Berita

Kapan Penyembuhan Virus Corona dengan Vaksin Terealisasi?

Penyembuhan Virus Corona

Ajaib.co.id – Di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang telah menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia, penyembuhan virus corona yang paling ditunggu-tunggu oleh publik dunia adalah hadirnya vaksin yang bisa mengobati jutaan orang yang telah terjangkit virus mematikan satu ini.

Berbagai peneliti dari seluruh penjuru dunia saat ini sedang berlomba-lomba untuk menemukan vaksin corona yang paling ampuh dan efektif untuk bisa mematikan virus ini.

Namun, masyarakat dunia perlu bersabar akan hadirnya vaksin corona yang bisa dijual di pasaran. Bahkan, sejumlah pakar pesimistis terkait vaksin virus corona akan ditemukan sebelum tahun 2020 ini berakhir.

Mereka memprediksi vaksin virus corona yang aman dan bisa digunakan oleh masyarakat luas baru ada pada 2021 nanti.

Oleh karenanya, sebelum adanya penemuan vaksin virus corona, seluruh masyarakat di seluruh penjuru dunia wajib mewaspadai penetrasi virus ini. Sebab, musuh yang kita hadapi saat ini bisa dikatakan sebagai makhluk halus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sehingga, saat ini setiap invidu memiliki peranan yang penting untuk mencegah penyebaran virus corona yang terjadi di lingkungan yang paling kecil dalam ruang lingkup masyarakat. Misalnya keluarga, RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Kota, hingga Provinsi.

Namun semua itu dimulai dari lingkup yang paling kecil terlebih dahulu, yaitu keluarga.

Gejala Umum dari Covid-19

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh World Health Organization (WHO), masa inkubasi virus corona berlangsung selama 14 hari. Di mana dalam rentang waktu tersebut pasien yang terkena infeksi virus corona bisa menunjukkan gejala-gejala sakit di antaranya:

·        Deman.

·        Batuk kering.

·        Kelelahan.

·        Merasakan nyeri tenggorokan.

·        Diare.

·        Mata merah.

·        Sakit kepala.

·        Kehilangan indra perasa dan penciuman.

·        Ruam kulit pada jari tangan dan kaki.

Bahkan, bila terlambat ditangani pasien penderita Covid-19 bisa menunjukkan dan mengalami gejala serius seperti bagian dada terasa tertekan, sesak napas, kesulitan bernafas, dan hilangnya kemampuan untuk berbicara atau bergerak.

Nyeri dada yang dirasakan oleh pasien Covid-19 bisa dianalogikan seperti bagian dadamu sedang diduduki oleh seseorang. Selama masa inkubasi Covid-19 di tubuh kita selama 14 hari, setidaknya rata-rata gejala yang sudah redaksi Ajaib jelaskan di atas baru muncul dalam waktu 5-6 hari masa inkubasi.

Penyembuhan virus corona hingga saat ini belum ditemukan obat dan vaksinnya. Sehingga pemerintah hanya bisa mengimbau untuk berjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan dari World Health Organization (WHO).

Hal ini juga turut mengubah cara hidup seseorang di saat pandemi Covid-19.

Misalnya mengurangi aktivitas di luar ruangan, selalu menjaga jarak aman sekitar 1 meter, menggunakan masker saat harus keluar rumah, mengurangi transaksi keuangan dengan uang tunai, menghindari berkumpul dalam jumlah yang banyak, dll.

Seperti diketahui, keganasan Covid-19 bukan hanya menyebabkan masalah kesehatan saja. Melainkan, ada pula masalah lainnya yang ditimbulkan dengan merajalelanya virus ini di berbagai negara, yaitu masalah ekonomi.

Permasalahan ekonomi yang terjadi saat ini di tengah pandemi Covid-19 bisa kamu lihat dengan banyaknya masyarakat maupun perusahaan yang terkena imbasnya.

Di mana, hampir setiap harinya bila kamu membaca berita di TV, koran, dan media online pasti ada saja pemberitaan terkait adanya karyawan yang di-PHK dan dirumahkan.

Ini adalah gambaran umum dari keganasan Covid-19 yang sudah merenggut mata pencarian masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

Penyembuhan Virus Corona yang Dinilai Ampuh

Untuk penyembuhan virus corona di Indonesia dan dunia, kita hanya mengandalkan obat-obatan yang sudah ada di pasaran saat ini. Contohnya, dexamethasone sebuah obat dari golongan kortikosteroid, yang dinilai efektif dalam merawat para pasien Covid-19, hasil tes ini sudah diuji oleh peneliti dari Universitas Oxford, Inggris.

Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan bahwa obat dexamethasone dapat mengurangi risiko kematian dengan rasio 1:3 untuk pasien yang menggunakan ventilator, dan juga rasio 1:5 bagi pasien yang menggunakan tabung oksigen.

Tentu saja, penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Oxford, Inggris merupakan secercah harapan bagi publik dunia dalam menghambat penyebaran virus corona hingga mengakibat kematian. 

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Agus Dwi Susanto, mengungkapkan bahwa obat dexamethasone belum masuk ke dalam pedoman penanganan Covid-19.

Namun rekan-rekan tenaga medis telah menggunakannya pada pasien-pasien dalam kondisi berat dengan tabung oksigen, dan terlihat lebih bermanfaat dibanding diberikan kepada pasien dengan kondisi ringan.

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin edar bagi sejumlah obat untuk penangganan Covid-19 yakni hidroksiklorokuin, klorokuin, dan dexamethasone. Yang mana, ketiga jenis obat ini termasuk ke dalam golongan obat keras.

Ketiga obatan-obatan untuk penyembuhan virus corona ini diberi izin edar oleh BPOM dengan dua syarat, yaitu:

·        Harus diberikan dalam ranah obat uji coba yang berarti wajib memiliki uji klinik dan pemantauan keamanannya.

·        Obat-obatan ini hanya boleh digunakan saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Kedua syarat ini dapat diartikan bahwa penggunaan obat-obatan ini tergolong jenis obat keras, sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang oleh masyarakat luas, selain melalui anjuran dokter.

Karena semua obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh kita bisa menimbulkan efek samping dari tingkat ringan hingga berat sekalipun.

Seperti penggunaan hidroksiklorokuin yang berdasarkan WHO bisa menimbulkan masalah serius seperti pada detak jantung pasien Covid-19.

Saat ini, kita hanya bisa menunggu hingga vaksin corona benar-benar bisa ditemukan sambil mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah setempat untuk selalu melindungi diri dengan menggunakan masker saat harus keluar dari rumah.

Pemulihan ekonomi di Indonesia juga tergantung dari seberapa cepat vaksin corona nantinya bisa ditemukan, semakin cepat vaksin corona ditemukan semakin cepat pula masyarakat kita bisa hidup normal seperti sedia kala.

Artikel Terkait