Dunia Kerja

Benarkah Job Hopping Bisa Buat Gaji Melejit? Cek Dulu Fakta Berikut Ini!

job-hopping

Ajaib.co.id – Dalam dunia kerja, seorang karyawan bisa memutuskan resign karena sejumlah alasan, namun tak jarang juga banyak karyawan muda di luar sana yang sering berpindah kerja dalam kurun waktu yang terbilang singkat, fenomena ini dikenal dengan istilah job hopping.

Job hopping adalah suatu tren di dunia kerja yang umumnya identik dengan karyawan milenial yang lahir pada 1980 – 1990an, lantaran generasi milenial ini punya kecenderungan seringkali berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

Walaupun kamu bisa dicap negatif sebagai kutu loncat di mata perusahaan, namun melakukan job hopping sebenarnya bisa berdampak positif bagi kariermu jika kamu melakukannya dengan penuh pertimbangan.

Agar kamu tidak bimbang saat mengambil keputusan karier, penting bagi kamu untuk memahami kelebihan dan kekurangan job hopping sebelum melakukannya.

Apa Itu Fenomena Job Hopping?

Sedikit banyaknya redaksi Ajaib sudah menjelaskan secara singkat apa itu job hopping. Fenomena satu ini memang berkembang di dunia kerja khususnya bagi karyawan-karyawan muda di sebuah perusahaan.

Tawaran gaji yang menggiurkan dari perusahaan lain bukanlah satu-satunya alasan mengapa banyak karyawan muda seringkali berpindah kerja. Ternyata, ada sejumlah alasan lainnya mengapa karyawan muda melakukan job hopping berikut ini.

  • Lokasi kerja saat ini jauh dari domisili.
  • Bosan dengan rutinitas kerja, sehingga mereka mencari tantangan baru di perusahaan lain.
  • Tidak punya jenjang karier yang jelas di perusahaan saat ini.
  • Ingin mencari lingkaran pertemanan yang lebih banyak.

Ini adalah beberapa alasan mengapa banyak karyawan muda di luar sana seringkali berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

Untuk sekali pindah kerja para karyawan milenial bisa mengantongi kenaikan gaji hingga 30% dari gaji yang diperoleh di perusahaan sebelumnya.

Biasanya, para karyawan milenial yang dicap sebagai kutu loncat adalah mereka yang suka berpindah kerja dalam kurun waktu tidak lebih dari 2 tahun. Jadi, tak heran bila sebuah perusahaan yang banyak diisi oleh karyawan muda cenderung punya tingkat turnover yang tinggi setelah karyawan muda tersebut bekerja memasuki tahun ketiga.

Tahun kedua  bekerja bagi karyawan milenial adalah tahun di mana mereka melakukan wait and see, serta sedang mempertimbangkan beberapa tawaran yang datang dari perusahaan lain.

Di momen inilah banyak karyawan milenial yang mempertimbangkan melakukan job hopping atau memilih berpindah kerja.

Kelebihan Job Hopping

Job hopping bukanlah keputusan yang buruk bagi karir seorang karyawan. Melainkan, bisa menjadi batu lompatan bagi kamu yang ingin punya prospek karier yang lebih baik. Inilah beberapa kelebihannya.

1. Gaji Naik Tajam

Berbekal pengalaman dan prestasi kerjamu di perusahaan sebelumnya, mengharapkan memperoleh kenaikan gaji hingga 30% di perusahaan yang baru bukanlah hal yang mustahil.

Kenaikan gaji ini bisa dikarenakan kamu mendapatkan posisi jabatan yang lebih tinggi dibanding sebelumnya, hingga perusahaan baru lebih bonafide dalam memberikan gaji kepada karyawan baru.

2. Bisa Punya Jenjang Karier

Manajemen perusahaan yang buruk, hal ini seringkali menjadi biang kerok dari mundurnya karyawan-karyawan berkualitas. Namun dengan melakukan job hopping, kamu punya kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan perusahaan yang menawarkan jenjang karier yang lebih jelas.

Hal ini tentu dapat menambah motivasi kamu saat bekerja di perusahaan tersebut.

3. Mendapatkan Kenyamanan Saat Bekerja

Lingkungan kerja yang buruk membuat karyawan tidak betah bekerja di sebuah perusahaan. Sehingga, banyak karyawan milenial yang memilih resign dan sering berpindah kerja untuk memperoleh lingkungan kerja terbaik demi mendukung perkembangan karir di dunia kerja.

4. Membangun Koneksi

Dengan punya banyak pengalaman dan koneksi, hal ini bisa bermanfaat bagi perkembangan karier kamu. Ini adalah kelebihan melakukan job hopping, di mana kamu akan mendapatkan banyak pengalaman dan juga teman guna menunjang karier kamu.

Baca juga: Cara Bangun Networking untuk Kembangkan Karier

Kekurangan Job Hopping

Walaupun bisa berdampak positif bagi karir seorang karyawan, ternyata melakukan job hopping juga bisa memperburuk reputasi seorang karyawan di mata perusahaan.

1. Dicap Kutu Loncat

Karyawan kutu loncat seringkali dicap tidak profesional di mata perusahaan. Bahkan, tak jarang banyak perusahaan di luar sana yang menolak tipe karyawan satu ini. Lantaran, mereka tidak punya sikap loyal kepada perusahaan.

2. Mendapatkan Lingkungan Kerja yang Lebih Buruk

Banyak karyawan yang menyesal di kemudian hari setelah mereka memilih pindah ke perusahaan baru. Karena mereka perlu memulai segala sesuatunya dari awal, mulai dari beradaptasi dengan budaya kerja hingga lingkungan kerja yang baru.

3. CV Dianggap Buruk

Sering berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain bisa memperburuk reputasimu di mata perusahaan. Di mana, hal ini bisa dinilai oleh seorang HRD perusahaan melalui CV kamu.

Dengan masa kerja yang terhitung hanya 1-2 tahun di sebuah perusahaan. Tentu HRD perusahaan sulit merekomendasikan kamu untuk bekerja di suatu perusahaan. Lantaran, HRD perusahaan khawatir kamu hanya bertahan sebentar saja di perusahaan tersebut.

Baca juga: Cara Membuat CV yang Tepat Beserta Tips dan Triknya

4. Tidak Menghargai Proses

Dengan melakukan job hopping sebenarnya kamu sudah menempuh jalan pintas untuk mencapai kesuksesan karier lebih cepat. Namun kekurangan cara ini adalah kamu menjadi pribadi yang tidak menghargai proses, karena kamu ingin semua serba cepat dan instan untuk menggapai suatu hal.

Hal-Hal yang Harus Kamu Pertimbangkan Sebelum Melakukan Job Hopping

1. Manusia Tidak Akan Pernah Puas

Berkali-kali kamu berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Kamu pasti tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dicapai saat ini.

Tentu mindset ini bisa kamu tanamkan pada diri kamu sebelum melakukan job hopping agar tidak menyesal di kemudian hari.

2. Pertimbangkan Faktor Usia

Melakukan job hopping itu sah-sah saja dilakukan oleh setiap karyawan di luar sana. Namun yang harus kamu pertimbangkan adalah faktor usia. Mengapa?

Seiring dengan semakin bertambahnya usia, biasanya karyawan akan menjadi lebih sulit untuk diterima kerja di sebuah perusahaan. Masa-masa terbaik bagi kamu yang ingin melakukan job hopping adalah ketika kamu masih berusia di bawah 35 tahun.

Walaupun seringkali dicap negatif sebagai kutu loncat oleh perusahaan, karyawan yang hendak melakukan job hopping perlu mempertimbangkan sejumlah hal sebelum melakukannya.

Hal ini mengingat seiring semakin bertambahnya usia dan semakin banyaknya tanggungan. Setidaknya, kamu perlu mencari pekerjaan yang langgeng untuk ditekuni agar dapat mengurangi risiko keuangan yang bisa terjadi, misalnya kemungkinan terkena PHK.

Artikel Terkait