Ajaib.co.id – Investasi reksa dana beberapa tahun belakangan sedang naik daun. Kenaikan nilainya sangat positif di tengah kondisi ekonomi global yang tak pasti. Jumlah investornya di Indonesia juga terus naik dengan sangat signifikan. Instrumen ini dipromosikan di mana-mana namun tak banyak yang mengulas risiko reksa dana bagi pemiliknya.
Padahal, ketika ingin memulai investasi, kamu tidak hanya fokus pada tujuan investasi saja, tapi juga harus memahamu berbagai risiko yang mungkin terjadi. Tujuannya agar bisa mengantisipasinya dengan lebih baik. Begitu pula dalam berinvestasi, ada tindakan yang harus kamu ketahui risiko di baliknya.
Demham mengetahuinya risiko dan melakukan perencanaan investasi, kamu bisa mengatur sejauh mana kamu bisa menerima risiko tersebut dan mengatur agar dampaknya tidak terlalu besar dan merugikan. Nyaris tidak mungkin menghilangkan risiko investasi namun jika kamu berhati-hati maka kamu bisa menekannya seoptimal mungkin. Lalu apa risiko reksa dana?
Apa itu Reksa Dana?
Reksa dana merupakan salah satu jenis investasi dengan imbal hasil yang cukup menjanjikan dibandingkan dengan tingkat risikonya, semua orang tahu itu. Namun tentunya ini bergantung pada jenis reksa dana yang dimiliki. Secara umum, mungkin kita merasa bahwa investasi yang baik adalah yang sudah terbukti memberikan hasil investasi yang positif.
Namun tidak semua orang tahu adalah bahwa memilih investasi berdasarkan kinerja masa lalu tidak selalu baik untuk portofolio investasimu. Mereka tidak mengetahui hal ini meskipun dalam prospektus atau investasi apa pun yang mengiklankan kinerja, kamu akan melihat peringatan bahwa kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa mendatang.
Pertanyaannya sekarang, apakah yang sebaiknya dijadikan parameter untuk mengukur prospek dan perlukah kamu ketahui risiko soal reksa dana? Tentunya kamu tidak bisa hanya berharap pada keberuntungan dan asal memilih suatu investasi begitu saja.
Risiko Investasi Reksa Dana
Ada jenis reksa dana yang harus kamu ketahui risiko lainnya khususnya bagi investor pemula sepertimu. Meskipun direkomendasikan karena minim risiko sebagai kelebihannya bukan berarti tidak ada sama sekali. Namun jika selama ini sudah kenyang dengan ulasan positif mengenai instrumen keuangan ini maka sebaiknya kenali lebih jauh pula soal risikonya. Dengan memahami benar profil risikonya kamu bisa lebih bijak lagi mengambil keputusan terkait investasimu.
Investasi reksadana bukan hanya memiliki 2 risiko namun banyak, tergantung dari mana kamu melihatnya. Ajaib sengaja menyusun berbagai jenis risiko reksa dana yang mungkin kamu hadapi.
1. Risiko Likuiditas
Hal ini diakibatkan pembayaran hasil penjualan kembali unit penyertaan reksa dana tidak dibayarkan oleh manajer investasi pilihanmu. Hal ini salah satunya karena fluktuasi pasar modal dan harga saham atau reksa danamu ambruk. Ketika aset dalam portofolio reksa dana sulit dicairkan maka sulit pula bagi manajer investasi untuk menjualnya kembali dan memberikan dana bagi investor.
2. Risiko Wanprestasi
Kamu juga mungkin memiliko risiko wanprestasi yaitu hilangnya nilai investasi karena para pihak yang terkait tidak bisa memenuhi isi kontraknya. Janji yang disampaikan pada saat transaksi sebelumnya tidak dapat dipenuhi karena berbagai hal. Untuk meminimalisasi risiko ini mungkin kamu bisa mencari tahu lebih banyak soal bank kustodian dan manajer investasi yang mengelola instrumen investasi reksa danamu.
