Komoditas

Ini Alasan Mengapa Harga Minyak Mentah Fluktuatif!

Ajaib.co.id – Kalau harga minyak mentah dunia turun apakah hal ini berarti harga minyak untuk kendaraan di beberapa SPBU juga turun? Tidak juga, ternyata. Naik turunnya harga minyak mentah dunia sebenarnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga penjualan bahan bakar minyak (BBM). 

Pada dasarnya, minyak mentah berasal dari ladang minyak yang dikirim melalui pipa ke kilang minyak atau unit pengolahan minyak. Minyak mentah ini kemudian akan melalui proses pemecahan atau pemisahan minyak dengan cara pemanasan untuk dijadikan produk yang bermanfaat termasuk di dalamnya adalah bahan bakar minyak. Lalu mengapa harga minyak mentah dunia bisa naik turun? Ikuti penjelasannya berikut ini!

Mengenal Bursa Berjangka Minyak Mentah

Mengutip keterangan dari Katadata, terdapat dua bursa berjangka perdagangan minyak mentah yang terkenal di dunia saat ini yakni; Intercontinental Exchange (ICE) yang memperdagangkan minyak mentah jenis brent dan New York Mercantile Exchange (Nymex) yang memperdagangkan minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI). 

Bursa Nymex umumnya digunakan sebagai patokan harga minyak dunia karena pasarnya tersebar luas di seluruh dunia mengingat brent dihasilkan dari kilang minyak mulai dari Norwegia hingga Laut Utara Eropa. Sementara bursa ICE digunakan sebagai patokan harga minyak di Amerika Serikat mengingat di negara tersebut tersebar beberapa wilayah ladang minyak seperti Texas, Louisiana, dan Dakota Utara. 

Karena cakupan pasarnya yang lebih luas, minyak brent lebih banyak terpengaruh pada kondisi geopolitik global dibandingkan dengan minyak WTI meskipun harga minyak brent dan WTI biasanya akan bergerak beriringan.

Organisasi negara pengekspor minyak dunia atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) kemudian menyerahkan sepenuhnya pergerakan harga minyak mentah lewat sentimen pasar yang berkembang kepada bursa berjangka sehingga harga dibiarkan berfluktuasi atau naik turun sesuai dengan penawaran dan permintaan pasar. 

COVID-19 dan Imbasnya pada Harga Minyak

Penyebarluasan COVID-19 ternyata berpengaruh terhadap setiap aspek kehidupan tak terkecuali pergerakan harga minyak mentah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, harga minyak mentah jatuh sampai menyentuh angka minus pada bulan Februari 2020 lalu. 

Pada saat itu, harga minyak WTI sempat anjlok hingga ke level minus 40,32 dolar AS per barel. Dengan kata lain, produsen bukannya mendapatkan keuntungan dari minyak yang diproduksi, malah produsen harus membayar agar konsumen bisa menikmati hasil minyak mentah tersebut. Aneh, kan?

Anjloknya harga minyak pada saat itu dipengaruhi oleh faktor permintaan kala awal penyebaran COVID-19 yang terus menurun padahal produksi minyak masih tetap stabil. Menyadari ketidakseimbangan tersebut, OPEC akhirnya sepakat untuk memangkas produksi minyak. 

Para analis menyebutkan harga minyak WTI yang menyentuh angka negatif pada saat itu sebenarnya tidak merefleksikan harga minyak yang sebenarnya karena produsen minyak memang memproduksi dalam kapasitas terbesarnya pada saat itu untuk kontrak pembelian pada bulan Mei. Dengan kondisi seperti itu, pabrikan akhirnya kekurangan tempat penampungan minyak yang akhirnya mempengaruhi harga minyak ditambah banyaknya spekulator yang membeli kontrak berjangka di bursa minyak mentah. 

Pergerakan Harga Minyak Saat Ini

Perlahan tapi pasti, harga minyak mentah kini sudah kembali ke harga normalnya. Pada bulan Mei, harga minyak WTI menguat hingga ke level normalnya yakni 35,9 dolar AS per barel. Penguatan harga minyak ini tercatat sebagai lonjakan tercepat dalam sejarah. 

Penguatan harga minyak mentah pada bulan Mei hingga saat ini yang akhirnya bisa mencapai harga normal. Faktor permintaan yang perlahan membaik membuat harga minyak kembali menanjak mengingat sudah banyak negara yang tak lagi memberlakukan lockdown ditambah negara-negara OPEC tetap konsisten memangkas produksinya.

Berdasarkan data yang ditampilkan pada laman Bloomberg, harga minyak WTI di bursa Nymex untuk kontrak November 2020 pada Rabu (14/10/2020) kini berada di level 40,05 dolar AS per barel. Sementara, harga minyak brent di bursa ICE untuk kontrak Desember 2020 pada Rabu (14/10/2020) kini juga berada di level 42,48 dolar AS per barel.

Harga minyak dunia saat ini diprediksi akan melemah lagi mengingat sudah banyak perusahaan minyak yang mulai beroperasi kembali dan meningkatkan kapasitas produksinya sementara banyak negara yang masih melakukan lockdown secara parsial mengingat timbulnya second wave kasus COVID-19 di berbagai negara maju seperti Jerman, Prancis hingga Korea Selatan. 

Pengaruhnya Terhadap Indonesia

Meskipun Indonesia juga memiliki beberapa ladang minyak, namun posisi negara kita saat ini adalah nett importir sehingga penurunan harga minyak pada awal penyebaran virus corona harusnya sangat menguntungkan bagi Indonesia. Namun, di sisi lain, permintaan bahan bakar minyak di dalam negeri juga merosot mengikuti imbauan pemerintah untuk membatasi perjalanan dengan pemberlakuan work from home atau study from home

Permintaan bahan bakar minyak dari dalam negeri juga merosot sejalan dengan konsumsi yang menurun signifikan akibat dari kebijakan tersebut. Penetapan harga bahan bakar minyak di Indonesia menyesuaikan dengan Keputusan Menteri ESDM 62K/12/MEM/2020 mengenai Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai ketidakpastian permintaan minyak mentah hingga akhir tahun ini pastinya membuat harga akan bergerak fluktuatif. Menurutnya, penurunan harga minyak mentah dunia akan menguntungkan kalau ditransmisikan ke harga minyak domestik. Namun memang masalahnya, hal ini tidak umum terjadi.

Dari sudut pandang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penurunan harga minyak mentah justru menekan pendapatan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tetapi, ia percaya harga minyak masih akan tertahan pada level harga 30 dolar AS per barel hingga 40 dolar AS per barel dalam waktu dekat.

Adapun, salah satu perusahaan terbuka yang juga memproduksi minyak adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Sebagai salah satu produsen minyak, pastinya Medco sangat bergantung pada pergerakan naik turunnya harga minyak mentah. Tertarik untuk menanam saham di Medco? Gunakan aplikasi investasi Ajaib, dong! Aplikasi investasi Ajaib adalah platform investasi saham yang aman, praktis, dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja hanya dengan sentuhan jari.

Artikel Terkait