Milenial

Karakteristik dan Contoh Skema Ponzi di Indonesia

Ajaib.co.id – Skema ponzi adalah salah satu jenis penipuan yang marak terjadi dan memakan banyak korban di Indonesia. Ponzi sendiri berasal dari tokoh bernama Charles Ponzi, seorang penipu ulung asal Italia yang menetap di Amerika Serikat saat menjalankan operasinya. 

Modus operasinya dimulai pada tahun 1919, saat Ponzi menangkap peluang bisnis dari transaksi kupon yang dapat diperjualbelikan sebagai pengganti perangko dan berlaku di seluruh dunia. Kupon itu memiliki harga jual yang berbeda di seluruh dunia sehingga Ponzi berharap bisa mendapatkan keuntungan dari margin pembelian di negara yang menjual kupon tersebut lebih rendah.  

Sayangnya, biaya pengiriman yang tinggi membuat beban untuk menjalankan bisnis ini juga tinggi sehingga harganya sebenarnya tidak beda jauh. Meski sudah tahu, Ponzi berusaha meyakinkan rekan dan keluarganya kalau bisnis tersebut sangat menguntungkan sehingga banyak orang yang terbuai dengan investasi jenis itu.

Hasilnya, hanya dalam waktu 8 bulan saja, Ponzi sudah mendapatkan uang yang cukup besar yakni US$9 juta dolar AS padahal bisnisnya sendiri tidak jelas. 

Karakteristik Skema Ponzi

Sama seperti Charles Ponzi, pelaku skema ponzi umumnya hanya menunda waktu untuk melunasi kewajibannya kepada investor karena kegiatan bisnisnya sendiri tidak ril.

Sistem pengelolaan dibungkus serapi mungkin menggunakan tokoh terkenal agar mudah dipercaya. Selain itu, ciri-ciri utama dari skema ponzi adalah:

Berbentuk Piramida

Skema ponzi adalah jenis investasi bertingkat yang mirip dengan piramida. Dengan demikian, investor yang lebih dahulu menanamkan uangnya, umumnya ditawarkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan investor yang menyuntik dananya belakangan, meskipun jumlahnya terkadang lebih besar dibandingkan dengan investor awal. 

Menjanjikan Imbal Hasil yang Tidak Masuk Akal

Pada umumnya, imbal hasil dari berbagai jenis investasi hanya berkisar 3 hingga 15 persen per tahunnya. Nah, skema ponzi memberikan iming-iming imbal hasil yang tetap dan terlalu tinggi per bulannya seperti contoh skema ponzi yakni diberikan keuntungan lebih dari 2 persen dari modal per bulannya.

Beberapa contoh skema ponzi adalah jika Anda memberikan pendanaan awal sekitar Rp50 juta, Anda akan mendapatkan keuntungan sekitar Rp2 juta per bulannya. Menggiurkan, bukan? Tapi, hati-hati, kemungkinan jenis ini adalah investasi dengan skema ponzi. 

Usahanya tidak jelas

JIka Anda teliti, beberapa contoh skema ponzi terdahulu sebenarnya memiliki usaha yang tidak jelas. Jika menilik lebih jauh, pelaku sama sekali tidak tahu prospek bisnisnya dalam 2 tahun, 5 tahun hingga 10 tahun ke depan berikut dengan besaran biaya investasi, operasional, dan ekspektasi penjualan serta laba bersih per tahunnya. 

Karenanya, kebutuhan dana modal yang diinginkan pelaku juga sangat besar karena motifnya sedari awal pun sudah salah yakni hanya ingin memperkaya diri sendiri, bukan semata-mata ingin mengembangkan bisnisnya. 

Contoh Skema Ponzi di Indonesia

Skema ponzi mengikuti perkembangan zaman sehingga seringkali bersinggungan dengan teknologi bahkan perusahaan besar termasuk didalamnya korporasi milik negara untuk mengelabui investornya yang belum banyak mengetahui alokasi dana kelolaannya. Adapun, berikut adalah contoh skema ponzi yang pernah terjadi di Indonesia:

Asuransi Jiwasraya

Produk investasi yang ditawarkan oleh asuransi jiwasraya terang-terangan adalah salah salah satu contoh skema ponzi. Adapun pada pertengahan 2012 lalu, Jiwasraya menerbitkan sebuah produk investasi bernama JS Saving Plan dengan janji imbal hasil pasti di angka 9 hingga 13 persen per tahunnya.