3. Risiko Berkurangnya NAB
Kamu juga wajib ketahui risiko reksa dana lain yang tak banyak disadari orang namun nyata adanya adalah berkurangnya nilai aktiva bersih (NAB). Hal ini merupakan bagian dari risiko pasar karena bisa terjadi akibat menurunnya harga aset yang ada di dalam portofolio reksa dana tersebut. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah penurunan harga aset dalam portofolio, stabilitas politik suatu negara, bencana alam, tingkat suku bunga acuan, kondisi ekonomi global dan kinerja perusahaan yang tidak maksimal.
4. Risiko Manajer Investasi
Ketahui risiko lainnya bahwa investasi ini juga memiliki risiko manajer investasi karena memang pengelolaanya sepenuhnya bergantung pada kemampuan dan keahlian pihak ini. Kamu sebagai orang yang awam di dunia investasi mempercayakan danamu sepenuuhnya untuk mendapatkan hasil maksimal. Tidak jarang manajer investasi memiliki kinerja yang butuk sehingga risiko kerugian yang kamu tanggung juga cukup besar.
Pada akhirnya, tidak ada investasi yang menguntungkan tanpa risiko sama sekali. Prinsipnya adalah semakin besar keuntungannya maka semakin tinggi pula risikonya. Reksa dana sendiri memiliki risiko yang cukup rendah jika dibandingkan valuta asing atau saham.
Kesuksesan dalam berinvestasi membutuhkan kedisiplinan karena tidak ada pihak yang mengingatkan investor. Jika lupa, kamu bisa kehilangan momentum besar.
Berbeda dengan asuransi yang mewajibkan nasabah untuk membayar premi secara rutin, reksa dana tidak ada kewajiban menyetorkan uang secara rutin. Namun di investasi ini, kamu harus berinisiatif dengan bantuan program auto invest (investasi secara otomatis).
Program ini bisa diatur secara otomatis setiap bulan. Nantinya, setiap bulan uang kamu di rekening secara otomatis akan dipotong untuk diinvestasikan.
Dengan program auto invest membuat pemodal tidak perlu khawatir akan lupa berinvestasi karena sistem secara otomatis memotong saldo rekening investor dalam jumlah yang telah ditentukan untuk dijadikan modal investasi.
Tips Menguji Kinerja Produk Reksa Dana
Investor berduyun-duyun memilih reksa dana dengan pengembalian masa lalu yang tinggi, padahal, jika ada, mungkin hanya sedikit hubungan antara pengembalian masa lalu yang tinggi dan pengembalian masa depan yang tinggi. Karena biaya pengelolaan didasarkan pada jumlah aset yang diinvestasikan dalam produk reksadana mereka, perusahaan reksa dana secara teratur mengiklankan pengembalian reksa dana berkinerja tinggi mereka.
Studi lain menyatakan bahwa kinerja reksa dana sebelumnya mungkin merupakan faktor terpenting bagi investor untuk memilih jenis reksadana seperti reksadana saham, reksadana pasar uang. Namun studi tentang reksadana ekuitas yang dikelola oleh manajer investasi secara aktif, telah menemukan sedikit bukti bahwa pengembalian masa lalu yang kuat memprediksi pengembalian masa depan yang kuat. Mengejar kinerja adalah permainan yang kurang tepat.
Terlepas dari bukti yang jelas bahwa memilih reksa dana berdasarkan kinerja masa lalu, sejujurnya, adalah cara yang kurang tepat untuk memilih investasi, orang tetap melakukannya. Mengapa? Ada kebingungan yang signifikan tentang kapan kinerja masa lalu relevan dan tidak. Hal ini berkaitan dengan risiko reksa dana yang harus kamu ambil dengan pengukuran kinerja yang tidak pasti.
Meski demikian, ada tiga hal pokok yang bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui kinerja dan risiko reksa dana yang ingin kamu miliki.
1. Kinerja Masa Lalu Terkait Keahlian Manajer Investasi Tidak Relevan
Seorang manajer investasi bisa saja beruntung atau gaya investasi khusus mereka mungkin menguntungkan untuk jangka waktu yang lama. Hal itu tidak berarti itu baik untuk investasimu. Bukti yang tak terbantahkan menunjukkan manajer aktif tidak efektif menghasilkan laba lebih tinggi dari indeks yang sebanding.
2. Kinerja Masa Lalu Yang Terkait dengan Satu Jenis Reksa dana dan Jenis Lain Tidak Relevan
Misalnya, membandingkan reksa dana dengan kapitalisasi besar dengan reksa dana dengan kapitalisasi kecil, atau dana real estat dengan dana pasar negara berkembang. Beberapa kelas aset bekerja dengan baik di lingkungan ekonomi tertentu dan sebagian tidak.
Memilih investasi berdasarkan kinerja masa lalu dapat membuatmu condong ke arah kelas aset yang berhasil dengan baik selama lima atau sepuluh tahun terakhir, yang mungkin bukan kelas aset yang sama dengan yang akan berhasil selama lima atau sepuluh tahun ke depan.
3. Pengembalian yang Diharapkan Dari Risiko Premium Relevan dalam Jangka Panjang
Kami percaya orang membingungkan jenis kinerja masa lalu di atas dengan pengembalian yang diharapkan yang datang dari sesuatu yang disebut premi risiko. Sebagai contoh, sebagian besar investor percaya bahwa dari waktu ke waktu saham harus mengungguli investasi yang lebih aman seperti obligasi.
Kinerja masa lalu sering dikutip untuk membuktikan asumsi tersebut. Namun, bukan kinerja masa lalu yang mengarah pada ekspektasi bahwa dari waktu ke waktu saham harus memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada obligasi. Ini adalah sesuatu yang disebut premi risiko ekuitas.
Konsep premi risiko didasarkan pada akal sehat. Misalkan kamu dapat menempatkan Rp10 juta di bank lokal dan mendapatkan pengembalian bebas risiko yang aman sebesar 1%. Atau kamu dapat menginvestasikan Rp10 juta itu dalam bisnis teman yang terpercaya.
Jika investasi dalam bisnis itu hanya diharapkan untuk membayarmu 1% sama dengan bank, tidak akan ada alasan bagimu untuk melakukannya. Kamu tahu bisnis itu bisa gagal, kamu juga tahu jika itu berhasil, kamu akan mendapatkan jauh lebih dari 1%.
Jika kamu melakukan investasi bisnis, kamu mengharapkan pengembalian melebihi apa yang bisa didapatkan dalam investasi yang lebih aman dan menerima risiko bahwa itu bisa menghasilkan lebih sedikit atau mengakibatkan kerugian. Kamu melakukan investasi karena mengharapkan kompensasi untuk mengambil risiko. Kompensasi itu adalah premi di balik premi risiko.
Konsep premi risiko inilah yang memberi kelas aset tertentu tingkat pengembalian yang diharapkan lebih tinggi daripada yang lain. Dan di sebagian besar kasus, diberikan waktu yang cukup untuk kelas aset berisiko untuk menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada pilihan investasi yang kurang berisiko.
Pengembalian yang diharapkan dari premi risiko ekuitas adalah sesuatu yang sama sekali berbeda dari memilih reksa dana atau strategi perdagangan berdasarkan pengembalian masa lalu. Premium risiko ekuitas adalah alat yang dapat digunakan untuk membangun portofolio investasi yang memiliki pengembalian yang diharapkan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lama daripada opsi lain yang kurang berisiko.
Menggunakan konsep premi risiko ekuitas untuk membangun portofolio yang cerdas adalah proses yang sama sekali berbeda dari melihat daftar reksa dana dan memilih yang memiliki pengembalian tertinggi selama 1, 5, 10, atau awal periode waktu sampai saat ini.
Untuk meghasilkan kekayaan, berhentilah berinvestasi dengan cara tidak tepat. Mulailah berinvestasi dengan cara yang cerdas. Jika kamu tidak tahu cara berinvestasi cerdas, pekerjakan seseorang untuk membantumu. Biaya yang dibayarkan untuk saran layak dibayar dan biaya yang dibayarkan untuk reksa dana yang mengklaim dapat mengungguli pasar tidak layak dibayar.
Sekarang kamu bisa memulai investasi reksa dana dengan mudah dan cepat lewat aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi dari mana saja dan kapan saja dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Kamu juga tidak perlu khawatir mengenai risiko kehilangan dana, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjamin keamanan investasi kamu.