uang biasanya tak jadi masalah ketika masih fase pacaran. Masa ketika sedang menikmati momen berdua memang tak memberi ruang untuk pusing memikirkan keuangan. Banyak pasangan muda yang masih tahap pacaran tak tertarik mencari tahu soal pola keuangan pasangannya. Terpenting si dia punya pekerjaan saja sudah cukup.

Aspek soal hutang, kebiasaan menabung dan lainnya biasanya luput diperhatikan. Masalah keuangan biasanya baru akan terasa ketika proses persiapan resepsi pernikahan. Maklum saja, acara ini biasanya butuh dana yang besar sehingga banyak yang pusing. Apalagi kalau ternyata masing-masing tidak punya persiapan yang memadai.

Berkaca pola seperti ini saja sebenarnya bisa jadi gambaran betapa pentingnya membahas keuangan bersama pasangan. Pernikahan, sebagian besar manusia pasti menginginkannya. Menjadi suami, menjadi istri, dan memiliki keturunan merupakan impian. Menikah tidak selalu mulus atau bergejolak bak sinetron televisi. Namun semua sepakat, satu kali menikah dan langgeng selamanya.

Tentu banyak hal dan faktor yang membuat langgeng pernikahan. Saling memahami, saling pengertian, merupakan dua faktornya. Di luar itu, membuat langgeng pernikahan adalah bagaimana mengatur keuangan rumah tangga. Keuangan yang transparan juga merupakan kunci saling percaya atas keuangan dari pasangan.

Jadi bagaimana membuat manajemen keuangan yang transparan dalam rumah tangga? Berikut adalah sejumlah tips yang bisa kamu terapksan dalam menjalani kehidupan pernikahan.

1. Buat akun masing-masing dan 1 akun gabungan.

Cara ini sangat pas diterapkan untuk memastikan kamu dan pasangan punya kemandirian finansial namun juga menjada keterbukaan. Dengan demikian, kalian tetap leluasa menikmati uang yang dihasilkan namun memiliki dana simpanan bersama. Sepakati jumlah yang harus disetorkan ke akun gabungan untuk memastikan dananya aman.

2. Catat dan amati jenis pengeluaran.

Kamu dan pasangan sebelum pernikahan pasti sudah punya kebiasaan yang berbeda. Kenali jenis pengeluaran yang biasa dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang mungkin muncul. Kamu juga bisa tahu tipe perencanaan keuangan seperti apa yang pas untuk diaplikasikan.

3. Susun prioritas keuangan secara bersama.

Setelah memahami kondisi keuangan masing-masing, kamu bisa menetapkan tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama. Jangan lupa susun sesuai dengan prioritas dan kemampuan finansialmu bersama pasangan.

4. Diskusikan bersama kondisi dan kebijakan keuangan secara teratur.

Ada kalangan perencanaan keuangan yang sudah diaplikasikan tidak berjalan dengan efektif. Penyebabnya bisa saja pemasukan yang tidak selancar biasanya atau pengeluaran yang tidak terkontrol. Kamu bisa mencari alternatif lainnya yang lebih sesuai dengan kondisi terbaru. Pastikan kamu dan pasangan bisa memberi masukan sesuai dengan perspektif kalian.

5. Tabung 10% dari pendapatan.

Pengaturan keuangan yang baik dimulai dengan kebiasaan menabung secara rutin. Terapkan jumlah tabungan minimal 10% untuk tabungan rutin. Sepakati ini bersama dan lakukan secara disiplin. Kalian juga harus komit untuk menabung segera setelah mendapatkan penghasilan dan bukan dari sisanya.

6. Kelola utang secara berpasangan.

Utang bisa menjadi masalah besar jika tidak dikelola dengan baik. Banyak pernikahan yang rusak karena suami atau istri terlibat beban keuangan tanpa diketahui lainnya. Hasilnya adalah kehancuran finansial yang tentu saja berdampak langsung pada kehidupan perkawinan.

7. Coba hidup tanpa utang.

Zaman modern seperti ini rasanya mustahil hidup tanpa utang. Namun tekan seoptimal mungkin jumlah beban yang mungkin kamu hadapi. Misalnya menghilangkan kebiasaan belanja dengan kartu kredit atau cicilan. Pastikan utang yang kamu miliki hanya bersifat produktif misalnya saja untuk usaha atau kepemilikan rumah. Tanpa utang, kamu dan pasangan dijamin bisa tidur lebih nyenyak setiap malamnya.

5 Hal yang Harus Dipahami Untuk Kehidupan Finansal Pernikahan yang Aman dan Tentram

Tips di atas bisa kamu aplikasikan segera. Mulailah dengan berdiskusi soal keuangan saat sebelum memutuskan untuk menikah. Dengan demikian, kalian bisa mulai sepakat akan perencanaan finansial sebelum sepakat untuk menjalani hidup bersama. Selain itu, lima hal berikut ini harus dipahami agar tak dihantui problem keuangan saat berumah tangga nantinya

  • Rekeningmu, Rekeningku, Rekening Bersama

Sekarang bukan jamannya lagi ribut memperdebatkan kewajiban kepala keluarga sebagai pencari nafkah dalam pernikahan. Situasi ekonomi global dan nasional yang melambat mendorong suami dan istri aktif mencari nafkah, secara konvensional maupun kreatif.

Terlepas dari siapa yang lebih produktif meraih pundi, manajemen keuangan yang baik dalam sebuah pernikahan memerlukan portfolio akun bank yang meliputi akun dana pribadi milik suami, istri dan rumah tangga. Pemisahan itu bukan untuk menyembunyikan kebebasan finansial pribadi dari campur tangan pasangan, tapi untuk merayakannya bersama.

Tiap individu produktif berhak merasakan kepuasan menerima hasil jerih-payahnya, dan sebagai suami dan istri, keduanya juga berkewajiban berkontribusi pada kelangsungan kesejahteraan rumah tangga. Keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah resep kebahagiaan setiap komitmen, dan tranparansi selalu jadi kuncinya.

  • Ketidakterbukaan Adalah Virus

Faktor utamanya ketidakterbukaan adalah keengganan berkompromi untuk mendapatkan dukungan. Tiap individu pasti punya standar prioritas dan etika berbeda, sekalipun sudah terikat pernikahan. Jarang satu pihak bisa bebas melaksanakan 100% keinginannya tanpa pertimbangan pasangannya.

Hal ini yang menyebabkan seringnya terjadi penyelewengan finansial rumah tangga secara diam-diam, dan akhirnya menimbulkan pertikaian dan rusaknya kepercayaan.

Hindari fenomena ini dengan memotivasi diri masing-masing untuk mendiskusikan keinginan pribadi dengan pasangan, demi tercapainya kesepakatan dan dukungan. Yakinkan diri sendiri dan pasangan, bahwa setiap bentuk pertimbangan beritikat baik.

  • Posisi Menteri Keuangan

Meskipun masing-masing sudah memiliki akun pribadi yang transparan, harus ada satu pihak yang bertanggung jawab atas pembukuan harian rumah tangga. Kalau suami-istri dua-duanya akuntan, pasti rebutan ingin menduduki posisi Menteri Keuangan Rumah Tangga ini. Tapi yang paling bijaksana, serahkan fungsi ini kepada pihak yang paling punya kapabilitas untuk mengerjakannya.

Jangan lagi terpengaruh stereotype pembagian peran dalam rumah tangga. Umumnya istri adalah Menteri Keuangan Rumah Tangga. Jika istri mampu dan menikmatinya, perfect. Tapi jika sang suami ternyata lebih piawai, go ahead! Dengan begitu urusan keuangan rumah tangga bukanlah beban, melainkan kesenangan.

  • Wewenang = Tanggung Jawab

Wewenang sebagai Menteri Keuangan Rumah Tangga berarti berhak memutuskan seluruh anggaran, jenis dan waktu pengeluaran dana rumah tangga. Ingat, transparansi dan diskusi selalu bermanfaat, meskipun keputusan akhir ada di tangan.

Wewenang memutuskan pembelanjaan rumah tangga juga harus sejalan dengan tanggung jawab hasilnya, yaitu kualitas kesejahteraan hidup anggota keluarga yang meliputi: pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, ibadah, transportasi dan rekreasi.

Menteri Keuangan harus jadi paling cost benefit dan shopping savvy. Targetnya: pengeluaran dana sekecil mungkin untuk kualitas produk/jasa rumah tangga terbaik. Ia adalah kuncennya promo, pawangnya diskon dan stalker launch produk baru! Plus, pembukuannya harus flawless, tak serupiah pun lolos dari pengamatan.

Yang enggak doyan shopping dan “malu nawar”, mending enggak usah jadi Menteri Keuangan.

  • Keuntungan vs Kerugian

Sama seperti keuntungan, kerugian keuangan adalah tanggungan bersama meskipun penyebabnya kelalaian atau ketidakberuntungan salah satu pihak. Unfaedah untuk menimpakan kesalahan pada satu pihak. Prioritas utama adalah segera mencari solusi terbaik, agar bisa keluar dari situasi yang merugikan.

Itulah sebabnya, transparansi, diskusi dan kompromi jadi super penting. Rasa senasib sepenanggungan diemban dari awal hingga akhir, sehingga semua ikhlas menanggung bersama akibat maupun manfaat tiap aktivitas keuangan. Selamat mengarungi bahtera finansial bersama ya.

Artikel Terkait