Angka ini sudah jelas berlipat-lipat dari bunga deposito yang hanya sekitar 4 sampai 6 persen per tahun, sehingga bisa jadi dana kelolaan dan ditaruh pada instrumen investasi yang tinggi risiko. 

Produk asuransi jenis ini bersifat non unit-link sehingga risikonya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan asuransi dan ditawarkan melalui perbankan dan bancassurance.

Usut punya usut, benar saja bahwa manajer investasi Jiwasraya menempatkan dana kelolaan asuransi ke instrumen saham yang sangat fluktuatif. Bahkan, aset Jiwasraya saja tak cukup untuk menalangi pembayaran polis nasabahnya.  

Investasi MeMiles

PT Kam and Kam adalah perusahaan membuat produk MeMiles. MeMiles merupakan aplikasi jasa periklanan daring. Aplikasi ini digunakan konsumen untuk dapat memasang iklan dengan cara membeli slot iklan dengan berbatas waktu.

Konsumen bisa mendapatkan hadiah dari promo pembelian slot iklan tersebut setelah melampaui 21 hari sampai dengan 180 hari kerja terhitung penjualan yang dicapai. 

Pemasaran produknya dilakukan dengan agen pemasaran sehingga 1 orang agen bisa mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya dan memperoleh komisi sesuai dengan omzet dan jumlah konsumen yang didapatkannya.

Namun, apabila konsumen tidak memasang iklan secara daring, maka slot iklan yang telah dibeli akan hangus sehingga konsumen harus memasang iklan di waktu yang telah ditentukan. 

Ini berarti uang yang dibayarkan oleh konsumen sebenarnya hanya transaksi jual beli jasa pemasangan slot iklan semata.

Berbeda dengan skema bisnis yang ditawarkannya yakni investasi dengan imbal hasil hadiah, karena pemberian komisi agen sebenarnya berasal dari pemasangan iklan daring yang dilakukan secara langsung kepada konsumen melalui aplikasi. 

First Travel

Bisnis First Travel ditetapkan sebagai skema ponzi melalui modus operasi jasa perjalanan umrah dengan harga paket paling murah dibandingkan para pesaingnya.

Sekilas memang tidak ada aneh dari bisnis ini, karena di antara para pesaingnya yang menawarkan jasa perjalanan umrah sebesar Rp20an juta, First Travel berani menawarkan harga yang sangat kompetitif yakni Rp14 jutaan saja. 

Setelah bertahun-tahun menjalankan bisnis ini, beberapa konsumen akhirnya mengendus ada hal yang tidak beres dengan status keberangkatannya. Berulang kali, First Travel berusaha mengelak ketika ditanyai mengenai kepastian keberangkatannya oleh konsumennya. 

Pada akhirnya, Kementerian Agama pun ikut turun tangan. Terungkaplah bahwa pada tahun 2017 hanya ada 14 ribu orang yang diberangkatkan umroh dari total 70 ribu orang yang sudah mendaftar.  Berdasarkan penelusuran oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) diketahui bahwa dana umrah yang sudah disetorkan ternyata disalahgunakan oleh pemilik First Travel. 

Sebenarnya, investasi yang memberikan imbal hasil lebih dari 10 persen per tahunnya juga ada, lho. Instrumen investasi tersebut adalah reksa dana dan saham.

Dengan kemampuan memahami analisis teknikal dan fundamental, bukan tidak mungkin kamu bisa mendapatkan keuntungan berpuluh-puluh kali lipat dari modal yang kamu setorkan. Bagaimana cara memulainya? Download aplikasi investasi Ajaib dulu dong.

Dijamin investasi melalui aplikasi investasi Ajaib bukan contoh skema ponzi karena kegiatan usahanya sendiri sudah mendapatkan izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, tunggu apa lagi? Ayo bergabung menjadi keluarga investor di aplikasi investasi Ajaib, ya.

Sumber: First Travel dan Skema Ponzi, Ini Deretan Investasi Bodong yang Pakai Skema Ponzi, dan Mengenal Skema Ponzi, Modus Investasi Bodong yang Banyak Makan Korban, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait